About Us Seaaon 2- Therapy (2)

914 113 14
                                    

Juanda mengajak Johan keliling sebentar sebelum menuju rumah sakit dimana Yoga bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juanda mengajak Johan keliling sebentar sebelum menuju rumah sakit dimana Yoga bekerja. Mereka sejenak menghilangkan penat. Yoga juga memberi kabar bahwa dia sedang mengerjakan sesuatu sehingga jam konsultasi Johan harus mundur beberapa jam.

"Johan, kau jadi lebih pendiam. Kenapa Dek?" tanya Juanda dengan nada suara yang sangat halus dan penuh perhatian. Tapi jawaban yang Johan berikan hanyalah gelengan kepala dan senyuman tipisnya.

"Kuliahmu bagaimana?" tanya Juanda lagi.

"Semuanya baik-baik saja, Bang" entah kenapa Johan merasa kakaknya hanya basa basi saja. "Bang Juan sepertinya malah yang lebih sibuk. Sudah mulai mengurus perusahaan Ayah dan Bunda juga nantinya" kata Johan dengan nada bicara yang tampak tidak peduli.

"Johan, bisakah kita bahas yang lain saja?" tanya Juanda yang semakin malas.

"Aku ingin berhenti, Bang" Juanda yang sedanh berjalan didepan adiknya itu berhenti dan berbalik menatap adiknya dengan terkejut. "Aku lelah dengan terapi ini. Aku sudah sembuh, Bang" kata-kata Johan yang penuh keyakinan ini sama sekali tidak membuat Juanda percaya. Dia justru semakin takut dan berfikir adiknya mulai menghindari pengobatan.

"Kita lihat hari ini" singkat Juanda lalu ia menarik tangan adiknya. Menggenggamnya erat dan secepat mungkin menuju rumah sakit.

Sesampainya disana, Juanda lebih terkejut lagi. Johan meminta padanya untuk menunggu diluar sementara dia berbicara berdua saja dengan dokternya. Kedua kaki Juanda tidak berhenti bergerak dengan gelisah. Kedua tangannya juga ikut gemetar. Jika seperti ini, dia bisa saja kambuh. Kemudian dia memutuskan untuk menghubungi ayahnya dan menyusul mereka ke rumah sakit. Juanda mulai ketakutan.

Sementara didalam ruang konsultasi selama beberapa menit Johan dan Yoga tidak saling bicara. Yoga menyadari ada yang aneh dengan Johan. Yoga dengan kemampuannya sebagai dokter mampu membaca situasi. Disaat Johan sedang dikuasai oleh amarahnya, Yoga harus diam. Terus diam sampai Johan ingin bicara.

"Bicaralah, Dok" sapaan itu. Johan tidak pernah menggunakannya. Sekarang, Yoga semakin yakin Johan sedang membuat jarak dengannya.

"Apa yang ingin kau tau, Johan?" Yoga tetap berusaha tenang dan menanggapi semua kalimat Johan tanpa menyalahkan.

"Aku sudah sembuh atau justru aku semakin gila" sambar saja. Langsung pada intinya.

"Tidak ada kata gila, Johan"

"Hah!" Johan menoleh pada segala arah sambil menunjukan senyum miringnya. Kedua matanya tampak kosong sekarang. "Kebohongan. Lagi dan lagi selalu kebohongan yang kau katakan. Jujur saja jika aku ini orang gila dan aku tidak mungkin sembuh" jeda Johan sesaat.

"Agar aku tidak perlu berobat seperti ini" perlahan tangan Johan mulai mengepal. "Kau tau seberapa lelahnya? Kau paham bahwa aku sudah bosan? Kau sama sekali tidak menolongku!!" lalu Johan menggebrak meja.

About Us || Season 1 & 2 Fin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang