2.8. Answer

472 61 2
                                    

Happy Reading--

Yeonjun mengecup kening Ruru lembut dan dalam.

"Aku sungguh tidak mengira bahwa kecelakaan yang kusebabkan kepadamu akan berakibat seperti ini, maaf."

Tess...

Setetes cairan bening itu terjatuh dari mata Ruru yang tertutup. Entah itu sebuah keajaiban atau sebagainya, hal itu tidaklah mustahil bagi seseorang yang mengalami koma untuk menangis.

Yeonjun yang menyadari akan cairan bening keluar dari mata Ruru itu sontak membulatkan matanya. Senyum bahagia terpancar dari bibirnya, dengan segera ia turun dari ranjang kemudian berlari keluar.

Kedua indera penglihatan Yeonjun ia edarkan ke seluruh sudut ruangan villa miliknya. Lalu matanya kini menyorot penuh kepada seorang pria memakai kemeja putih dengan celana panjang berwarna hitam tengah membuat sebuah minuman.

"V Hyung!"

Dengan napas yang kurang beraturan, Yeonjun menghampiri pria yang diketahui bernama V itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan napas yang kurang beraturan, Yeonjun menghampiri pria yang diketahui bernama V itu. V sedang berada di dapur.

V yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh. "Ada apa?" tanyanya datar dengan suara deep khas nya itu

"Periksalah Ruru!"

"Apa yang terjadi padanya?" V menaikkan sebelah alisnya

"Air mata... Ruru"

"Ow, god"

Mulut V seketika membentuk huruf O dan ia langsung berjalan menuju kamar yang ditempati oleh Ruru. Langkah V kini disusul oleh Yeonjun di belakangnya.

Sesampainya di kamar, V dengan segera mengecek suhu tubuh dan detak jantung Ruru. Dan ajaibnya, saat V mencoba memeriksa nadi di tangan Ruru, jarinya bergerak.

V langsung menolehkan pandangannya pada wajah Ruru. Wajah Ruru yang agak pucat itu menampakkan tanda-tanda bahwa ia akan segera sadar.

"Reaksi nya cukup baik. Aku akan mengambil peralatan dahulu, kau jagalah dia."

Yeonjun mengangguk dan mengambil alih tempat V berada tadi untuk menjaga Ruru. Yeonjun terus menatapi Ruru dengan perasaan khawatir dan bahagia.

Sementara di sisi lain V yang hendak mengambil peralatan medisnya, ponsel di saku celananya bergetar membuat sang empunya merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel didalamnya.

Panggilan telpon dari Huening.

Oh, sial.

Tanpa ragu V menggeser layar ponselnga ke warna merah dan menon-aktifkan ponselnya. Itu berarti dirinya menolak panggilan tersebut. Kemudian ia memasukkan kembali ponselnya dan melanjutkan tujuannya tadi.

Huening yang berada di apartemen Seoul daritadi  mencoba menghubungi V, merasa jengkel dibuatnya karena tidak dapat dihubungi-hubungi.

"Argh"

Huening menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Ia memejamkan matanya untuk menahan kekesalannya.

Taehyun yang baru saja kembali setelah membeli sarapan pagi menghampiri Huening. Ia mendudukkan dirinya di sofa kecil di sebelah Huening dan setelahnya menaruh kantong kresek yang berisi sarapan mereka itu di atas meja.

"Kau... mengapa pagi-pagi sudah marah?"

"Aku mencoba menghubungi dokter kim, namun dia menolak semua panggilanku dan mematikan ponselnya."

Helaan napas terdengar dari Taehyun. Ia tahu bahwa Huening selama ini selalu khawatir terhadap Ruru apalagi setelah menghilang selama beberapa hari ini dalam keadaaan tak sadarkan diri(koma)  membuatnya semakin khawatir dan frustasi.

Apalagi bahwa kenyataan sampai saat ini mereka masih belum memberitahu kedua orang tua Ruru dan harus mengatakan kebohongan.

Tentunya itu semua adalah perintah dari V. Dokter yang waktu itu menangani Ruru saat kecelakaan.

Tangan Taehyun menggapai bahu Huening dan menepuknya sekali. "Aku tahu kau sangat khawatir, begitupun denganku. Tetapi, kita harus mempercayakannya kepada dokter kim seperti apa yang dikatakannya."

Huening memalingkan wajahnya.

"Dia adalah orang asing. Aku tidak bisa sepenuhnya mempercayai dia,"

"Tetaplah tenang. Mungkin dia sedang sibuk, cobalah telpon dokter kim lagi nanti. Sekarang lebih baik kau sarapan terlebih dahulu, setelah itu kita akan mencari Ruru lagi."

"Terserah" Huening beranjak pergi dan mengambil mantel nya lalu pergi meninggalkan Taehyun sendirian di dalam

*****

"Hey?! Kenapa Ruru belum siuman juga?!" Ujar Yeonjun yang melihat keadaan Ruru masih menutup kedua matanya

V menghembuskan napasnya. "Apakah kau ini sungguh dokter atau bukan?! Aku tak mempercayai ini."

Kedua tangannya ia letakkan di pinggangnya. Yeonjun menatap tajam V karena setelah reaksi yang ditimbulkan Ruru tadi tak membuahkan hasil.

Tak ingin berdebat, V melengos begitu saja meninggalkan Yeonjun namun Yeonjun tak begitu saja melepaskannya.

"Kenapa diam saja?"

V membasahi bibirnya, ia harus menjaga ketenangan yang ada di dalam dirinya untuk Yeonjun.

"Jawabannya ada pada dirimu, Yeonjun. Mengapa Ruru tidak mau siumam."

"Pikirkan itu."

















TBC

➖TBC➖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
20 CM || YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang