14 Mei 2012
Malam yang sama sebelum Johan memutuskan hal gila...
Johan memasuki ruang kerja ayahnya. Dia mengedarkan pandangan kesemua sisi dari tempat yang terasa begitu serius. Dilihatnya kertas-kertas yang ada di tumpukan meja, kemudian komputer serta beberapa tumpukan file yang menumpuk. Ayahnya sudah bekerja keras dan melakukan segalanya. Tapi semua itu tidak juga mampu membuat Bunda kembali dalam rengkuhan mereka.
Johan tersenyum sejenak lalu mengambil violin itu. Dia ingin memainkannya. Dia ingat ayahnya dulu begitu mahir memainkan alat musik yang satu itu. Bahkan, ayahnya bermain untuk bundanya ketika ada momen yang tepat.
Johan membawa violin itu menuju kamarnya. Johan memainkan beberapa nada yang selalu dia dengarkan sejak kecil. Kepalanya tidak akan pernah lupa pada setiap alunan violin dari ayahnya dulu.
Ternyata, setelah semua ini. Mereka tetap memiliki waktu bahagia bersama.
Johan memainkannya. Suara violin yang begitu lembut membawanya pada...
Bunda tidak selingkuh, Johan!
Karena setelah menikah nanti, Bunda bisa membawamu dan Abang bersama Bunda..
Tidak ada yang namanya bekas anak!
Abang bersamamu, Dek.
Johan masih memainkan violin tersebut dengan konsisten. Kedua netranya yang menutup menjadi pertanda dia begitu menikmati permainannya.
jika Johan berniat untuk hancur, ajak Bang Juan juga. Atau, jika kau ingin hancur sendirian maka kau akan melihat Bang Juan lebih hancur dari pada dirimu!
Tempo yang Johan mainkan meleset. Suara melengking dari alat musik yang dia mainkan itu kini menyakiti telinganya.
Johan masih superheronya Abang, kan?
Johan menghembuskan nafas. Sekali lagi, Johan memainkan busur dari violin milik ayahnya. Dia mencoba menemukan fokus dan mengalunkan lagu indah seperti ayahnya dulu.
Pernikahan Bunda dan Tuan Yoga akan dilangsungkan lima bulan lagi
Johan, Bunda tau pasti sangat berat untukmu tapi Bunda tidak akan berubah
Ikuti apa kata Ayah, sekarang Ayah yang berhak atas dirimu
Aku rindu Bunda, aku ingin Bunda disini bersamaku.
Kau merasa hebat telah merawat Johan 2 hari? Bagaimana denganku yang sudah melahirkan dan membesarkan mereka?
Aku janji pada Bang Juan untuk menjaga Bunda
Abang sayang Johan
Ayah sayang Johan
Bunda sayang Johan
Johan menurunkan busur violin itu setelah mendengar tiga kata yang lewat begitu saja dalam kepalanya.
"Johan tidak lagi merasakan rasa sayang itu" pelan, gumaman ini sangat pelan.
Johan menunduk. Dari sudut ini dia mampu melihat luka-luka yang ada di kedua tangannya.
"Bang Juan tidak akan bisa lebih hancur dari pada aku karena Bang Juan yang aku kenal tidak akan pernah hancur terpuruk sepertiku"
Johan memeluk violin milik ayahnya.
"Ayah, aku sangat menyayangi Ayah"
"Aku sangat menyayangi Bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us || Season 1 & 2 Fin
Fanfiction*Sebelum membaca carita ini, perlu diingat didalamnya terdapat beberapa kata atau alur cerita yang mungkin sedikit menyinggung bagi beberapa pihak. *Dan didalamnya juga ada unsur tentang psikologi dan juga 'kondisi' mental yang mungkin mampu mempen...