"Ikhlaskan saja setelah kita ikhtiar,pasti akan mendapat balasannya sendiri"
---
Air Mata Surga
_____________________
Keesokan harinya sesuai kata dokter kemaren,tidak tidak lebih tepatnya ancaman Radit pada dokter Ganang,akhirnya hari ini dia diperbolehkan pulang.Karena jika dia meminta dengan gamblang pada Salma pastinya tidak akan diizinkan.Radit memutar otak,cara paling ampuh adalah jika dokternya sendiri yang memperbolehkan dia pulang,tidak ada alasan lagi harus berlama-lama ditempat membosankan ini.
"Meta,nggak mau bantuin gue."panggil Radit dengan suara memelas.Meta sejak tadi tetap Fokus dengan handphone ditangannya.Sebenarnya Meta tidak tega melihat Radit bersiap sendiri untuk pulang,awalnya Salma yang membantu tapi tadi Salma harus mengurus administrasi sebelum pulang dan tinggallah Meta seorang diri menemani pria menyebalkan itu.
Mata bersikap tidak perduli dan cuek sejak tadi,bukan marah tapi dia terlanjur sebal dengan sikap Radit.
Radit berusaha berjalan mendekati Meta dengan sesekali memegangi tangannya didalam arm sling yang agak ngilu.
"Sayang, lo marah sama gue."Meta memberi ruang untuk Radit duduk."Enggak."jawabnya ketus.
Radit menghela nafas,"gue minta maaf sama lo,"katanya tidak jelas.
Sebenarnya Meta dengar,sangat jelas malah karena jarak mereka yang sangat dekat tapi tidak apalah jahil sekali-kali dengan pria ini,"apa!gue nggak denger."
"Enggak ada pengulangan,"Radit lalu pergi dan menutup pintu agak keras.
Meta menyerngit heran,kenapa jadi Radit yang marah,seharusnya dia yang seperti itu.Meta beristigfar berulang kali,memang iya perubahan Radit ini sudah berlaku untuk semua orang sekarang ini tapi pengecualian adiknya ini.
Entah ini karena efek koma atau memang Radit mendapatkan hidayah,sekarang sifat manis yang dulu pernah ada sekarang tumbuh lagi ,semoga seiring berjalannya waktu Radit benar-benar berubah menjadi lebih baik.***
Radit melangkahkan kakinya memasuki rumah yang lama tidak dia ambah.Tempat ini adalah saksi bisu kehidupannya,suka duka dia lalui disini.Tapi kenapa setelah beranjak dewasa dia sangat jarang berada dirumah ini,jika kebanyakan orang akan menghabiskan weekend atau akhir pekan bersama keluarga,lain dengan Radit,dia malah menghabiskan waktu itu dengan dunianya yang gelap,tapi itulah puncak kebahagiaannya dulu.Iya dulu,sebelum mengenal dengan gadis itu.Tapi sekarang dia bertekad akan berubah dengan tulus karena allah,melupakan masa lalunya yang jauh dari kata 'baik' menjadi lebih baik,bismillah,sebisa mungkin dia mendekat dengan sang pencipta.
Sekarang bukan karena seorang wanita atau incaran lainnya,dia ingin berubah dari diri sendiri dan tanpa beralaskan apapun.
"Ma,maaf."Salma terlonjak kaget saat merapikan kamar putranya yang lama tidak dihuni.
"Buat apa bang?"
"Kalo disebutkan satu-satu nggak bisa ma,terlalu banyak kesalahan yang udah Radit perbuat."
Salma berjalan mendekati Radit duduk disampingnya,"abang nggak ada salah apa-apa.Jangan gitu lah,mama sekarang sudah senang Abang udah sadar kalau selama ini salah."
Radit memalingkan wajahnya seketika,tidak kuat lebih lama menatap wanita hebatnya ini.
"Radit ikhlas atas apa yang telah diberikan oleh allah ma,nggak akan nuntut apa-apa lagi.""Termasuk Rukhsa."
Radit kelimpungan dibuatnya,"iya termasuk itu ma,jodoh atau tidaknya bukan Radit yang menentukan,semua sudah diatur tinggal bagaimana kita menjalaninya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Surga ✔
Ficción General[Selesai] Bagi seorang Raditya Anugerah yang terlahir dengan harta berlimpah, mendapatkan apa yang dia inginkan bukanlah perkara rumit. Kehidupan Hedonisnya membuat semua hal yang dilarang agama menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan. Dosa! Bukan se...