About Us - I Need You

1.6K 208 16
                                    

23 Mei 2012

Johan sampai pada ruang IGD dimana semua pasien baru harus ditangani terlebih dahulu disana. Sehingga ruangan yang ia pandangi saat ini begitu penuh dan terlihat sangat sibuk.

Kakinya yang gemetar masih Johan paksakan untuk melangkah cepat. Bola mata bulatnya yang bergetar dia paksa untuk tetap fokus mencari keberadaan abang dan kedua orang tuanya.

Dalam fikirannya yang mulai berkecamuk itu Johan memaksakan untuk tetap fokus meskipun hatinya sedang diserang berbagai macam perasan bersalah.

Selama ini Johan selalu melihat abangnya baik-baik saja. Johan selalu berfikir bahwa hanya dia saja yang harus menderita. Seperti yang dikatakan Juanda beberapa hari yang lalu, Johan juga hanya memiliki Juanda sebagai alasan untuk tetap kuat selama ini.

Bahkan dirinya yang lain selalu memdesak Johan agar tetap menderita supaya Juanda tidak merasakan penderitaan. Biarkan Johan saja yang tersakiti.

Pada bed nomor 5 yang berada tepat didepannya dengan jarak yang cukup jauh, terlihat disana Juanda yang tengah dipasang masker oksigen. Dari jarak ini pula Johan dapat melihat pergerakan dada Juanda yang masih belum normal. Tapi Juanda memberontak dan seakan sedang meminta pada ayah dan bundanya untuk pergi dari sana.

Semakin Johan mendekat semakin teriakan Juanda dari balik masker oksigen itu terdengar. Juanda bahkan memaksa ayahnya untuk melepaskan masker oksigen tersebut. Air mata Johan menetes satu-satu, seirama dengan langkah kakinya yang begitu pelan.

"Johan dimana, Ayah? Kenapa Bunda meninggalkannya? Tuhan, adikku bisa mati!!"

Abang.

Ayah.

Bunda.

Tiga orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Johan tidak tau apa yang salah diantara mereka berempat, tidak. Selama ini memang tidak ada yang salah.

Ayahnya selalu mengatakan bahwa dia dan bunda akan selalu menyayanginya dan abang meskipun terpisah. Saat Johan masih tinggal bersama bunda, Juanda dan ayahnya selalu menanyakan kabar dan tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.

Hanya seorang ayah.

Bunda yang selalu bekerja setiap hari. Pulang malam dan berangkat pagi lagi hanya untuk sekolah dan kebutuhannya. Johan yang hanya menyusahkan tidak pernah menyadari wajah lelah bundanya. Ibu yang hebat yang terpaksa harus menjadi orang tua tunggal untuknya. Mengajarkan kebaikan dan juga semua hal buruk yang tidak boleh dilakukan semasa hidup. Meski setiap hari bekerja, bunda selalu menyiapkan sarapan dan memastikan Johan sudah sarapan atau tidak melewatkan makan siang dan makan malam seperti kebiasaannya selama ini.

Bunda melupakan masa lalu dan terus melangkah dengan kuat agar menjadi bunda terbaik untuk dia dan abang.

Lalu sekarang, apa yang Johan lakukan? Johan melupakan semua pengorbanan mereka sebagai orang tua. Johan melupakan keberadaan Juanda karena dalam dirinya ada dia yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari Johan.

"Johan! Bawa aku bertemu dengannya ayah! Lepaskan ini... Aku ingin memeluk adikku!"

Langkah Johan terhenti bersamaan dengan teriakan Juanda yang tidak lagi terdengar saat melihatnya.

Juanda melepaskan masker oksigennya. Beberapa kali menghirup nafas lebih dalam agar dadanya tidak lagi sesak. Panic disorder yang ia miliki hanya akan kambuh saat Juanda benar-benar merasa panik dan ketakutan seperti sekarang. Juanda bukan seseorang yang mudah panik. Dia hanya pemuda yang begitu mudah ketakutan lalu dia terkadang tidak mampu mengendalikan rasa takut itu.

About Us || Season 1 & 2 Fin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang