About Us - Healing

1.5K 180 8
                                    

27 Mei 2012

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27 Mei 2012

Johan sudah lebih baik. Kini dia tengah ditemani Juanda setelah makan siang sambil menunggu kedua orang tua mereka yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan. Bunda mereka melakukan pekerjaan di rumah, tidak mungkin Bunda akan pulang Seoul dengan kondisi Johan yang masih belum bisa ditinggalkan oleh keluarga.

Juanda dan Johan sedang terdiam beberapa saat lalu datang lah sahabat Juanda, Kenan dengan sosok yang lebih muda.

"Juanda, Johan!!" sapa Kenan dengan menunjukan telapak tangannya.

Dua manusia yang disapa Kenan tidak membalas karena terlalu fokus pada sosok dibelakang Kenan yang tersenyum pada mereka.

"Adikku, Kamal"

Pemuda dengan sapaan Kamal itu langsung membungkuk kecil sambil tersenyum simpul. Setelahnya Juanda mengulurkan tangan dan memperkenalkan dirinya lalu kemudian Juanda memperkenalkan Johan padanya.

"Aku sering mendengar cerita Kak Kenan tentangmu, Johan. Sepertinya kakakku ini justru lebih menyayangimu dari pada aku" sindir Kamal.

"Johan lebih lucu dari pada kau"

Selalu saja, Kenan bisa membawa suasana menjadi riang dan penuh dengan keseruan. Entah bercerita entah dia dan Juanda yang saling mengejek.

Kenan dan Juanda duduk disofa sementara Kamal dan Johan sedang saling beecengkrama.

Juanda terus memperhatikan mereka berdua dengan sorot penuh kasih sayang dan bahagianya.

"Apa yang terjadi pada Johan, Juan?" pertanyaan Kenan ini langsung mengubah suasana hati Juanda menyendu.

"Johan, dia halusinasi. Dia mengira ada Johan yang lain dalam dirinya"

Kenan menghembuskan nafas lelahnya. Disusul dengan Juanda yang melakukan hal yang sama.

"Aku dan keluargaku mengalami waktu yang teramat sulit kemarin. Untuk pertama kalinya aku memprotes ayah dan bunda untuk tidak keras kepala dan memikirkan kami berdua"

Kenan tersenyum lebar dengan bibir kotaknya. Tidak dia sangka, Juanda yang selalu menyembunyikan perasaannya kini berusaha mengeluarkan uneg-uneg yang mungkin sudah menumpuk dalam hatinya. Kenan senang, Juanda mampu mengerti bahwa berbagi dengan sahabatnya tidaklah buruk.

"Tapi, kami tidak bisa egois. Kami akan tetap merestui pernikahan Bunda dan Tuan Yoga, dengan persetujuan Ayah tentunya"

Kenan terperangah, dia sedikit menegakkan posisi duduknya dan menatap Juanda serius.

"Jadi, Johan akan kembali ke Seoul?" tanya Kenan dengan menatap Juanda yang tidak balik menatapnya. Juanda justru semakin asik memainkan kesepuluh jarinya.

"Semuanya, kami serahkan pada Johan. Anak itu kami beri kebebasan untuk memilih, Kenan. Kami tidak akan memaksanya lagi. Sudah cukup dia tertekan sampai harus mengikuti terapi kesehatan mental sejak ia membuka mata dua hari yang lalu" jawab Juanda sambil menunduk dan menatap jemarinya.

About Us || Season 1 & 2 Fin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang