The last chapter of Run. Readerstachi, kuatkan hati, ya.
"Lho? Helikopternya kemana? Kok mereka menghilang?" Sahut Blaze sembari melihat - lihat langit.
Bisa aja helikopternya nyangkut di awan.
Namun, harapan mereka tidak sia - sia. Ternyata helikopter tadi sedikit mendarat ke bawah agar bisa mencapai atap sekolah.
Turunlah seorang pria yang gagah menyelamatkan mereka semua. Di name tagnya tertera tulisan 'Tarung'.
"Anak - anak sekalian, apakah ada yang terluka?" Tanya Pria tersebut.
"Ada 2 orang. Tetapi kami sudah melakukan tindakan". Jawab Ying.
"Bagus. Kalau begitu ikuti saya dan lompat ke helikopter!" Perintah pria tersebut dengan lantang.
"Ada tiga helikopter yang akan membawa kalian! Jadi, bentuk tiga tim dan lompat ke masing - masing helikopter. Mengerti?" Sambung pria tersebut.
Ia pun berlari dan melompat mencapai ke arah helikopter. Lalu melambaikan tangan menunjukkan bahwa mereka harus mengikuti dirinya.
"Mengerti, Pak!" Teriak mereka serentak.
Dimulai dari perempuan terlebih dahulu. Namun saat giliran laki - laki terjadi suatu hal yang tidak terduga.
Grakk Grakk
Suara lemari sedang bergerak. Berarti pintu nya hampir terbuka. Sebelum terbuka lebar, Gempa menyadari hal itu dan berlari ke sana.
"Lemari itu, maksud gua pintu itu bakal terbuka!" Seru Gempa sembari berlari cepat ke arah pintu tersebut.
"Biar gua juga ikut bantu nahan pintu itu lagi". Halilintar juga ikut membantu.
Sekuat tenaga mereka berdua mendorong kembali lemari itu. Namun dorongan dari dalam pintu terlalu kuat.
"Gempa, gua ikut". Ucap Fang yang baru saja datang untuk membantu temannya.
"Gua juga ikut". Glacier juga ingin ikut serta juga menahan pintu itu agar tidak terbuka.
"Jangan, Fang. Tangan lo masih luka. Lebih baik lo selamatin aja diri lo dulu". Ujar Gempa. Ia khawatir dengan keadaan tangan Fang yang belum kering.
"Baiklah, gua mengerti". Fang memundurkan langkahnya dan kembali ke ujung atap. Menunggu helikopter lain datang.
Disisi lain, Thorn terlihat sedikit gemetaran. Ia memegang tangan Ice, karena Ice juga ikut gemetaran.
"Kalian berdua kenapa?" Heran Supra melihat kakak kelasnya ketakutan sampai gemetaran.
"Abaikan. Mereka berdua takut tinggi, memang lo enggak tahu, Sup?" Ucap Blaze. Supra menggeleng. Mana mungkin ia tahu kalau Ice dan Thorn takut ketinggian.
Tiga menit kemudian, tibalah helikopter lain untuk menjemput tim yang lain. Helikopter pertama dinaiki perempuan saja. Helikopter kedua dinaiki Solar, Thorn, Fang, dan Supra.
"Heerrghh... Hali, apa lo yakin kita bisa nahan pintu ini? Sepertinya para zombie berkumpul dan mendorong pintu ini secara bersamaan". Ujar Gempa, ia sedikit kesusahan dalam berbicara. Karena dorongan dari dalam pintu semakin kuat.
"Gua...enggak tahu". Halilintar juga merasa kesulitan.
"Glacier? Masih kuat?" Disaat seperti ini, Gempa masih saja mengkhawatirkan orang lain.
"K...kuat... Tapi, ini cukup melelahkan". Jawab Glacier. Tenaganya juga kalah dengan para zombie disana.
"Bang Hali! Bang Gem! Glacy! Helikopter terakhir mau dateng! Cepat lari!" Teriak Blaze dari kejauhan. Ice bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN [Boboiboy] ✔️
De TodoHanya satu yang bisa mereka lakukan. Yaitu berlari. Berlari untuk menghindari para ancaman yang datang ke mereka. Semua orang sudah terkena virus yang membuat mereka berjalan pincang - pincang dan menggeram tidak jelas. Layaknya zombie di dalam fil...
![RUN [Boboiboy] ✔️](https://img.wattpad.com/cover/207119925-64-k357856.jpg)