Setelah satu hari melakukan pencarian, dan berakhir menemui si penculik di kantor polisi, malam pun tiba, dan mereka memutuskan kembali ,untuk beristirahat.
Setelah pengakuan Jun hyun, Hayoung tidak banyak bicara. Dari raut wajahnya masih terlihat sangat syock. Sehun pun yang masih bingung, ingin bertanya ,namun melihat keadaan yang tidak memungkinkan , Sehun memilih mengurungkan niatnya.
Hayoung kini, termenung di kamarnya. Terlihat memikirkan sesuatu, sekali-kali air matanya akan jatuh , karena disisi lain Hayoung merindukan Jihoon. Terhitung sudah tiga hari Jihoon menghilang dan Hayoung tidak tahu bagaimana kabar putranya.
Jenny, yang ingin mengantarkan makanan untuk Hayoung, berbalik kembali keluar. Ia marasa percuma saat ini meminta Hayoung makan, karena pasti Hayoung tidak akan meresponnya.
Jenny kembali ke dapur , bergabung dengan Sehun dan Kai dimeja makan yang sedang menyantap makan malam.
" Hayoung tidak mau makan ? " Itu pertanyaan dari Kai.
" Bukan, tapi aku tidak ingin menganggu Hayoung . Kalau kalian lihat keadaannya saat ini, aku benar tidak tega . Jihoon satu-satunya alasan Hayoung tetap bertahan, tapi Hayoung malah dipisahkan dari Jihoon "
Kai menghela nafas, nafsu makanya pun jadi hilang.
" Aku tidak menyangka pria itu kembali. Bukannya dia dulu menolak Hayoung? Bahkan hampir membunuh Hayoung . Kenapa pria itu kembali menganggu ketenangan Hayoung " ujar Kai frustasi, merasa jengkel dengan Erwin .
" Aku juga berharap Hayoung tidak bertemu dengan pria itu. Tapi, astaga. "
Sehun yang mendengar sejak tadi semakin ingin tahu siapa pria yang bernama Erwin itu.
" Siapa Erwin? "
Kai dan Jenny menoleh ke arah Sehun.
" Ahh iya___kau tidak tahu ya , maaf kami melupakan mu "
Ucap Kai yang benar tidak sadar Sehun belum mengetahui siapa yang mereka bicarakan." Lanjutkan "
Kai tampak ragu menceritakannya, tapi melihat raut wajah Sehun yang terlihat serius, dan menunggu, Kai tidak punya pilihan lain
" Erwin____pria itu adalah ayah Jihoon, pria yang telah membuat hidup Hayoung hancur "Keadaan mendadak hening, Sehun terdiam menatap Kai dan ia ingin mendengar ceritanya lebih detail lagi.
" Pria itu bukan manusia. Pria kejam yang telah merusak hidup Hayoung. Membuat Hayoung hampir mengakhiri hidupnya, dan lebih menyedihkannya lagi, keluarga Erwin mendukung dan menyalahkan Hayoung "
" Masa itu sangat lah berat bagi Hayoung, aku bahkan tidak mengenal Hayoung saat itu. Tapi, kami yang tidak memiliki kekuasaan seperti Erwin hanya bisa diam dan melihat, melawan sama saja seperti menjatuhkan diri kedalam jurang, saat itu semua terlihat mustahil untuk tercapai melawan Erwin "
Jenny menambahkan, ia sampai menitikan air mata, mengingat bagaimana masa sulit bagi Hayoung ." Karena itu Hayoung hanya diam, Erwin bukan orang biasa, apalagi ia adalah ayah biologis Jihoon. Kau juga pasti tahu, hukum negara pasti mempan dengan uang dan koneksi . Artinya bagaimana pun melawan dengan bukti, uang selalu menang "
Sehun bersandar, fokus matanya tertuju kedepan dengan segala pemikiran . tidak menyangka masalah penculikan Jihoon akan sampai sejauh ini . Tapi dari semua penjelasan Kai, Sehun tidak setuju bahwa mereka tidak bisa berbuat apapun.
Seberapa besar pun pengaruh pria bernama Erwin itu, pasti ada cela yang bisa membuatnya jatuh. Sehun dengan segera mengambil ponselnya, berniat menghubungi Baekhyun .