2.3. L.O.D

475 70 10
                                    

Happy Reading--

Yeonjun duduk termenung dikamarnya. Ia mendekap kedua lututnya dan menaruh dagunya disana. Ia melamun. Tak ada hal yang sedang ia pikirkan sekarang.

Setelah kejadian ia bertengkar dengan Seojun 3 hari yang lalu, Yeonjun lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya.

Waktu dirinya untuk menikah dengan Yoora semakin dekat. Entah apa yang akan terjadi jika dirinya sungguhan menikahi Yoora.

Keheningan di dalam kamar bernuansa putih abu itu terbuyarkan sekaligus dengan lamunan Yeonjun oleh sebuah dering yang muncul dari ponsel milik Yeonjun yang berada di atas ranjang. Lebih tepatnya di samping Yeonjun yang kini tengah melamun.

Sebuah panggilan dari gadis yang akan menjadi--- Ah, maksudnya Yoora.

Tumben Yoora menelponnya. Ada apa?

Biasanya ia tidak menghubungi Yeonjun lagi setelah kepergiannya ke kota Los Angeles. Bahkan ketika di Seoul pun jarang!

Jemari milik Yeonjun kini meraih ponsel itu setelah menatapnya cukup lama lalu ia menggeser layar ponselnya ke warna hijau.

"Ada apa?" tanpa basa-basi Yeonjun langsung menanyakan alasan Yoora menelponnya

"Apa... kau sudah tahu bahwa Ruru telah kembali ke Seoul? Aku tidak sengaja bertemu dengannya kemarin di halaman luar LC company." -Yoora

"Huh?" Seketika Yeonjun langsung menyahut ketika mendengar kabar mengenai Ruru

Mata Yeonjun membelalak, sebuah getaran terasa ditubuhnya. Entah rasa apa itu, datang tiba-tiba begitu saja.

"Saat itu aku memintanya untuk berbicara denganku sebentar dan Ruru menerimanya... Huft, aku sangat senang saat itu. Dia berkata bahwa masa lalu biarkan berlalu dan sekarang ia sudah memaafkanku, Ruru mengerti posisiku. Dulu dirinya masih kekanak-kanakkan ucapnya" -Yoora

Yeonjun menelan salivanya perlahan. Tangan kiri Yeonjun membentuk sebuah kepalan yang menimbulkan urat otot ditangannya itu terlihat.

"Kau mengatakan apa saja kepadanya?"

"Aku? Aku bilang bahwa orang tuaku dan orang tuamu telah memutuskan tanggal pernikahannya lebih cepat. Ruru terlihat baik-baik saja mendengar itu dan malah mengucapkan selamat kepadaku. Lalu... dia berkata jika diperkenankan, Ruru ingin menghadiri upacara pernikahannya." -Yoora

Yeonjun tersenyum miring. Ia mendecih. Dirinya sungguh tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Yoora. Semudah itu?

Semudah itu, kah?

Ck, Yeonjun kau sudah lupa ketika di L.A. Ruru bahkan terlihat tak mempunyai beban dan bersenang-senang dengan para lelaki.

"Tentu saja, kalau dia mau kita bisa mengundangnya. Lusa adalah hari pernikahan kita, maka besok mari berikan undangannya kepadanya. Aku akan datang menjemputmu, maka bersiaplah." Ucap Yeonjun

Setelah mendengar persetujuan dari Yoora, dengan segera Yeonjun menutup sambungan telponnya. Kemudian Yeonjun melempar ponselnya ke sembarang arah.

Ia mengusap rambutnya kebelakang menggunakan kedua tangannya. Yeonjun bangkit dari Ranjang dan berjalan menghampiri lemari kecilnya yang selalu ia kunci dengan rapat.

Lemari kecil itu kini terbuka setelah Yeonjun memasukkan kuncinya. Yeonjun mengambil sebuah kotak berukuran sedang lalu membuka penutupnya dengan sedikit kasar.

Yeonjun membuang napasnya kasar ketika sebuah foto terpampang dengan jelas tetap berada di kotak itu.

Sebuah smirk muncul di bibirnya. "Life or Death"

20 CM || YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang