Sehun berlari menyusuri area gedung hotel, mencari gadisnya yang pasti sangat terluka dengan acara pertungannya yang sangat mengejutkan sebelumnya. Sehun tidak dapat menolak karena ia masih memikirkan orang tuanya yang pasti sangat malu nantinya, dan Nayeon lah yang harus ia korban untuk di sakiti.
Tapi, hampir seluruh area gedung ,Sehun tidak menemukan Nayeon, gadisnya seakan menghilang di telan bumi. Pada akhirnya, Sehun hanya dapat terduduk pasrah, dadanya sesak dan matanya memerah ingin menangis. Sehun mengepalkan tangannya, dan untuk melampiaskan kemarahannya, Sehun memukul lantai yang di pajakinya berkali-kali.
Kata umpatan pun keluar dari bibir Sehun, tidak perduli kini tangannya telah memerah dan berdarah, Sehun merasa ia pria lemah yang tidak bisa melindungi gadis yang di cintainya. Sebisa mungkin, Sehun selalu menjaga agar mata indah gadisnya tidak mengeluarkan air mata kesedihan, tapi malam ini dirinya lah yang melakukan hal tersebut.
Dan tidak jauh dari Sehun kini, Hayoung berdiri melihat Sehun yang tampak hancur dengan hilangnya Nayeon. Hayoung memejamkan matanya, hingga air matanya kembali membasahi pipi Hayoung. Bibirnya bergetar, dan Hayoung merasa ia adalah perempuan yang sangat jahat sekarang.
Hayoung mengusap wajahnya, lalu berjalan mendekati Sehun.
" Sehun "
Sehun tidak memperdulikan panggilan itu, dan Hayoung pun bersipuh, mengambil tangan Sehun ,ingin membalutnya dengan sapu tangan Hayoung. Tapi dengan cepat Sehun menarik tangannya, ia menoleh ke arah Hayoung.
" Kau masih bisa memanggil nama ku " ucapan Sehun sangat dingin.
" Tangan mu terluka " sebisa mungkin Hayoung tidak menunjukkan sisi lemahnya di depan Sehun.
" Tangan ku terluka, tidak sebanding dengan apa yang Nayeon rasakan sekarang!! "
" Nayeon akan memahami posisi mu, dan__"
" Diam! "
Bentakan Sehun tersebut membuat Hayoung mengepalkan kedua tangannya, menahan rasa sakit akan sikap Sehun.
" Seharusnya kau memberi tahu ku! Seharusnya kau mengatakan rencana yang di buat oleh orang tua ku!"
" Aku ingin memberi tahu mu! Tapi ibu mu melarang ku! Dan kau ,untuk memandang ku saja, kau seakan-akan jijik dan muak! Apa yang harus aku lakukan ketika aku memanggil mu, tatapan yang kau berikan hanya sebuah tatapan kebencian! Apa yang harus aku lakukan Sehun!! "
Pertahanan Hayoung runtuh, pada akhirnya ia mengeluarkan semua isi hatinya yang selama ini pendam. Dari awal, Hayoung tidak akan mengatakan apapun, biarlah semua rasa sakit yang di alaminya selama ini hanya dirinya yang mengetahui.
Hayoung tidak dapat menahan laju air matan yang mengalir dari ke dua matanya, sebisa mungkin ia tetap kuat di hadapan Sehun, tapi tetap saja, Hayoung tidak bisa.
" Kenapa kau hanya menyalahkan ku? Kenapa hanya aku Sehun! Aku juga tidak pernah menginginkan hubungan seperti ini! Tapi kenapa tatapan kebencian itu hanya kau tunjukkan pada ku! "
Hayoung menutup wajahnya, merasa sangat malu dengan semua ucapannya,namun itulah yang terjadi sebenarnya. Sedangkan Sehun, ia tidak berekasi apapun selain menunjukkan wajah dingin, memperlihatkan bahwa ia tidak perduli dengan apa yang Hayoung katakan.
Sehun berdiri, berjalan pergi meninggalkan Hayoung yang masih menangis.
" Percuma aku mengatakan semuanya Sehun, kau hanya akan tetap menyalahkan ku "