29.Kepergian Menyakitkan

5.4K 316 0
                                    


""Jika dengan pergi dapat menyembuhkan luka basah ini,why not?asalkan jangan kamu yang pergi dari saya"

---
Air Mata Surga

______________________

Jadwal penerbangan Radit hari ini pada pukul delapan pagi,dan sekarang masih sekitar sepuluh menit lagi sampai pesawatnya akan take off.

Padahal ini bukan pertama kalinya dia pergi keluar negri apalagi urusan bisnis,rasanya hal itu sudah wara wiri dia lakukan.Tapi entah kenapa baru sekarang Salma merasa khawatir,karena sebelumnya dia tidak pernah memberi tahu mama dan adiknya saat akan pergi dulu,tapi karena sekarang dia sadar dua wanita itu sangat berharga akhirnya dia memberitahu perihal ini.

Salma dan Meta sudah pulang sejak tadi karena ada kesibukan masing-masing tinggallah dia sendiri disini,karena disana nanti sudah banyak karyawan juga jadi tidak perlu membawa dari sini.

Akhirnya panggilan pun tiba,pesawat akan take off,dengan gontai Radit berjalan memasuki area.Radit sempat berhenti sejenak,jika saat ini ada Rukhsa ditempat ini dan mencegahnya pergi sumpah demi apapun Radit akan membatalkan penerbangnya ini,sedetik berikutnya Radit menggeleng dan tersenyum nanar,mana mungkin itu terjadi memang siapa dia bagi Rukhsa dan mana mungkin Rukhsa tahu tentang kepergiannya ini.

Dengan cepat Radit langsung memasuki pesawat dan mencoba melupakan sejenak segala masalahnya diIndonesia.

***

Jika Radit tahu yang sebenarnya pasti benar-benar akan membatalkan terbang keSwedia.Pasalnya gadis yang dia maksudkan tadi memang benar ada dibandara ini,tapi memang jaraknya yang lumayan jauh.Rukhsa datang kebandara ditemani Fahri,karena memang dia tahu kabar ini dari kakaknya itu.

Siapa lagi kalau bukan Meta pelakunya,dengan santai dokter cantik itu langsung menelpon Fahri saat perjalanan kerumah sakit usai mengantar Radit tadi.Untunglah Fahri belum datang kekantornya tadi,dengan sigap dia langsung mengajak Rukhsa pergi,tapi tidak langsung memberitahu kemana,saat diperjalanan barulah Fahri memberi tahu.

Apalagi yang bisa dilakukan Rukhsa,selain menangis dan menyaksikan punggung pria yang membuat kepalanya berdenyut itu menjauh memasuki pesawat.

"Nggak papa Radit kuat kok dek,"ujar Fahri mengelus pundak adiknya.

Rukhsa hanya mengangguk dan menyeka air matanya.
"Tapi ini pertama kalinya Radit menyelesaikan masalah dengan cara baik,"Fahri bergumam dalam perjalanan keparkiran.

Sontak Rukhsa mendongak ke wajah Fahri sampai bertaut alis.

"Percaya atau enggak ini lebih baik,kamu tahu biasanya Radit itu akan menyelesaikan masalahnya dengan dunia malamnya."

"Kamu tahu apa alasan dia berubah sedrastis ini?"

Rukhsa menggeleng.

"Kamu!"

Deg

Rukhsa berhenti ditempat,sejenak dia mencerna omongan Fahri barusan.
"Maksud mas Fahri?"

"Ya,Kamu lah alasan dia seperti ini.Rukhsa tahu bahkan sebelumnya ibu dan adiknya itu sudah sering mengajak memperbaiki diri tapi nggak ngaruh,"kata Fahri serius yang sudah masuk mobil

"Sekali lagi mas tanya.Rukhsa serius akan melanjutkan pernikahan ini?"

"Insyaallah,"

Fahri hanya tersenyum parau lalu melajukan mobilnya menuju tempat Rukhsa.

***

Siang harinya Fahri memang sengaja tidak pergi kekantor hari ini,padahal jelas-jelas ada yang ingin bertemu menunjukkan berkas padanya,tapi semua itu dia abaikan demi kepentingan ini.
"Tumben anak abah nggak sibuk,"ucap abah meletakkan kacamata diatas meja rotan diteras.

"Iya bah.Fahri mau ngobrol agak serius bah!"

Abah memincingkan mata heran,"banget?"

"Em-m iya bah,"

"Sok atuh,kasep."

"Pernikahan Rukhsa sebentar lagi ya bah?"

"Kenapa?mau a' Fahri dulu?"

Dengan cepat Fahri menggelengkan tangan,"bukan,bukan begitu bah."

"Aye naon atuh,abah jadi bingung?"
Abah memang asli orang Bandung jadi lebih sering berbicara sunda karena sudah terbiasa,sedangkan umi asli orang Jawa,Ponorogo asal umi,abah dan umi bertemu diJepara pada acara pameran ukiran khas jepara saat umi kuliah dulu,sedangkan abah sudah kerja karena saat itu,memang jarak usia abah dan umi yang terpaut lumayan jauh.
Singkat cerita abah dan umi menikah dan akhirnya memutuskan untuk tinggal diBandung,karena memang dulu harus mengurus orang tua Ferdi yang sakit parah.

Oke kembali lagi pada topik.

Fahri memejamkan mata guna menyusun kata kata,"abah,kalau seandainya Rukhsa dan Fikri tidak jadi menikah bagaimana?"

"Maksudnya?"

"Akan ada hati yang tersakiti jika ini dilanjutkan abah!"

"Fahri yakin abah tahu kalau selama ini Rukhsa itu cuma terpaksa menjalani ini bah,"

"Fahri,ngomong opo to le,ra mudeng malah umi karo abah,"tutur umi dari dalam yang memang melihat anak dan suaminya diluar.

"Radit!Radit maksud Fahri,"

"La ngopo Radit?"

"Radit mau serius sama Rukhsa umi!"

Ferdi langsung membulatkan matanya lebar tak percaya.
"Kunaon atuh tapi Raditnya enggak papa kemaren,"

"Enggak bah enggak,itu cuma covernya aja yang baik,tapi sebenarnya Radit hancur bah."

"Fahri akuin Radit itu bukan lelaki baik bah.Kehidupan hedonismenya dia membuat dia semakin parah,ditambah lagi trauma masa lalunya karena papanya meninggalkan dia sama ibunya gara gara wanita lain.Tapi Radit sekarang udah berubah bah,bahkan abah lihat sendiri kan gimana dia kemarin."jelas Fahri.

"Tapi Fikri dan Rukhsa juga saling mencintai,"

Fahri tersenyum kecut mendengar itu.
"Enggak umi enggak abah,just Fikri tidak dengan Rukhsa."

"Jangan aneh aneh Fahri,"peringat abah sedikit membentak.

"Fahri cuma enggak mau bah adik Fahri harus miris seperti ini kisahnya.Sedangkan Fahri aja bebas menentukan siapa pendamping Fahri,terus kenapa Rukhsa tidak abah!"kata Fahri agak kesal.

"Bahkan dari awal ini tidak diketahui Rukhsa.Secara tidak langsung abah telah menjodohkan putri abah dengan pria pilihan abah ssendiri.Bukan maksud Fahri menjelekkan keluarga Fikri bah,tapi ini bukan hanya itu,"kata Fahri lagi.

Ferdi memegangi pelipis kepalanya yang mendadak berdenyut,entahlah apa ini efek omongan putranya ini atau bukan.
"Pernikahan ini akan tetap terjadi a' semua sudah dipersiapkan.Tidak baik menyakiti hati orang lain karena keegoisan sendiri a' Fahri,"
Setelah itu abah langsung masuk rumah dengan memijat pelan pelipisnya guna mengurangi rasa pusing.

Sedangkan Hana masih setia memandang putranya dengan sejuta pertanyaan.
Hana beralih bangun dan mendekati Fahri.
"Mas Fahri serius?"

Walaupun berusaha menahan kesal karena respon abahanya diluar dugaan,Fahri hanya mengangguk samar.
"Umi percaya sama mas,tapi bagaimana lagi mas,bahkan undangan sudah disebar mulai hari ini,persiapan sudah ready oleh pihak pak Henry."

Sontak Fahri menatap umi tidak percaya.
"Secepat itu umi?"

Hana mengalihkan pandangan kesembarang arah,"umi juga tidak tahu mas,kalau akan secepat ini.Putri kecil umi akan menjadi milik orang sebentar lagi."

"Dengan cara sedrama ini!"batin Fahri.

______________________

Jangan lupa tinggalkan jejak 😁

Air Mata Surga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang