"Allah,perlahan aku mengerti jika mencintai itu tidak harus memiliki"
---
Air Mata Surga______________________
Rukhsa masih sibuk bergelut dengan ingusnya dan sisa air mata dikursi belakang sana,tadi pria didepannya itu sempat memberikan kotak tisue padanya karena melihat dari kaca spion perempuan dibelakangnya masih sedikit sesegukan.
"Terimakasih kak."ucapnya disela mengusap air mata.
"Iya sama-sama."jawab lawan bicara dikursi kemudi sana, sedangkan Rukhsa berada dikursi penumpang.
"Kak Fikri mau kemana?"tanya Rukhsa pada pria itu.
Ya,pria yang menolong Rukhsa tadi adalah Fikri.
Saat Fikri sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit,matanya tidak sengaja melihat gadis dengan jas almamaternya sedang mengusap wajahnya didepan pos polisi.Karena rasa penasaran Fikri menghentikan mobilnya ditepi jalan lalu dia turun dan bertanya pada salah satu kendaraan lainnya tentang segerombol orang yang ramai didepan sana,ternyata terkena tilang.
Lalu dia masuk kemobil dan mengendarainya sampai dipinggir pos polisi dan bergegas keluar."Saya mau ke rumah sakit,tidak sengaja melihat kamu menangis sesegukan tadi."
Refleks Rukhsa menutup wajahnya dengan kedua tangan karena malu, bahkan tadi dia tidak sadar jika menangis heboh dipinggir jalan, yang ada dipikirkannya tadi bagaimana caranya bisa sampai kampus dan mengikuti seminar.
"Mau kemana?"tanya Fikri saat melirik Rukhsa dari kaca spion.
"Mau kekampus kak,ada acara seminar dengan para psikolog hari ini."jawabnya jelas lalu diangguki kepala oleh Fikri.
***
Hampir setengah jam berlalu Rukhsa dan Mika masih setia duduk dikafe dekat kampusnya dulu.
Setelah acara seminar tadi selesai Mika mengajak Rukhsa makan disini."Liat deh Sa,kemaren aku habis beli kuteks dimall yang lagi sale itu,cantik kan warnanya.Aku juga ketemu mas Ziyan kemaren, dia ngajak aku kerumah ketemu orang tuanya,sumpah rasanya jantungku mau loncat dari tempatnya."suara heboh Mika saat menarik makanannya dan memperlihatkan kuteks kukunya.
Karena merasa tidak ada respon apa-apa Mika melirik Rukhsa yang ada disampingnya,ternyata gadis itu masih mengaduk jus alpukatnya dengan pipet dengan tatapan gamang pada sejumlah pengunjung lainnya.Disini memang ramai sangat ramai bahkan tapi bagi Rukhsa disini seperti tidak ada orang sana sekali.Hatinya bimbang,fikirannya kalut.
"Haa!"Rukhsa membeliak menghadap Mika disebelahnya.
"Apa Mika?"
"Enggak ada,udah basi."jawab ketus Mika lalu melahab makannya.
Mika merasa semakin aneh saat Rukhsa meneteskan cairan bening dari matanya.
Buru-buru Mika mengelap sudut bibirnya karena sisa makanan dan mendekati Rukhsa."Ih Sa aku bercanda tadi,"
Rukhsa menggeleng lemah."Kak Fikri mau lamar aku Mika."Mika sempat menatap aneh lalu tertawa terpingkal.
"Mau dilamar kok nangis!"
Refleks Rukhsa langsung melempar kentang goreng ke wajah Mika.
Tapi Mika masih tetap tertawa."Bukan gitu,ta'aruf aja aku nggak sanggup apa lagi lamaran nanti, aku takut Ka."
"Takut kenapa?"
"Aku takut semakin jauh menyakiti kak Fikri,bahkan sampai detik ini aku belom ada perasaan apa-apa sama kak Fikri."jelasnya lalu menarik tisue dari kotaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Surga ✔
Ficção Geral[Selesai] Bagi seorang Raditya Anugerah yang terlahir dengan harta berlimpah, mendapatkan apa yang dia inginkan bukanlah perkara rumit. Kehidupan Hedonisnya membuat semua hal yang dilarang agama menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan. Dosa! Bukan se...