ㅡ 💌 ㅡ
Seperti yang sudah dijanjikan, Mingyu mengajak Wonwoo untuk jalan-jalan sabtu malam ini. Oh tentu saja mereka tidak hanya berdua, ada keempat temannya juga yang ikut.
Mingyu membawa Wonwoo ke salah satu kedai seafood pinggir jalan, di daerah tempat ia tinggal. Olahan disini sangat terkenal dengan kesegarannya.
Maka tak heran apabila pada saat mereka berenam memasuki tempat ini, tidak banyak kursi yang kosong. Semuanya telah terisi penuh.
"A' Elang tumbenan bawa temennya banyak gini,"
Si penjual itu berujar pada Mingyu. Sesekali ia tersenyum pada orang yang ada dimeja tersebut sambil membawakan pesanan milik mereka berenam.
"Iya, Mang Isman. Malam minggu kan waktunya ngapelan, ya gak?" Mingyu menurun naikkan alisnya kepada orang yang ia panggil Mang Isman tadi.
Mang Isman lantas tertawa mendengar candaan dari Mingyu. Sedangkan Wonwoo yang duduk disebelahnya hanya merotasikan bola matanya malas, begitu pula dengan yang lain.
"Ngapelan ngapelan.. Ditembak aja kagak!" ucap Soonyoung rada ngegas.
"Apesi, kok lo yang sensi sama gue, Young!"
"Heh diem lo berdua! Jangan mulai adu bacotnya!"
Jihoon yang telinganya tidak siap mendengar debat bacot antara keduanya langsung menengahi Mingyu dan Soonyoung yang kayaknya sebentar lagi bakal bacok-bacokan.
"Bener tuh, orang Ardanu nya aja diem aja." Seungkwan ikut membuka suaranya.
Vernon yang sedaritadi hanya diam mendengarkan pun kini sudah mulai sibuk menyantap makanannya, dan yang lain ikut menyusul kemudian.
"Nu, cobain deh kerangnya! Enak tau," Mingyu menunjuk sepiring kerang yang tersaji sangat menggoda dihadapannya.
"Bersih nih?"
Mingyu menghentikan kegiatannya sejenak, memandang Wonwoo yang hanya meminum es teh manis hangat miliknya.
"Ya bersih lah, Nu. Nih nih liat aku makan ya," setelah berkata seperti itu, Mingyu membuka satu kerang dan memasukan dagingnya kedalam mulutnya.
Wonwoo hanya menatap gaya makan Mingyu. Jujur saja, itu sedikit aneh. Ia menyunggingkan seringaian kecil saat Mingyu terus saja memintanya untuk mencoba kerang yang katanya rasanya sangat enak.
"Ayo Nu, cobain aja. Gedeg gue liat muka tengil si Elang yang minta di sleding gitu." Raditya Jihoon berucap sebal.
"Ji.. Mulut lo kalah pedes sama sambel cocol ini, loh."
Ujaran Mingyu barusan berhasil membuat mereka semua yang ada di meja itu tertawa puas.
"Oke. Nih gue makan kerangnya."
Wonwoo membuka satu kerang dan mencoba mengunyah daging kenyal tersebut. Rasanya ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan.
"Gimana? Enak 'kan?"
Wonwoo mengangguk. Karena ketagihan, Wonwoo pun membuka kembali beberapa kerang. Namun beberapa menit kemudian, perutnya terasa mual. Ia menutup mulutnya dan berlari keluar kedai.
Mingyu yang melihat Wonwoo menahan rasa mual seperti itu tak ayal langsung bangun dari duduknya dan segera menghampiri Wonwoo. Dilihatnya wajah Wonwoo yang mulai memucat, keringat dingin pun keluar dari dahinya. Mingyu langsung dilanda rasa khawatir saat itu juga.
"Danu, kamu kenapa?!" tanya Mingyu panik.
"Gak tau, tiba-tiba mual aja.."
"Jangan bilang kamu alergi sama seafood, iya 'kan?"
Seketika Wonwoo terdiam, baru teringat bahwa ia memang memiliki alergi terhadap semua olahan seafood. Wonwoo meringis kecil, ia lupa mengatakan hal ini sebelum Mingyu membawanya kesini.
Mingyu menghela nafasnya, melepas jaket yang ia pakai dan segera menyampirkannya pada kedua bahu Wonwoo.
"Kita pulang sekarang. Pake jaketnya biar gak masuk angin."
ㅡ 💌 ㅡ
"Loh, kenapa kamu pucet gini, nak?" Seulgi, ibu dari Wonwoo itu menatap khawatir putranya.
"Danu gapapa, Ma." jawab Wonwoo.
Mingyu tersenyum canggung pada ibu Wonwoo, merasa tidak enak karena ialah penyebab Wonwoo menjadi seperti ini.
"Maaf Tan, saya ajak anak Tante ke tempat makan seafood. Saya gak tau kalo Danu alergi makanan laut." Mingyu menjelaskan.
Seulgi menatap Mingyu penuh selidik. Tapi ketika dirinya memandang manik Mingyu, terlihat tidak ada kebohongan sedikitpun disana. Ia pun tersenyum maklum, menepuk bahu lebar Mingyu pelan.
"Gak papa. Tante tau pasti anak Tante ini yang bandel." ucap Seulgi dan dihadiahi delikan tak suka dari Wonwoo.
"Mama!"
"Lagian kamunya juga. Udah tau gak kuat makan seafood, masih dimakan aja." Seulgi mulai mengomel.
Mingyu tersenyum kecil dan memutuskan untuk pulang. Ia meraih tangan Seulgi untuk berpamitan. Matanya merotasi kala Wonwoo pun ikut memberikan tangannya, meminta Mingyu untuk menyalaminya juga.
"Harusnya kamu yang salim sama aku," ujar Mingyu sambil menepis tangan Wonwoo dihadapannya.
"Tidur sana! Mimpi aja dulu,"
Terkekeh kecil, Mingyu pun berpamitan sekali lagi. "Saya pamit dulu, Tante."
Seulgi mengangguk mengiyakan. Kemudian beliau menyenggol bahu anaknya, memberikannya senyuman menggoda saat melihat Wonwoo terus menunjukan binar senang.
"Siapa itu? Pacar kamu ya?" Seulgi bertanya jahil.
"Bukan, Ma. Cuma temen." Wonwoo mendengus.
"Temen ya?" Seulgi mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Sopan banget ya, Mama liat dia anaknya baik, Nu."
"Ya ya, terserah Mama aja." Wonwoo melenggang masuk kedalam rumah mendahului sang ibu yang ditinggal diluar sendirian.
Seulgi hanya mampu terkekeh melihat sikap putra kesayangannya itu. Anak nya yang manis kini sudah beranjak dewasa. Seulgi sebenarnya tidak tahu pasti orientasi seksual putranya. Namun jika Wonwoo bahagia dengan pilihannya nanti, ia pun tak mungkin untuk menghalanginya.
Seulgi terlaluㅡsangatㅡmenyayangi Wonwoo.
"Kamu nurun siapa sih, nak.."
TBC
Halo!
Kalian ada rekomen buat jadi cast Papa nya Wonwoo gak? Sama ortu Mingyu sekalian wkwk kalo bisa sih couple straight :v
©Suni💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Litty » Meanie ✔
Fanfiction[ Completed ] Mereka bukanlah sepasang kekasih, melainkan hanya sepasang teman yang saling menyimpan rasa satu sama lain. Dan hanya dalam satu malam, kehidupan mereka perlahan berubah. "Saya bakal tanggung jawab." Warn⚠ Pairing Meanie! | Drama! | L...