Pernikahan bukan hanya tentang rasa cinta dan kasih sayang semata, tapi pernikahan adalah pengikat dan penyatu dua orang beserta keluarganya yang sangat berbeda sifat serta latar belakang yang selalu dibumbui rasa percaya dan kejujuran.
Tidak salah jika kita berbohong untuk kebaikan tapi akan lebih baik jika kita jujur yang sebenarnya tentang apa yang terjadi terlebih menyangkut ketentraman rumah tangga.
Sudah hampir satu tahun lamanya Radit dan Rukhsa membangun bahtera rumah tangga ini,suka duka sudah pernah mereka rasakan.
Mengerti sifat satu sama lain dan saling berintrospeksi diri jika diantara keduanya merasa melakukan kesalahan.Hanya satu prinsip yang mereka gugu jika mereka sedang dipuncak menyelesaikan masalah yaitu saling percaya dan tidak menduga-duga tanpa bukti.
Tetapi kesalahpahaman dan sifat kekanak-kanakan Rukhsa yang kadang muncul menjadi kendala tersendiri.
Radit mengecup punggung tangan kanan Rukhsa saat perjalanan pulang dari rumah Abah dan umi karena menghadiri acara pemberian nama anak Fahri.
Senyum simpul tidak hentinya terbit dari bibir Radit, apalagi saat mengingat beberapa keluarga Rukhsa yang dengan terang-terangan mengatakan jika Rukhsa sekarang lebih berisi.
Rukhsa menatap luar jendela dengan wajah merengut sejak tadi.
Radit terkekeh geli,"mau bagaimana pun juga istriku tetap terlihat cantik,"rayu Radit mencolek pipi Rukhsa.
Rukhsa menarik tangannya lalu melipatnya kedada,"dasar gombal."
"Cuma keluarga sendiri juga dek,"rayu Radit lagi dan kini mampu membuat Rukhsa menatapnya dengan wajah merengut.
"Tapi kan tetep aja aku gendutan."
Merasa gemas Radit menarik hindung istrinya dan tanpa permisi mencium singkat bibir ranum istrinya.
Sontak Rukhsa membulatkan mata,"mas ihh."
"Udah ya jangan marah terus."
"Enggak marah cuma sebel."
"Sama aja."
"Umi juga malah ikut-ikutan tadi,"gumamnya saat mengingat uminya yang membela para bibi dan keponakan saat memojokkannya tadi.
Saat mobil Radit berhenti karena jalanan sedang macet,tiba-tiba saja Rukhsa menatap Radit tapi sudah berubah mimik wajahnya,kini berubah sendu dan lebih lembut.
"Maaf ya mas kalau sampai sekarang Rukhsa belum bisa memberi mas keturunan,"ujarnya dengan nada bersalah.
Radit yang sedang memperhatikan sekitar langsung terpaku ditempatnya.
"Hussttt ngomong apa sih, mungkin Allah memang belum memberikan kita kepercayaan sayang,"ucapnya lembut.
Hampir setengah jam mereka menunggu jalanan yang tidak bersahabat itu hingga akhirnya mereka tiba dirumah dan langsung membaringkan diri diatas tempat tidur.
Hampir dua hari lamanya mereka berada dirumah Abah membantu ini itu dan lainnya membuat tubuh Rukhsa yang memang lebih cepat lelah menjadi sangat lelah sekarang ini.Radit bukan orang bodoh,dia tahu jika sekarang istrinya mengalami perubahan yang tidak biasa, bahkan dia juga sempat menanyakan hal ini pada Meta, setelah mendengar semua hal aneh yang Rukhsa alami Meta hanya memberikan satu saran, yaitu membelikan tespek atau tes kehamilan pada Rukhsa.
Radit tidak yakin tapi semua harus dia lakukan demi menjawab rasa penasaran yang hampir membludak ini.Dengan ragu Radit berjalan kearah lemari tempat dia menyimpan benda itu, dengan ragu dia memberikan kepada istrinya yang mulai memejamkan mata.
"Dek,"panggilnya seraya mencium kening Rukhsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Surga ✔
Fiksi Umum[Selesai] Bagi seorang Raditya Anugerah yang terlahir dengan harta berlimpah, mendapatkan apa yang dia inginkan bukanlah perkara rumit. Kehidupan Hedonisnya membuat semua hal yang dilarang agama menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan. Dosa! Bukan se...