Seminggu sebelum ujian semester-pun tiba. Itu artinya hari ini adalah jadwal menampilkan Drama musikal. Semua kelas dari mulai kelas 10 hingga kelas 12 harus menyiapkan Drama mereka masing-masing.
Kebetulan kelas gue dapet urutan yang ke 13, mungkin tampilnya agak siangan. Dan itu alasan kenapa gue masih ada dirumah saat ini.
Grup chat kelas-pun sudah ramai menyuruh seluruh orang untuk datang lebih awal, supaya semuanya bisa disiapkan dengan matang. Dan betapa beruntungnya jadi orang kayak gue yang bodo amat akan hal itu.
Ploop
Ploop
Notifikasi di hp gue terus berbunyi, ngeganggu gue yang masih enak rebahan di atas kasur.
Class IPA-5
Salsa
Jo make up jangan lupaJovina
Wokeh.Dita
Yang masih di luar tolong ambilin kostum ya di tempat jahit yang waktu itu.Raffi
Udah gue bawa kemarin.Sindy
Cepet guys pada ke kelas.Salsa
Yang belom dateng buruan ya, kita siap-siap dari sekarang supaya nanti gak keteteran.Jam baru saja menunjukkan pada pukul delapan pagi, sedangkan mereka sudah hactic sedari kemarin. Dengan malasnya gue beranjak pergi kekamar mandi.
Hari ini gue cuman pake kaos hitam polos dengan celana jins selutut. Toh untuk musik tidak ditentukan kostumnya seperti apa, berbeda dengan pemain.
Gue ngambil gitar terus kebawah untuk sarapan. Ternyata disana sudah ada stick note dari Bia. Ternyata dia sudah berangkat sejak tadi.
Daffa, bia udah masakin nasi goreng. Dimakan ya
Debia
Senyuman gue merekah. Tak mau buang-buang waktu segera gue-pun menyantap masakan yang dibuat oleh Debia.
Semua kelas menjadi ramai karena sedang mempersiapkan untuk pentas mereka masing-masing. Praktek ini di selenggarakan di aula jadi untuk menyiapkan segalanya kita harus merelakan kelas kita berantakan karena peralatan dan sebagainya sebelum di bawa ke aula.
“Good boy. Jam berapa sekarang?” tanya Salsa sinis dari luar pintu kelas.
“jam setengah sepuluh” jawab gue dengan santainya.
“ckckck. Orang dateng pada pagi-pagi. Lo nyelo amat” ujar Noval yang baru aja nongol dari dalam kelas. Seketika gue ngeliatin penampilannya dari atas sampe bawah.
“rapih amat lo. Mau ke ondangan” ucap gue. pasalnya dia memakai kemeja maroon yang dilipat sesiku dengan bawahan levis khaki panjang.
“cowo ganteng itu harus perfect” ucapnya. Gue mendengus sebelum masuk kedalam. Dan betapa hebohnya suasana kelas saat ini. gue melengo melihat itu semua.
Ada yang lagi nyelesain properti. Ada yang sibuk menata kostum. ada yang lagi nyatok rambut. Ada yang lagi ngecas hp. Dan ada juga yang hactic nyari gincu.
Tapi dari semua kehebohan itu pandangan gue terpaku pada Debia yang tengah ditata rambutnya oleh Jovina. Gue gak bisa ngedip liat dia yang udah pake make up tipis. Mata gue rasanya terus tertuju pada kilapan cahaya indah di bibir istri gue. gue tau dia pasti pakai lipstik glosy dan itu membuat gue dari tadi gagal fokus terus. Gue pengen nyobain bibirnyaaaaa- teriak gue dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dini?
Novela Juvenil18++ Nikah Dini? Bagaimana kedua manusia yang di jodohkan oleh para orang tuanya bisa menjalankan pernikahan di usianya yang masih muda? Bisakah Debia Meisie Maheswari memerankan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus seorang pelajar? Dan bisaka...