ㅡ 04 Testpack

11K 1.3K 47
                                    

ㅡ 💌 ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡ 💌 ㅡ

Sudah hampir 2 minggu terakhir ini Wonwoo merasakan mual. Padahal alerginya biasa hilang dalam kurun satu hari saja. Kepalanya pusing, dan ia sangat cepat merasa lelah.

Ini sungguh aneh.

Puncaknya adalah saat Elang mengajaknya ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar atau bahasa kerennnya disebut mall.

Tanpa sengaja Danu melirik jajaran rak yang berisi alat tes kehamilan. Entahlah, matanya tiba-tiba saja terpusat pada alat itu.

Perasaan penasaran mulai menyergapi Wonwoo. Ia perlahan-lahan mendekat kearah rak itu. Setelah lama memandangi alatnya dengan seksama, Wonwoo mencoba mengambil satu namun langsung diurungkannya.

Elang Mingyu yang melihat tingkah aneh Wonwoo hanya mampu memperhatikan setiap pergerakan lelaki manis itu.

Sebuah ide terlintas di pikiran Mingyu. Ia menarikan jari-jari tangannya diatas ponsel pintarnya. Memesan barang yang jadi perhatian Wonwoo lewat perantara ojek online.

"Hei, lagi liatin apa sih?" tanya Mingyu pada Wonwoo.

Yang ditanya menggeleng pelan. "Enggak.. Lang, cari makan yuk? Laper," ajaknya kemudian.

"Mau makan apa?"

"Lagi pengen makan ayam." jawab Wonwoo.

"Ayam idup?" Mingyu berucap dengan nada bercanda.

"Gak lucu, Elang." sarkas Wonwoo seraya memutarkan kedua bola matanya.

Mingyu terkekeh kecil. "Bercanda atuh.."

Wonwoo mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru mall, mencari tempat makan yang sekiranya lumayan lenggang. Ia malas harus antri dan berdesak desakkan dengan pelanggan lainnya.

Pilihannya jatuh pada kedai restoran siap saji. Ia sungguh lapar sekarang.

"Nu, tunggu disini ya. Aku keluar sebentar."

Dengan alis yang menukik, Wonwoo bertanya. "Mau kemana?"

"Bentar doang, mau ambil barang."

Setelah mendapat anggukan dari Wonwoo, Mingyu pun turun dan keluar dari mall tersebut. Menghampiri ojek online yang membawakan pesanannya tadi.

Beberapa menit berjalan, akhirnya Mingyu sampai di lokasi yang sudah ia cantumkan tadi. Di pinggir mall.

"Mas Elang, ya?" tanya ojol tersebut.

Mingyu menganggukkan kepalanya.

"Ini pesanannya. Ada burger keju, obat pereda mual sama alat testpack." ojol itu menyebutkan kembali pesanan Mingyu.

Lelaki jangkung itu mengambil barang yang berada dalam satu kresek dari genggaman supir ojol tersebut. Kemudian ia memberikan uang beserta ongkosnya.

"Kembaliannya buat Mas aja." ucap Mingyu.

"Waduh, beneran nih? Makasih ya,"

Bukannya pergi, supir ojol itu malah diam di tempat itu, membuat Mingyu mendesah nafasnya kasar.

"Kenapa masih disini?"

"Eh?" supir ojol itu tersentak saat Mingyu memberikan tatapan tajamnya. "Ya nungguin orderan lagi lah, Mas."

"Gausah disini bisa?"

"Yaudah iya," sambil menggerutu kecil, supir ojol itu pun meninggalkan tempat itu.

Meninggalkan Mingyu yang sedang termenung memandangi barang digenggamannya.

ㅡ 💌 ㅡ

"Kamu bercanda?!"

Wonwoo bertanya heran ketika Mingyu menyodorkan sebuah alat testpack kehadapannya. Kini mereka berdua berada di kamar Wonwoo, dengan Wonwoo yang duduk dipinggiran ranjang dan Mingyu disampingnya.

"Aku liat kamu tadi liatin alat ini di mall." ujar Mingyu.

Wonwoo menghela nafas pelan. "Iya, Lang. Tapi kan aku cowok, ngapain pake alat ginian?"

"Tapi kamu penasaran 'kan? Kamu hampir tiap hari mual-mual, Danu."

Manik Wonwoo bergulir kesegala arah, menghindari kontak mata dengan Mingyu. Ia perlahan menggapai alat itu, lalu berjalan kearah kamar mandi yang berada dalam kamarnya.

Mingyu mengekor, memandang Wonwoo yang sedang mengamati testpack yang ia belikan, di palang pintu kamar mandi.

"Mama Papa kamu belum pulang kerja? Somi?"

Nihil, pertanyaannya tak digubris sama sekali oleh Wonwoo.

"Gak mau nyoba ditempat lain aja, Nu? Akuㅡ"

Blam!

Pintu kamar mandi ditutup tiba-tiba.

Sejenak Wonwoo berkaca pada cermin. Ia tak percaya akan melakukannya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa Wonwoo pun merasa penasaran dengan keanehannya beberapa minggu ini.

Dengan sedikit rasa ragu Wonwoo mulai menggunakan testpack itu. Berharap-harap cemas atas hasil yang akan dikeluarkan oleh alat ini.

Mata Wonwoo terpejam tak sanggup untuk melihat langsung hasilnya. Hatinya mencelos saat ada garis dua berwarna merah pada testpack yang digunakannya.

"M-mana mungkin..?"

Tangan Wonwoo bergetar hebat, ia seketika lemas. Memandangi terus menerus alat kecil digenggamannya.

Sedangkan itu, Mingyu pun sama cemasnya diluar sana. Mingyu berkali-kali menghela nafas karena merasa gusar. Kedua tangannya terpaut, merasa gugup.

Suara pintu berdecit pelan berhasil mengalihkan atensi Mingyu. Ia lantas mendongkak dan menatap wajah Wonwoo yang sulit untuk terbaca.

Tanpa sepatah kata terucap, Wonwoo memberikan hasil alat tes tadi pada Mingyu. Raut wajah terkejut pun tak dapat ter elakkan. Mingyu sungguh terkejut dengan semua ini.

".. Nu,"

"Positif. Hasilnya positif."

"T-tapi kamu.." Mingyu tak mampu melanjutkan perkataannya. Semua kata yang ingin ia katakan seakan tercekat ditenggorokan.

"Aku gak ngerti!!" lirihan kekecewaan terdengar memenuhi kamar bernuansa putih itu.

Wonwoo memejamkan matanya frustrasi. Menyesal karena telah mencoba alat kecil yang membuatnya ingin menangis sejadi jadinya.

Ini salah, sangat salah.

TBC

Halo!

Buat yang gak suka genre Mpreg mendingan jangan maksain baca ya darling ❤~

Btw lapak ini krik dan berdebu banget ya, apa aku tarik dari peredaran aja?

©Suni💛

Dumb Litty » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang