ㅡ 15 Sulit untuk menerima

7K 894 50
                                    

ㅡ 💌 ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡ 💌 ㅡ

Sudah lebih seminggu ini Mingyu tidak pulang kerumah. Mingyu hanya mengirim pesan singkat yang mengatakan bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja.

Wonwoo tentu merasa kesepian tanpa kehadiran penggodanya itu. Selama seminggu ini pula kegiatan Wonwoo tak jauh dari berjalan-jalan di area sekitaran kompleks. Mengenyahkan rasa sepi itu dengan mendengarkan musik balad kesukaannya melalui sepasang earphone.

Perut Wonwoo yang mulai membesar menyulitkannya untuk menyembunyikan baby bump tersebut. Hoodie kebesaran sudah melekat ditubuhnya, namun itu tidak cukup menutupi tonjolan menggemaskan pada perutnya.

Lelah berjalan-jalan, Wonwoo pun memutuskan pulang ke rumah. Hidupnya terasa membosankan sekali, ia jadi tidak sabar kembali berkuliah lagi seperti dulu. Bertemu Jihoon dan Seungkwan, bercanda serta melakukan hal-hal menyenangkan bersama mereka berdua.

Sesampainya di rumah Wonwoo langsung melepas hoodie nya karena merasa gerah, menyisakan kaos polos lengan pendek berwarna biru langit, warna favoritnya. Lalu ia berjalan hati-hati menaiki satu persatu anak tangga, kearah kamar.

"SURPRISE!~"

Ketika membuka pintu kamar, Wonwoo dikejutkan oleh suara keras dari seseorang. Sepertinya lebih dari satu suara. Dan memang benar saja, Wonwoo mendapati Seungkwan dan Jihoon yang berada dalam kamarnya bersama Seulgi sang Mama.

Jihoon dan Seungkwan segera menghampiri Wonwoo, menarik tubuh jangkung sahabatnya tersebut guna duduk diatas ranjang.

Seulgi yang menyaksikan hanya tersenyum tipis seraya pamit keluar dari kamar anaknya. Membiarkan Wonwoo menghabiskan waktunya bersama para sahabatnya itu.

"Mama keluar dulu ya sayang, kalo butuh apa-apa turun aja ke bawah." ujar Seulgi dan dijawab anggukan oleh Wonwoo.

"Makasih, Tante!" timpal Seungkwan disertai senyuman lebar.

Sepeninggal Seulgi, dua orang berbeda sifat itu langsung heboh merecoki Wonwoo. Terutama Seungkwan, dia menanyakan puluhan macam pertanyaan yang sukses membuat Wonwoo tidak merasa kesepian lagi. Setidaknya untuk hari ini.

Sementara Jihoon sibuk memperhatikan tubuh Wonwoo, sudah terlalu banyak perubahan signifikan yang begitu kentara disana. Manik sipitnya diam-diam mendalami manik rubah Wonwoo yang terlihat redup. Tidak ada binar kesenangan lagi, hal itu cukup menarik simpati Jihoon. Ia merasa iba.

"Won, gimana kabar lo?" Jihoon akhirnya membuka suara.

"Kayak yang lo liat, Ji."

"Dedek nya sehat gak?"

Wonwoo tersenyum senang, "Dia sehat, aktif banget malahan."

Jihoon tak bertanya lebih lanjut, apalagi menanyakan tentang Mingyu. Ia paham betul mereka berdua sedang renggang saat ini. Tujuan dia mengajak Seungkwan berkunjung ke rumah Wonwoo pun tak luput dari titah Mingyu saat di kampus.

Dumb Litty » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang