"AAAAAA!!"
Teriakan mengisi ruang kesehatan yang berasal dari mulut Halilintar, Taufan, Gempa, Ice, Blaze, Thorn dan Solar. Walau sudah menjauh dari Glacier mereka tetap berteriak kencang. Hasilnya membuat para penghuni ruangan selain mereka terbangun dengan keluhan tentang telinga.
"OI! NGAPAIN KALIAN TERIAK?!" Kesal Fang, sontak membuat orang yang berteriak tadi membungkam mulut mereka.
"I...itu...g...gla...glacier?" Ice gugup. Seingatnya Glacier berubah menjadi zombie tadi.
"Hah? Ini memang aku, kok. Aneh". Glacier, lalu memandang ketujuh orang yang sudah tidak waras otaknya.
"Kok masih hidup?" Gempa, sambil memeluk lengan kedua temannya.
"Dikira aku udah jadi zombie gitu?" Ucap Glacier menatap datar mereka lalu menghela nafas dengan berat. "Ya enggak lah!" lanjutnya.
Kini Gempa yang mengaitkan kedua tangannya di tangan kanan Taufan dan tangan kiri Halilintar, Blaze dan Ice yang berada di belakang Taufan dan Halilintar, terakhir Solar dan Thorn yang berpelukan. Sedetik kemudian mereka memandang satu sama lain dan mencoba untuk menangkap apa yang sedang terjadi sebenarnya.
"Jangan bilang kalo yang tadi itu cuman mimpi". Gumam Solar lalu mulai untuk berpikir lebih keras lagi. Thorn menatapnya lalu mengernyit heran.
"Tapi, Solar, kalo kita mimpi, kenapa kita memimpikan hal yang sama?" Tanya Thorn.
Kali ini Solar merasa ia tidak bisa memecahkan misteri yang satu ini.
"Jangan khawatir, aku baik - baik saja, kok. Lagipula untuk apa dikhawatirkan buktinya aku masih manusia. Hidup lagi".
Kalimat penenang dari Glacier membuat ketujuh orang tersebut menghela nafas cukup panjang. Karena sejak tadi mereka menahan nafas dengan mimpi yang dialami mereka.
•• •• •• •• ••
Taufan memandang langit biru yang disertai dengan kicauan burung - burung bertebangan disana. Entah burung itu zombie atau bukan, tapi melihatnya Taufan sudah merasa sedikit lega.
"Apakah tidak ada jalan lain selain melewati pagar sekolah yang cukup sulit dilewati itu?" Suara Supra mengisi keheningan beberapa saat yang lalu.
Taufan dengan yang lain refleks menoleh dan menatap Supra. Yang ditatap merasa heran karena semua menatapnya saat ini. Padahal ia hanya menanyakan satu pertanyaan yang tidak begitu sulit untuk dijawab.
"Ada satu cara lain". Usul Solar.
Semua tatapan kini beralih ke Solar. Yang ditatap hanya terkekeh - kekeh tidak jelas sambil membenarkan posisi kacamata jingga miliknya.
SKIP
TIME
"Atap? Kenapa harus ke atap?" Tanya Gempa bingung.
"Begini, kalo kita ke atap dan mencari bantuan pastinya ada polisi yang akan datang menyelematkan kita". Jelas Solar.
"Bantuan? Belum tentu itu bisa dilihat dengan cepat oleh para polisi. Lo kira polisi bakal dateng secepatnya gitu?" Sangkal Halilintar tidak yakin dengan cara Solar yang lain.
"Dan bagaimana cara untuk memberitahu polisi itu bahwa kita masih hidup?" Kali ini Taufan juga berpendapat.
"Makanya dengerin dulu. Tidak sabaran sekali, sih!" Kesal Solar. Karena yang lain sedari tadi hanya melemparkan pertanyaan yang jelas - jelas Solar belum memberitahu caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN [Boboiboy] ✔️
RandomHanya satu yang bisa mereka lakukan. Yaitu berlari. Berlari untuk menghindari para ancaman yang datang ke mereka. Semua orang sudah terkena virus yang membuat mereka berjalan pincang - pincang dan menggeram tidak jelas. Layaknya zombie di dalam fil...
![RUN [Boboiboy] ✔️](https://img.wattpad.com/cover/207119925-64-k357856.jpg)