"Pagi yang buruk berpotensi merusak mood seharian"
---
Air Mata Surga
______________________Semakin lama tamu undangan yang datang juga semakin ramai,sampai membuat kedua mempelai tidak henti berdiri menyalami tamu yang datang.
"Kalo capek masuk aja yuk, kasian liatnya,"Radit menatap Rukhsa yang sedang mengipas wajah dengan tangannya.
Berbicara tentang panggilan, beberapa hari sebelum hari besar ini, dia bertanya pada Meta panggilan apa yang pantas diucapkan untuk istrinya kelak, dan gadis itu berkata 'tererah lo, yang penting harus sopan dong'
Tidak salah kan jika memanggil dengan sebutan Adek, karena jika tidak salah semua keluarganya memanggilnya seperti itu. Sebenarnya sangat memuakkan, tapi bukankah wanita sepesial seperti Rukhsa pantas.Entahlah itu seperti perintah dari otak dan langsung disampaikan lewat lisannya.
Dalam hati Radit juga bingung,dorongan dari mana dia mengatakan itu.Memang sejak tadi Radit memandang istrinya itu melas,walaupun pakaian dan riasan yang dipakai Rukhsa itu tergolong sederhana tapi tetap saja tidak nyaman bukan,ditambah lagi tubuh yang lengket pasti risih rasanya.
Setiap temannya yang datang Rukhsa pasti langsung mendapat pelukan dan cipika cipiki dipipinya,karena memang mayoritas teman wanitanya yang datang.Rukhsa mengulas senyum lembut dan menatap sendu manik Radit,"sebentar lagi, kasian mereka sudah jauh datang."
Radit hanya membalasnya dengan senyum yang sangat jarang dilihat oleh orang-orang.
"Assalamualaikum pak bos,"suara gambreng yang tidak asing tiba-tiba berada disamping Radit.
Menggunakan kutu baru dan sepatu heels setinggi sepuluh centimeter serta rambut yang digulung tak lupa sling bag H, membuat penampilan wanita itu sangat perfect.
Radit langsung menoleh lalu berdiri dan menyambut uluran tangannya.
"Happy wedding pak Radit,jadi keluarga samawa biar saya cepat gendong keponakan,"kata gadis itu dengan cengiran khasnya.
"Saya kira kamu tidak datang Lisi."
"Mana mungkin saya tidak datang pak.Secara ini kan hari sakelar bos tercinta saya,"jawabnya sembari bersalaman dan berpelukan dengan Rukhsa.
"Selamat ya bu,anda adalah wanita hebat yang bisa menaklukkan pria kaku dan kejam seperti pak Radit.Spesies langka."
Rukhsa tersenyum geli sampai menggelengkan kepalanya.
Sementara Radit,dia sudah memasang ancang-ancang jika sekretarisnya ini akan berbicara aneh lagi Radit pasti akan membekap mulutnya.
Bisa-bisanya membongkar aibnya didepan istrinya seperti ini,ditambah lagi disini ramai orang.Tapi Radit bernafas lega saat Lisi beralih membahas tempat ini.
Sepeninggalan Lisi,Rukhsa kembali menatap Radit tapi penuh makna kali ini.
Radit yang tidak pernah ditatap selama itu oleh Rukhsa,kalang kabut tidak jelas.Santai Dit,itu istri lo sendiri.
Lisiii!ngomong apa aja gadis itu?Rukhsa memutuskan kontak mata kala Salma dan Zuara menghampirinya.
***
Sekitar jam sepuluh malam barulah rangkaian acara selesai semua,tapi masih ada beberapa tamu yang datang berkondangan.
Tadi sekitar pukul tujuh tepatnya ba'da magrib seluruh keluarga besar pesantren AL-MUKMIN datang kesini dengan membawa berbagai kado dan bingkisan yang sengaja mereka buat untuk kakak mereka.
Seluruh anggota pesantren menganggap Rukhsa seperti kakak mereka sendiri.
Dulu waktu Rukhsa masih jaman kuliah dia sering datang kepesantren hanya untuk menanyakan kabar mereka,tapi tidak jarang Juga dia berbagi ilmu pada mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Surga ✔
General Fiction[Selesai] Bagi seorang Raditya Anugerah yang terlahir dengan harta berlimpah, mendapatkan apa yang dia inginkan bukanlah perkara rumit. Kehidupan Hedonisnya membuat semua hal yang dilarang agama menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan. Dosa! Bukan se...