Wajah Hayoung sembab, dengan hidung yang memerah dan mata yang bengkak. Kini Hayoung dan Johny berjalan bersama dengan tangan yang bertautan menuju pintu gerbang, untuk mengantarkan Johny .
" Kita sudah sampai "
Kepala Hayoung yang tertunduk terangkat, dan ia melihat Johny tersenyum padanya.
" Aku__Aku "
Johny tertawa, mengacak rambut Hayoung .
" Lihat wajah mu, sudah seperti badut. Jelek "
Hayoung menggigit bibirnya, " Maaf "
" Sudah seratus kali aku mendengarnya. Kenapa selalu minta maaf hemm ? "
" Kau pasti kecewa pada ku "
" Kecewa ? Kenapa aku harus kecewa ? "
" Semua kebaikan mu, perhatian mu , dan sikap mu pada ku. Kamu memang orang baik, bahkan aku merasa tidak pantas mendapatkan kebaikan mu. Dan malam ini kamu___ "
Hayoung menjeda perkataannya, mengambil nafas sejenak" Kamu menyatakan perasaan mu ,tapi aku ___"
Ucapan Hayoung terhenti saat ia merasa tangan Johny memegang kepalanya. Keduanya bertukar pandang, dengan Johny tersenyum .
" Itu lebih baik. Dari pada kamu menerima ku untuk membalas semua yang ku lakukan selama ini . Aku juga ingin cintai dengan hati mu, bukan karena balas budi. Dan aku____"
" Dan___"
Johny terkekeh, " Aku juga sudah menebak bahwa kamu tidak akan menerima ku. Hayoung ah, berhenti membohongi dirimu , merasa bersalah dan memikirkan orang lain. Kau berhak bahagia, coba lah untuk bersikap egois "
Mata Hayoung kembali berair, rasa bersalahnya pada pria dihadapannya ini semakin besar. Johny selalu bisa memahaminya , andai ia bisa membuka hatinya, ia pasti akan menjadi wanita yang bahagia memiliki Johny dalam hidupnya.
" Kau masih mencintainya kan ? "
" Heh? "
" Pria yang malam itu , Oh Sehun. Kau masih mencintainya "
" I-Itu__Aku, Aku tidak tahu "
Kepala Hayoung tertunduk." Sebelum semuanya terlambat, dan kau menyesal. Nyatakan perasaan mu. Aku juga melihat pria itu mencintai mu "
Tangan Hayoung terkepal, air matanya jatuh. Lalu ia merasakan usapan pada rambutnya.
" Masuklah, kau pasti lelah. Jangan pikirkan apapun selain hanya kebahagian mu "
Hayoung hanya diam, dan Johny pun berjalan memasuki untuk memasuki mobil.
" Johny "
" Ya ? "
" Boleh aku memeluk mu lagi "
Johny terdiam, dan mengangguk dengan tersenyum. Hayoung mendekati Johny, memeluk pria itu dengan kepalanya bersandar pada dadanya. Tak lama, pelukan itu pun lepas, dan Johny berpamitan, lalu masuk ke dalam mobil.
Hayoung tetap pada tempatnya, menunggu mobil Johny pergi dari pandangannya.
" Terimakasih kau telah mengerti perasaan ku , aku beruntung mengenal mu "
Hayoung pun berjalan masuk kedalam rumahnya. Awalnya ingin langsung menuju kamar, tapi Hayoung ingat ia meletakkan ponselnya di meja halaman belakang. Kakinya pun berjalan kembali ke halaman belakang, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.