🔟➕🔟➕6⃣

5K 599 226
                                        

Biasanya pagi hari selalu ditemani oleh suara kicauan burung. Namun, sejak kemarin hingga hari ini berbeda. Tidak ada makhluk hidup normal seperti dulu.

Suara ayam berkokok pun tidak ada. Hanya ada matahari terbit yang muncul dari arah timur dan tidak akan pernah berubah.

"Hoaammm... Ngantuknya". Kali ini Ice yang pertama kali bangun.

Sedikit aneh melihat Ice bangun lebih awal dari biasanya. Gempa saja yang ikut terbangun sedikit tercengang melihat adik kelas yang suka tidur itu.

"Kenapa bantuan belum datang? Harusnya asap dari bakar - bakar kemarin memberi tanda bahwa kita di sini". Gempa tidak sabaran menunggu bantuan datang.

"Apa mungkin di luar sana sudah tidak ada satupun orang yang selamat?" Yaya menduga - duga keadaan di luar sekolah. Ia juga sudah terbangun dari tidur lelapnya.

"Bersabar saja, gua yakin bantuan akan datang". Jawab Ice dengan mata yang masih tersayup - sayup.

"Sampai kapan? Persediaan makanan kita tidak bisa untuk satu minggu. Bisa - bisa kita mati kelaparan di sini". Gempa terlalu khawatir jika persediaan makan akan habis.

"Bagaimana kita mengirim tanda lagi?" Sahut Solar, ia juga sudah terbangun.

Lalu mengacak - ngacak tas yang selalu di bawakan oleh Supra. Dan mengeluarkan bahan - bahan yang hanya bisa di ketahui Solar.

"Kita akan melakukan apa?" Tanya Gempa penasaran melihat bahan - bahan yang tidak di ketahuinya. Mungkin ia tahu walau sedikit.

"Kita akan membuat bom asap". Jawab Solar dengan gaya angkuhnya.

•• •• •• •• ••

Memakan waktu berjam - jam dalam membuat bom asap. Matahari sudah semakin menaik, Kesemua baju mereka basah karena berkeringat dan rasa lapar muncul ketika terlalu lama bekerja.

Jika kalian ingin tahu prosesnya, jangan tanyakan Author karena saya anak IPS bukan anak IPA.

Padahal pagi tadi, Solar sudah sangat bersemangat untuk membuat bom asap. Tetapi, kegiatannya agak menyulitkan juga. Butuh beberapa kali cobaan yang gagal. 

Sebenarnya Solar sudah siap dengan bom asapnya. Namun, bom itu tidak menimbulkan asap sama sekali hanya ada suara ledakan.

Walau hanya ledakan pasti orang di luar sana yang masih hidup mengira para zombie sedang membuat keributan.

"Bang, gua rasa cara lo salah". Sahut Supra. Merasa di salahkan, Solar tidak terima.

Semua eksperimennya tidak pernah ada yang gagal. Ada sih, tapi itu cuman tiga kali kegagalan tidak seperti yang satu ini. Sudah sepuluh kali gagal.

"Masa sih! Kalo gagal terus gimana, dong?" Pasrah Solar. Ia sudah lelah mencoba untuk berhasil.

"Serahin aja sama gua, Bang". Ucap Supra layaknya pahlawan kesiangan bagi Solar.

Solar memundurkan posisi duduknya dan melihat Supra yang melanjutkan kegiatannya. Ada beberapa kesamaan dalam tahap pembuatannya. Tapi di tahap akhir Supra melakukan cara berbeda.

"Tadaaa! Siap! Gimana? Jenius 'kan?" Seru Supra, terlalu melebih - lebihkan.

"Belum dicoba udah sombong duluan". Solar masih tidak menerima jika Supra bisa melakukan semua itu.

"Okey, okey, kita coba, ya". Supra melempar eksperimennya dan...

BOMBAYAAH!

"Yesss! Berhasil! Berhasil! Hore! Wibibip!" Seru Supra kegirangan sembari menarik tangan Solar dan melompat - lompat seperti anak paud.

RUN [Boboiboy] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang