Hayoung menggeliat dalam tidurnya, tangannya meraba kesamping, mencari Jihoon putranya. Sadar tidak ada siapapun , Hayoung mencoba membuka mata, ia mengerjap beberapa kali karena pandanganya yang buram.
Hayoung menegakkan badannya, melihat sekitar , lalu helaan nafas keluar dari bibirnya. Ia telah menyadari dimana dirinya sekarang.
" Apa yang terjadi semalam ?"
Hayoung ingat ia tidak mabuk, ia bersama Sehun menghadiri pertunangan Kai dan, tidak ada yang terjadi. Ia pulang bersama Sehun dan tertidur dalam perjalanan , sepertinya?
Tok.....tok...
" Masuk "
Pintu kamar terbuka, dan pelayan rumah lah yang masuk.
" Selamat pagi nyonya. Saya ingin mengantarkan baju ini untuk anda "
Hayoung mengangguk, lalu pelayan itu meletakkan baju itu diatas tempat tidur.
" Apa nona butuh sesuatu ? "
" Tidak , terimakasih "
" Kalau begitu saya permisi . Tuan dan nyonya Oh menunggu nona dimeja makan "
" Ne, Gomawo "
Pelayan itu pun pergi setelah menyelesaikan tugasnya. Hayoung mengusap rambutnya kebelakang, ia bingung bagaimana bersikap dengan ibu dan ayah Sehun nanti. Keberadaan Hayoung kini adalah dirumah Sehun.
Lama berfikir Hayoung turun dari ranjang, mengambil setelah baju yang diberikan oleh pelayan tadi, membawanya ke kamar mandi.
Setengah jam berlalu, Hayoung pun telah selesai. Melihat pantulan dirinya di cermin, Hayoung pun bergegas keluar. Ia berjalan cepat menuruni tangga, ia cukup gugup dan takut salah tingkah.
" Hayoung, sini nak, duduk "
Tiffany menyambut kedatangan perempuan itu dengan senyum . Sehun yang membelakangi berbalik melihat Hayoung." Selamat pagi eomonim "
" Pagi sayang. Bagaimana tidur mu ? "
Hayoung tersenyum tipis, " Nyenyak. Maaf ,aku malah merepotkan "
Tiffany terkekeh, tangannya mengusap rambut Hayoung. " Merepotkan apa? Kau juga putri ku dan ini rumah mu. Tidak perlu merasa tidak enak seperti itu "
" Ne "
Hayoung memutar kepalanya kearah Jihoon yang duduk didepannya. Putranya sedang menikmati waffel yang ditaburi pisang dan strawberry dan cream chocolate
" Hei jagoan, bagaimana selama mommy tinggal? "
Jihoon tersenyum lebar, bibirnya berlepotan karena chocolate.
" Hoon tidak nakal. Hoon bermain bersama kakek "
Mereka tertawa mendengar jawaban Jihoon dengan suara khas anak kecil yang menggemaskan. Terutama Sehun, ia mengusap rambut Jihoon seperti anaknya sendiri.
" Jihoon benar, Jihoon anak yang manis dan baik. Ia sama sekali tidak merepotkan "
Siwon berbicara." Mommy , disini ada anjing bernama Vivi, aku suka bermain dengannya "
" Benarkah? Hoon suka dengan Vivi ?"
" Ne , mommy ayo beli anjing seperti Vivi "
Hayoung terkekeh, begitu pun dengan kedua orang tua yang telah dipanggil kakek dan nenek itu.
" Bagaimana kabar mu Hayoung ? "
Siwon bertanya." Aku baik paman. Bagaimana dengan paman? Terakhir aku mengetahui paman masuk rumah sakit karena darah renda "
