"Terkadang rasa takut dan khawatir akan kehilangan itu ada,tapi apalah daya seorang hamba,hanya bisa berdoa setelah usaha yang dilakukan tidak berpengaruh sama sekali"
---
Air Mata Surga
______________________Malam harinya Rukhsa tidak kunjung memejamkan mata juga sudah sekitar satu jam berada diatas tempat tidur,dia melongok jam disampingnya sudah masuk pukul 12:15.
Dia masih kepikiran omongan uminya tadi siang.Ditambah lagi Fahri,pria itu seperti sedang merencanakan sesuatu yang Rukhsa tidak mengerti sama sekali.
Sejenak dia mengingat Radit.Sepertinya memang benar jika Radit itu sudah banyak berubah,walaupun tidak seluruhnya tapi ada kesenangan tersendiri bagi Rukhsa saat mengetahuinya.
Rukhsa memutuskan untuk duduk bersandar dan membayangkan begitu banyak kejadian aneh yang telah dia alami.
Rukhsa terlonjak kaget,jika dia akan menikah pasti tempat prakteknya akan ngangkrak tidak terpakai,pasti sekitar seminggu dia tidak boleh kemana-mana nati.
Besok dia harus pergi kegedung itu,mengambil perlengkapan yang rawan akan rusak jika tidak diurus.
Dengan catatan tidak usah memberi tahu siapapun,pasti dia akan sulit pergi esok.***
Meta menatap aneh mobil hitam yang sedang terparkir dihalaman rumah sakit dia bekerja.
Padahal dia sedang ada acara pemanduan anak-anak yang sangat sulit untuk meminum obat.
Tapi harus dia batalkan dan digantikan oleh rekannya,karena dari tadi ada orang yang memaksa ingin bertemu dengannya,sangat penting katanya."Disana orangnya dokter,"ucap pak satpam rumah sakit mengarah mobil tersebut.
"Terimakasih pak,"
Lalu Meta berjalan mendekati mobil itu."Permisi,"
Tok tokDengan sopan Mata mengetuk jendela kaca.
"Masuk!"kata orang didalamnya.Kaca hanya terbuka sedikit sehingga menyulitkan Meta untuk mengetahui siapa orangnya.
"Maaf saya tidak bisa.Anda siapa seenaknya menyuruh saya masuk,""Ada hal penting yang gue mau bilang sama lo,"katanya serius.
"About Radit Ameta,"jelasnya.
Meta membulatkan mata sempurna,Radit! Meta pasti mengenal siapa dia,dengan cepat Meta mengitari mobil dan duduk disamping kursi kemudi.
"Astagfirullah Vando!ternyata lo,"ucapnya sedikit kaget.
"Keget?"
"Enggak,biasa aja."
"Ada apa?"tanya Meta.
Bukanya menjawab Vando justru menjalankan mobilnya.
Karena Meta tahu pria disampingnya ini lumayan bahaya dalam keadaan apapun,akhirnya Meta memakai seat belt nya untuk melindunginya."Mau kemana sih?jangan macem-macem lo sama gue ya Ndo!"ketus Meta.
"Very wrong kalo lo ngira gue akan membahayakan lo,"
Meta berfikir sejenak,memang walaupun Vando itu seperti psikopath tapi tidak pernah sekalipun Meta disakiti,bukan hanya Vando tapi semua teman abangnya ini memang tidak ada yang pernah menyakitinya malah mereka seakan selaku menjaga dirinya.
"Radit belom pulang?"tanya Vando yang tetap menyetir.
"Bukan urusan lo,"
Vando hanya tersenyum menyeringgai,"bagus,berarti bebas dong gue,"
"Maksud lo apa?"entah kenapa Meta merasa ada yang tidak beres.
"Lo mau apain gue Ndo.Jangan aneh-aneh Vando!"
Vando hanya tersenyum dan mengelus kepala Meta,"nggak mungkin gue mau jahat sama lo Meta,tenang lo aman."
Vando menghentikan mobilnya disabrang jalan menuju pertigaan.
Dan tepat dihadapan mereka ada seorang gadis berjilbab pasmina dan gamis besar yang akan menyebrang.
"Lo tau itu siapa sayang?"Meta pun mengikuti arah Vando,dan ternyata!
"Rukhsa,itu Rukhsa emang kenapa?""Pasti akan sangat indah jika saat Radit pulang keIndonesia nanti dia akan melihat gadisnya itu akan terbaring koma dirumah sakit.Enggak enggak,atau malah tinggal nama,"tawa Vando pun pecah.
Sontak Meta menatap Vando tajam,sekarang dia faham apa maksud makhluk satu ini.
"Jangan ngawur lo Ndo,itu manusia bukan boneka yang lo bisa mainnin.Stop nggak usah ngelakuin itu,"cegah Meta panik.
"Tapi sayangnya gue mau,"
"Vando!gila lo ya."
"Nggak papa lah Ameta,toh kalo dia hidup pun Radit juga nggak bisa bersama dia kan.Dia akan menjadi milik orang lain sebentar lagi."
"Ya terus kenapa?lo nggak terima?"
"Perempuan hebat seperti dia yang mampu menjinakkan pria bringas seperti Radit pasti kuat lah Meta. Paling nggak akan kenapa-napa kalo gue serempet sedikit aja."
Dengan cepat Meta membuka pintu mobil,tapi sayang semua kendali ada dikemudi mau sampai jarinya rontok pun tidak akan bisa, jika bukan Vando yang membuka.
"Gue mau turun Ndo!tolong buka.""Enggak,lo tetap disini buat jadi patner gue sayang!"
"Enggak mau Ndo,enggak mau gue nggak mau,"rengek Meta menggoyangkan lengan Vando.
Tapi sayang,mobil sudah melesat kencang saat Rukhsa akan menyebrang dari toko buku.Jarak mobil hitam Vando sudah dekat,tapi seketika ada mobil yang melewati lebih tepatnya mobil tersebut menghadang mobil Vando.
"VANDO!"teriak Meta histeris saat mobil yang dia tunggang tidak terkedali karena saking kencangnya.
Brakkk
Bagian depan mobil Vando menabrak keras bagian samping mobil yang menghadangnya tadi,serpihan kaca mobil tadi pun berserakan kemana-mana akibat benturan yang sangat kuat.Saat mobil sudah benar-benar berhenti,Vando memegang dahi bingung,takut tidak karuan.
Dia menggeleng tidak percaya,"enggak,enggak mungkin!"
"Gila lo Ndo,gila.Lo udah nggak waras.Liat bukan Rukhsa yang lo tabrak malah mobil siapa itu Vando!"umpat Meta tan karuan takutnya.
Dengan cepat Vando membuka pintu,Meta pun terbatuk akibat asap mesin yang menyusup masuk kedalam.
Meta berjalan gontai dan mengipaskan tangan kewajah agar asap menghilang.
Vando pun langsung berjalan mendekati penumpang yang sudah terkapar tak berdaya.
Seketika Meta terbelalak kaget saat melihat plat mon tersebut.Reflek dia berlari kearah kemudi yang tertahan bagian depan mobil Vando.
Dan disitu sudah banyak orang yang mengerumuni mereka karena keadaan jalan yang sedang ramai-ramainya.
Meta pun sempat melirik Rukhsa yang ada didepannya dengan wajah panik.
Walaupun tertahan mobil Vando,tapi kaca pintu kemudi pecah,alhasil Meta dapat melihat siapa korbannya.
"RADITT!"
kakinya lemas,seketika Meta terjatuh diaspal,Rukhsa pun langsung berlari merangkul Meta.Vando dan beberapa warga yang ada sedang berusaha mengeluarkan Radit dari dalam.
"Mbak Meta sabar,"Rukhsa memeluk Meta yang sangat histeris melihat kondisi Radit mengenaskan.
"Ambulance,ambulance.Iya,"Meta menepis pelukan Rukhsa kasar lalu berjalan memasuki mobil Vando guna mencari handphonenya.
Sekitar lima belas menit akhirnya ambulance datang,Meta langsung sibuk berbicara dengan perawat yang turun dari ambulance tersebut.
Rukhsa tak kuasa melihat Radit terkapar di jalan saat menunggu dinaikan kemobil,dengan cepat Rukhsa mendekati Radit,memegang erat tangan kanan Radit karena darah yang berhenti mengalir,ditambah lagi tulang Radit tampak keluar dari tempatnya.Dia tidak memikirkan barang-barangnya tadi,bahkan gamis mustard yang dipakai sudah berubah merah sebagian akibat darah Radit.
Belum lagi kepala Radit,darah segar itu tidak hentinya mengalir dari bagian ubun-ubun dan pilipis Radit.
______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Surga ✔
Narrativa generale[Selesai] Bagi seorang Raditya Anugerah yang terlahir dengan harta berlimpah, mendapatkan apa yang dia inginkan bukanlah perkara rumit. Kehidupan Hedonisnya membuat semua hal yang dilarang agama menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan. Dosa! Bukan se...