"Sudah, sudah, kali ini kita harus hajar para zombie sialan itu!" Seru Solar, memegang gagang pintu dan satu pisau di tangan lainnya.
"1"
"2"
"3"
"Grrr! Arrggh!" Para zombie berdatangan, Blaze dan Frostfire sudah siap dengan kursi sebagai senjata. Solar dan Thorn sudah siap dengan pisau dapur. Sedangkan Gempa dan Halilintar sudah siap dengan penggaris kayu mereka. Yang lain hanya mengandalkan tangan dan beberapa benda lainnya.
Blaze memulai paling depan bersama Frostfire. Mereka memukul zombie itu hingga kehilangan keseimbangan dan terkecoh. Lalu para zombie yang terkecoh itu akan ditusuk dengan pisau oleh Thorn dan Solar. Berbeda dengan Halilintar dan Gempa yang mengurus zombie dibagian belakang dengan sangat lincah walau senjata yang mereka pegang sangat berat.
"Thorn, incar kepalanya bukan matanya!" Seru Solar sambil fokus dengan zombie lainnya.
"Eh?! Tapi aku lebih suka incar matanya, kan sama saja itu bagian dari kepala". Ucap Thorn polos. Solar hanya merinding ngeri ketika Thorn berpikir seperti itu.
"Ya sudah, terserah. Ayo, lanjut!" Pandu Solar. Yang lainnya hanya mengangguk, mereka percaya bahwa Solar pasti tahu jalan keluarnya.
Setelah beberapa menit menghajar para zombie tersebut. Mereka memutuskan berlari saat keadaan sepi dan beristirahat di ruang multimedia, setelah bertarung dan berlari dari kejaran para zombie mereka merasa kelelahan.
"Ini minum dulu, kalian capek 'kan? Aku menemukannya di kardus pojok sana". Ucap Yaya sambil menyerahkan minuman botol yang ia temukan saat berkeliling tadi. Dan dibantu oleh Ying yang membagikan botol kepada teman - temannya.
Dalam satu menit, mereka semua sudah menghabiskan botol - botol tersebut.
"Berapa jauh lagi kita bisa keluar?" Tanya Halilintar. Solar masih mengatur nafasnya. Maka Supra yang akan menjawabnya.
"Tidak jauh, hanya berjalan lurus di koridor setelah itu ada ruang osis dan pagar sekolah". Jawab Supra sambil membenarkan kacamatanya.
"Ruang osis?" Tanya Ice yang sudah terlihat semangat.
"Iya, sebelum kita keluar dari sekolah ini kita harus ke ruang osis terlebih dahulu". Ucap Solar menambahkan.
"Kenapa harus kesana? Padahal kita hanya ingin keluar dari sekolah menyebalkan ini". Ucap Frostfire sambil mengelap beberapa keringatnya.
"Masalahnya kita harus melihat keadaan diluar sana aman atau tidak". Jawab Solar.
"Kalau tidak aman?" Tanya Ice yang tidak yakin bahwa keadaan akan aman walaupun sementara.
"Kita menetap disekolah ini sampai keadaan benar - benar aman". Tambah Solar sambil memandang ke bawah. Karena ia tahu jika cara itulah yang terbaik untuk mereka semua.
"Jadi... Kita bermalam disini lagi hingga besok?" Tanya Blaze, ia merasa jengkel dengan kehidupannya saat ini.
"Iyalah. Emangnya lo gak peduliin yang lain? Mereka habis bertarung setidaknya pikirkan kondisi mereka, Blaze". Jelas Ice.
Setelah berbasa - basi dengan yang lainnya, mereka merasa bosan. Dan waktu berjalan sangat lambat, mereka tidak tahu kapan ini semua akan berakhir. Tapi, mereka yakin selalu ada cara untuk keluar dari sekolah ini dan mencari sebuah bantuan.
'Graakk'
Pendengaran Glacier menajam, ia mendengar suara datang dari pojok ruangan. Bukannya ketakutan namun ia malah penasaran dan menghampiri suara tersebut.
"Glacier, lo lagi ngapain sih?" Tanya Supra saat melihat keanehan yang dibuat oleh Glacier.
Namun Glacier tidak mendengarkan kata - kata Supra. Ia tetap menghampiri suara yang datang dari pojok ruangan tersebut. Saat ia sampai di pojok ruangan, terdapat banyak kardus yang menumpuk tapi kardus tersebut terlihat sedikit bergerak. Dengan rasa penasaran, Glacier menyingkirkan kardus tersebut.
Dan-
"AAAA!"
"Lo lagi ngapain, sih. Heran gua". Ucap Supra sambil menepuk bahu Glacier. Dan hal itu membuat Glacier terkejut. "Udah berapa kali gua manggil, tapi lo enggak nengok - nengok". Lanjut Supra.
"Tadi aku dengar suara dari pojok sana". Jawab Glacier. Supra memiringkan kepalanya.
"Suara?"
Supra menjadi penasaran. Glacier pun menarik tangan Supra menuju pojok ruangan. Namun, Supra menyadari bahwa suara itu semakin jelas terdengar. Suara yang familiar baginya.
"Glacier, perasaan gua kok gak enak, ya?" Ucap Supra, saat suara itu semakin terdengar jelas.
"Gak enak, gimana?" Tanya Glacier sambil menatap Supra yang sudah berkeringat dingin.
Tiba - tiba saja saat Glacier menyingkirkan semua kardus tersebut. "Aaww!".
"Lo enggak apa - apa 'kan?" Supra tahu ini akan terjadi, ia langsung menghampiri Glacier. Supra memeriksa tangan Glacier dan tebakannya selama ini benar.
Ada zombie di ruangan ini, dan itu berarti tempat ini tidaklah aman.
Dengan membawa cutter dikantung celananya, Supra menghampiri pojok ruangan dan menemukan zombie yang sedang terjepit beberapa barang disana. Dalam hitungan detik, Supra langsung membunuhnya tanpa belas kasihan.
"Istighfar, Supra. Nanti arwahnya enggak tenang, lo yang repot, mau?" Ucap Glacier menghampiri Supra yang membunuh zombie dengan kejam.
"Harusnya lo itu merasa terselamatkan". Sindir Supra lalu meninggalkan Glacier yang terdiam.
"Terima kasih, Sup. Tapi... Dengan luka seperti ini, apakah aku akan terselamatkan?" Gumam Glacier sambil melihat luka cakar yang diberikan zombie tadi.
~~~~~~~~~~~~~
Beberapa jam kemudian
Luka Glacier sudah diperban oleh Yaya.
Awalnya mereka semua panik melihat salah satu dari mereka terluka. Namun, Yaya dengan cepat mencari kotak p3k di ruang multimedia dan pada akhirnya ditemukan. Karena di semua ruangan kotak p3k selalu disediakan untuk berjaga - jaga.
Anehnya, Glacier sudah diperban tapi keadaannya memburuk.
Badannya mendingin, tubuhnya menggigil, Yaya merasa bingung dengan kondisi Glacier saat ini.
"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya Frostfire menghampiri Yaya dan Glacier. Frostfire sangat mengkhawatirkan keadaan temannya.
"Kenapa?! Kenapa harus dia?! Sialan!"
Updateeeee!!
Maafnya kalo Author menistakan Glacier 😅
Ayo, kita kasih semangat dan doa mudah - mudahan Glacier baik - baik saja. 😉Lalu bagaimana dengan chapter selanjutnya? Dan apa yang akan terjadi?
Ditunggu aja ya, jangan lupa vote dan comment, ya!
Love you all, Readers 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
RUN [Boboiboy] ✔️
RandomHanya satu yang bisa mereka lakukan. Yaitu berlari. Berlari untuk menghindari para ancaman yang datang ke mereka. Semua orang sudah terkena virus yang membuat mereka berjalan pincang - pincang dan menggeram tidak jelas. Layaknya zombie di dalam fil...