Kali ini aku bangun lebih awal, aku berniat untuk membuatkan bekal Daffa. Aku tidak mau lambungnya kambuh lagi. Mau bagaimanapun aku harus berusaha sebisa mungkin agar dia tidak dulu jajan di luar.
Setelah makanan dan minumannya sudah rapih di kemas akupun segera naik ke kamar Daffa. Beberapa kali aku mengetuknya tetapi tidak ada jawaban.
Akupun membuka pintu itu perlahan, namun tidak ada siapa-siapa di dalam. Aku bisa mendengar gebyuran air di dalam kamar mandi, dan aku bisa memastikan bahwa Daffa sedang mandi.
Segera aku mencari tas sekolahnya. Saat aku membuka tasnya ternyata dia belum menyiapkan jadwal. Dengan lihai akupun memasukkan buku-buku untuk pelajaran hari ini.
Tak lupa dengan bekal makan yang telah aku siapkan. Aku menempelkan stick note di atasnya.
Sebelum Daffa keluar dari kamar mandi aku sudah lebih dulu keluar dari kamarnya.
...
Saat jam istirahat aku, Jo, dan Salsa pergi kekantin. Seperti biasa yang kita pesan adalah bakso, kalo tidak bakso ya mie.
“gue yang pesenin deh” ucap Jo.
“nah gitu dong kali-kali” ucapan Salsa berhasil membuatku tertawa. Mengingat di antara kami bertiga yang paling malas mengantri adalah Jo.
“kesambet apa sih gue mau ngantri buat kalian” ucap Jo sendiri, diapun beranjak pergi untuk memesan, meninggalkan kami yang masih tertawa.
“wihhh anak mamih tumben banget bekel makan” ucapan Jo berhasil membuat kita mengalihkan pandangan ke arahnya.
Seketika senyumanku merekah saat melihat Daffa dengan lahapnya menyantap masakanku, walaupun terlihat jelas bahwa dia sedikit malu mendengar ledekan Jo.
“berisik lo” sambar Daffa. Mataku masih tertuju pada mereka.
“eh btw tempat makannya sama kayak yang kemarin si Bia bawa deh” Deg. Seketika detak jantungku menjadi tidak beraturan, bagaimana aku bisa seceroboh itu.
“yee perasaan lo aja kali” timpal Reynan.
“heem, emangnya ini di jual satu doang apa, di pasar loak juga banyak kali” tutur Daffa. Aku hanya bisa merutuk didalam hati.
Daffa gimana sih, itukan oleh-oleh dari papahku waktu abis pulang dari singapore-batinku.
Seketika pandangan kami bertemu sebelum dia melanjutkan makannya lagi.
Daffa POV
Gue masih mandangin sticknote yang ada di pegangan gue. disana tertulis.
Dimakan ya :)
-Debi.
Gue selipin note tersebut di balik buku pelajaran. Itu adalah hal manis pertama yang ga akan gue buang. Gue ga bisa nutupin hati gue yang lagi berbunga-bunga. Ternyata gini ya rasanya di perhatiin istri-batin gue.
“buruan Daf” lamunan gue buyar saat Noval membuka suara.
Kali ini memang sudah jam pulang, tetapi kelas gue mengisi waktu untuk latihan Drama lagi. Segera gue ngambil gitar lalu bergabung dengan Reynan dan Noval di bagian musik.
“sountrack film aladdin udah pada tau kan?” tanya Salsa.
“Haaa?” kompak kami bertiga.
“yang mana?” tanya gue. sumpah seumur hidup gue ga tau sama sekali lagu film-film princess.
“yang di film-nya itu lohh, a whole new world sama speechless, masa ga tau” ujar Salsa.
“ya salah lu lah gak ngasih tau kita dari awal” timpal si Kriwil alias Reynan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dini?
Подростковая литература18++ Nikah Dini? Bagaimana kedua manusia yang di jodohkan oleh para orang tuanya bisa menjalankan pernikahan di usianya yang masih muda? Bisakah Debia Meisie Maheswari memerankan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus seorang pelajar? Dan bisaka...