Mereka kebingungan, sudah setengah jam ketiga pemuda itu berada di gedung bagian kiri. Tetapi tidak ada jejak ataupun petunjuk untuk menemukan teman - teman mereka.
Hingga detik ini ketiga pemuda tersebut terdiam di depan ruang gudang.
"Aduh... Mereka dimana sih? Kita memerlukan Ying dan Yaya saat ini. Aku yakin kalo mereka yang membawa alat - alat p3k". Thorn terlihat cemas.
Bagaimana ia tidak cemas ketika kedua temannya terluka?
"Solar? Kamu masih kuat 'kan?" Tanya Thorn. Ia khawatir dengan sahabatnya yang satu ini. Lukanya masih saja mengeluarkan darah.
"Tenang... Gua...baik - baik...aja". Jawab Solar dengan nafas terengah - engah.
"Baik. Ini mah namanya buruk. Muka lo pucat banget, Lar". Ujar Fang sambil melihat muka Solar yang semakin memucat.
Ketika mendengar hal tersebut kepala Thorn ingin meledak rasanya. Cemas, bingung, khawatir, mungkin semua perasaan negatif sedang berada di dalam benaknya.
"Bang Fang, tangannya masih sakit?" Thorn menjadi overprotektif jika keadaannya seperti ini terus. Fang hanya mengangguk.
"Kita harus gimana nih? Solar, jangan sampai pingsan, ya?" Sudah kedua kalinya Thorn mengecek keadaan Solar. Ia benar - benar sudah menjadi overprotektif.
"Emangnya kenapa kalo gua pingsan?" Tanya Solar dengan nada yang lemah.
"Takut aja. Pokoknya kalo kamu pingsan nanti aku tampar supaya kamu bangun". Jawab Thorn. Solar pun menguatkan batinnya agar tidak tertidur.
"Terdengar sedikit kejam". Gumam Fang melihat kedua adik kelasnya yang random ini.
Cklek
"Fang? Thorn? Solar? Kalian lagi ngapain disini?"
Tiba - tiba saja Ice datang di hadapan mereka bertiga. Layaknya ketiga pemuda itu sudah menemukan suatu harapan besar.
"Jangan menatap gua seperti itu! Masuk aja sih!" Ice kesal melihat teman - temannya menatap dirinya dengan mata blink - blink tersebut.
Thorn yang tidak tahu diri secara tiba - tiba lagi memeluk Ice dengan erat.
"A..aaaddduuhh! Sakit woy!" Ice menepuk - nepuk tangan Thorn yang menempel di bahu kirinya. Ia lupa jika Ice mempunyai bekas luka di bahu kirinya.
Si pelaku hanya tersenyum - senyum tidak jelas. Tidak tahu diri sekali.
Ice punya golok tinggal di bacok aja, nih.
"Masuk! Jangan kelamaan nanti gua ngantuk". Gerutu Ice. Ia masih sedikit kesal dengan Thorn.
Ketiga pemuda yang sebelumnya tersesat mencari temannya akhirnya menemukan salah satu temannya.
"Ngomong - ngomong kenapa kalian bisa ada di gudang? Dan tangga apa ini? Tangga loteng?" Tanya Fang ketika menatap Ice yang berada di ruangan berdebu tersebut.
"Ikutin gua aja. Enggak usah banyak omong". Ucap Ice lebih ketus daripada kakak kelasnya.
"Kamu sendirian Ice? Yang lain dimana? Aku butuh p3k, nih". Rengek Thorn sambil menarik - narik ujung baju Ice.
"Ikutin aja dulu!" Ice sedikit membentak.
Merasa tidak terima, Thorn langsung menarik baju Ice secara kasar dengan satu tangannya. Karena tangannya yang lain sedang memapah Solar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN [Boboiboy] ✔️
De TodoHanya satu yang bisa mereka lakukan. Yaitu berlari. Berlari untuk menghindari para ancaman yang datang ke mereka. Semua orang sudah terkena virus yang membuat mereka berjalan pincang - pincang dan menggeram tidak jelas. Layaknya zombie di dalam fil...
![RUN [Boboiboy] ✔️](https://img.wattpad.com/cover/207119925-64-k357856.jpg)