Didalam mobil itu, hanya terdengar suara Hayoung dan Jihoon yang saling bercanda, sedangkan si pengemudi, hanya diam fokus pada jalan. Wajah dinginnya belum hilang, hatinya masih merasakan perasaan cemburu akibat kejadian pagi ini.
Sehun tidak menyadarinya, dan ia masih menyangkal akan hal itu. Bahkan sejak dalam perjalanan Sehun dan Hayoung tidak berbicara , Hayoung pun tidak menyadari dan terlihat tidak perduli .
Tidak terasa mereka telah sampai dirumah orang tua Sehun. Setelah memarkirkan mobilnya, Hayoung dan Jihoon pun keluar. Dan malah mengabaikan Sehun yang masih berdiri didekat mobil.
Sehun menghela nafas, moodnya sangat buruk sejak kejadian pagi ini. Ia pun berjalan masuk, menyusul Hayoung.
" Omo, siapa ini . Jagoan Helmonie "
Tiffany menggendong anak kecil itu,tidak lupa mencium pipi cubby Jihoon yang selalu terlihat menggemaskan .
" Aigo, Helmonie merindukan Jihoon, sudah lama sekali tidak datang "
" Hoon juga, rindu Harabojie , cookies Helmonie dan Vivi , tapi yang paling Hoon rindukan Vivi "
Tiffany tertawa lepas, ucapan polos Jihoon benar membuat Tiffany terhibur.
" Baiklah, ada cookies dan Vivi . Harabojie masih ada pekerjaan, Hoon main dengan Helmonie saja ya "
Jihoon mengangguk semangat. Tiffany beralih pada Hayoung, tersenyum pada perempuan itu.
" Menginaplah malam ini, biar Jihoon bersama eomma "
" Akan aku pikirkan , aku tidak ingin merepotkan eomonim "
Tiffany menggeleng kepalanya dan terkekeh, tidak habis pikir dengan perkataan Hayoung . Hayoung selalu saja takut merepotkannya, padahal Tiffany tidak pernah berpikir seperti itu.
" Eomma akan membawa Jihoon main, kau pergi ke perusahaan hari ini ? "
" Ne, sudah lama aku tidak datang "
" Ayo Jihoon ,vivi diteras belakang "
Tiffany membawa Jihoon pergi. Hayoung pun juga pergi, tapi Sehun dengan cepat menahan tangan Hayoung .
" Wae? "
" Kau tidak ingin menjelaskan "
" Menjelaskan apa? "
" Pria yang dirumah mu "
" Teman ku saat di LA "
" Apa teman sedekat itu ? Bahkan Jihoon memanggilnya daddy "
Hayoung melepaskan pegangan Sehun dengan kasar, " Dan itu tidak ada hubungannya dengan mu " setelah mengatakan itu, Hayoung pergi .
Sehun mengumpat dalam hatinya, dam segera mengejar Hayoung.
" Hayoung ! Kim Hayoung! "
Sehun mengejar Hayoung, kembali menarik tangannya.
" Apa mau mu ! Aku ingin pergi "
" Aku akan mengantar mu "
" Tidak perlu . Aku naik taksi "
Sehun tidak memperdulikan ucapan Hayoung, ia menarik Hayoung , tidak perduli Hayoung memberontak.
" Sehun lepas !!! "
Sehun membuka pintu mobil, mendorong Hayoung masuk kedalam. Setelahnya Sehun lah yang masuk,dan menjalankan mobilnya.
Dalam perjalanan ke perusahaan, Sehun maupun Hayoung tidak berbicara sama sekali, bahkan Hayoung tidak sekali pun melihat kearah Sehun. Suasana didalam mobil itu tidak nyaman untuk keduanya.