1.9. Feel me

508 73 1
                                    

Happy Reading--

"Bisakah aku hidup dengan tenang sebentar saja?"

Huening yang mendapat pertanyaan seperti itu dari Ruru hanya bisa menganga kebingungan. Dirinya tak tau harus menjawab apa.

Sepertinya Ruru sendiri sedang tidak ingin bercanda. Itu sudah sangat terlihat dari raut wajahnya. Jadi, Huening pun memutuskan untuk tidak membuat lelucon juga.

"Itu... itu sudah tertulis di takdir." sahut Huening

Ruru memicingkan matanya pada Huening yang berada di sebelahnya "Sungguh?"

Huening mengangguk, " Itu sungguh bisa terjadi jika di takdir kau sudah tertulis bahwa kau tidak bisa hidup dengan tenang sedikitpun."

Setelah mendengarkan ucapan dari Huening, kerutan di dahi Ruru semakin menjadi ketika ia menatap Huening tajam.

Orang yang di tatap itu hanya tersenyum polos. "Aish" keluh Ruru kesal

Ruru membantingkan setengah tubuhnya ke atas kasur. Sedangkan Huening masih dalam posisi duduk.

Ya, Ruru mengajak Huening ke rumahnya untuk berbagi cerita. Ia tidak tau harus bercerita kepada siapa lagi selain Huening walaupun ia tau bahwa kejadian seperti tadi akan terjadi.

"Kenapa kau berbaring?" tanya Huening

"Aku lelah" Jawab Ruru sembari menatap langit kamarnya

Huening meneguk salivanya. Keadaannya menjadi canggung sekarang bagi Huening. Bagaimana tidak?

Apa yang kalian pikirkan jika seorang perempuan dan lelaki berada di dalam satu kamar, walaupun mereka itu bersahabat.

Itu sangatlah awkward.

"Tak bisakah kau duduk saja?"

Alih-alih bukannya menjawab pertanyaan Huening, Ruru malah berdecak dan menarik baju Huening dari belakang sampai ia kehilangan kendali lalu terbaring di samping Ruru.

Huening yang hendak bangun di cegah oleh Ruru.

"Temani aku melihat atap kamar" Tangan Ruru memegangi tangan Huening lalu ia menoleh ke arah Ruru dan menatapnya dari samping cukup lama

Setelahnya, Huening menatapi langit kamar milik Ruru. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya di atas kasur. Ia berpikir keras, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ruru.

Hening. Itu terjadi selama beberapa menit di antara Ruru dan Huening.

"Mengapa dia selalu ada di dalam hidupku, huh?" lirih Ruru

"Eoh, aku tahu. Kau itu sedang mencoba melupakan seorang yang begitu kau sayangi, namun orang itu sama sekali tidak bisa terlepas dari pikiranmu. Walaupun kau berada jauh darinya, namun tetap saja orang itu terus berada di pikiranmu. Itu sungguh membuat sesak 'kan?"

Ruru melirik Huening, ia tersenyum mendengar ucapan Huening barusan. "Ternyata kau bisa terlihat  dewasa juga"

Keduanya saling menatap satu sama lain. Waktu untuk saling akrab memang cukup lama bagi Ruru, namun tidak baginya bersama Huening.

20 CM || YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang