*Sebelum membaca carita ini, perlu diingat didalamnya terdapat beberapa kata atau alur cerita yang mungkin sedikit menyinggung bagi beberapa pihak.
*Dan didalamnya juga ada unsur tentang psikologi dan juga 'kondisi' mental yang mungkin mampu mempen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lahir pada tanggal 1 September 1997, usia 22 tahun. Hobinya banyak, olahraga yang lebih dominan dan kini dia baru saja menyelesaikan kuliahnya sebagai sarjana psikologi. Tentu saja dia sedang berusaha memperolehpekerjaan meski ayahnya masih mampu untuk membiayai Johan jika dia mau sekolah lagi.
Juanda juga menyarankan demikian. Juanda meminta pada Johan untuk sekolah lagi dan Johan akan memikirkannya.
Alasan, Yoga.
Dokter itu benar-benar bersinar dimatanya. Johan sangat bingung. Dengan menggunakan kemampuan dan kepintaran berbahasa, Dokter itu sudah bisa membawanya dalam kesembuhan. Itulah yang membuat Johan ingin. Itulah alasan Johan mengambil psikologi sebagai fakultas favoritnya.
Johan ini seorang yang dingin dan jarang berbicara. Dia juga sangat tertutup. Tak pernah menceritakan isi hatinya pada siapapun termasuk orang tua dan kakaknya. Johan lebih suka memendam kesulitannya sendiri.
Alasan untuk Johan selalu terlihat ceria adalah dia tidak ingin kakak dan ayahnya menjadi khawatir dan cemas tentang dia dan ibunya.
Johan juga bungsu keluarga yang sangat baik dan penurut. Dia juga sangat mencintai keluarga. Perhatian dan juga selalu menghidupkan suasana adalah kekuatan yang dimiliki Johan untuk menerbitkan suara tawa keluarganya.
Johan juga sebisa mungkin mengunjungi Juanda dan ayahnya tapi justru Juanda yang lebih sering menemuinya. Sehingga Johan tak perlu capek-capek dalam perjalanan jauh. Tapi sejujurnya dibalik sikap biasa dan cerianya, Johan sangat merindukan ayahnya. Johan rindu kakaknya.
Dulu, Johan menyalurkan kerinduan itu dengan caranya yang salah. Tapi kali ini, Johan menemukan caranya sendiri. Sungguh, Johan juga tidak mengerti dari mana suara dalam kepalanya itu berasal. Benarkah memang itu dirinya yang lain? Atau hanya buatan dari otaknya yang penuh tekanan? Tapi Johan tidak memungkiri bahwa itu sangat, sangat, sangat nyata.
Johan tidak mau lagi. Johan ingin dia tetap menjadi Johan yang ceria tanpa terbebani lagi.
Perpisahan kedua orang tua adalah cara Johan untuk menemukan kebahagiaannya sendiri.
