🔟➕9⃣

5.2K 666 152
                                        

Beberapa menit kemudian...

"Hooaamm..." Ice terbangun dari bunga tidurnya. Matanya menatap sekeliling ruangan namun hasilnya nihil.

Tidak ada siapapun disana.

"Haloo, ada orang disini?"

Tidak ada jawaban.

"Halo? Loha? Hola?"

"Berisik!"
"Ice, lo lagi ngapain sih?"

Ternyata ada kedua pemuda yang baru saja menampakkan dirinya. Halilintar dan Blaze.

"Blaze? Kakak kelas yang emosian?" Ucap Ice.

"Nama gua Halilintar! Bukan kakak kelas yang emosian!" Bentak Halilintar. Karena Ice tidak mengetahui namanya.

"Kok cuman kita bertiga? Yang lain kemana?" Sedangkan Ice masih merasa bingung. Tidak ada satu orang pun selain mereka.

"Enggak tahu. Terakhir kali yang gua inget, gua merasa seluruh badan gua panas, sesak, pokoknya kayak orang mau mati". Jelas Blaze. Ia hanya bisa  mengingat kejadian terakhir kali yang diingatnya.

"Berarti kita ada di alam barzah dong?" Tanya Ice dengan pertanyaan tidak masuk akalnya.

"Mungkin". Blaze malah menanggapinya.

Tidak tahu saja ada yang sedang kesal melihat kelakuan mereka.

"Ck! Kalian ini punya otak enggak sih?!" Halilintar kesal melihat kelakuan bodoh adik kelasnya.

"Enggak. Kan kita udah mati". Jawab Blaze. Membuat Halilintar bertambah kesal.

"Kalo udah mati kenapa lo bisa napak, bambank?!" Gertak Halilintar yang sudah tidak bisa menahan kesabarannya.

Kalau Halilintar diizinin buat tampol, dia akan tampol sekarang tanpa segan - segan.

"Oh, berarti kita masih hidup dong? Alhamdulillah". Ujar Blaze.

Andai saja Gempa ada disini, pasti Halilintar bisa cepat untuk menenangkan emosinya. Jika begini, Halilintar susah untuk menenangkan emosinya.

"Kalau begitu kita cari yang lain".

"Mau nyari kemana?"

"Kemana - mana hatiku senang~".

"Blaze, lama - lama gua tabok lo".

"Ampun, Bang".

Saat sedang seru - serunya berbicara, tiba - tiba pintu ruang osis terbuka dan muncul pemuda dengan kacamata kuning.

Siapa lagi kalau bukan Solar?

"Ka- kalian sudah bangun?" Tanya Solar sambil mengecek bahwa mereka bertiga baik - baik saja.

Halilintar, Blaze dan Ice hanya mengangguk.

"Teman - teman, kita berhasil!" Seru Solar lalu pintu terbuka dan muncullah orang yang dicari - cari tadi.

Dan...

"Ki-kita berhasil, Solar!" Seru Thorn sambil menggoyang - goyangkan tubuh Solar.

"Usaha kita enggak sia - sia, Bang". Ujar Supra sambil melihat Solar yang digoyang - goyangkan oleh Thorn.

"Hiks... Supra, aku terharu nih". Glacier sedikit terisak dan memeluk Supra dengan sangat kencang.

"Ternyata lo bisa lemah juga?" Bukannya merasa senang malah mencari keributan. Kebiasaan Fang.

"Fang! Orang baru sembuh lo ajak berantem juga?!" Marah Ying.

"Dia memang begitu 'kan?" Ucap Gopal. Yang dibicarakan hanya bisa terdiam.

RUN [Boboiboy] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang