Jihoon menghilang, begitu pun dengan baby sitter yang biasa menjaga Jihoon. Telah disimpulkan
perempuan itulah yang telah menculik Jihoon.Sedangkan Hayoung, yang dilakukannya hanya bisa menangis dan menunggu. Hari telah berganti menjadi malam , dan belum ada tanda-tanda akan keberadaan Jihoon.
Sehun , masih mencari Jihoon. Mereka juga bertanya pada maid dirumah. Dan tidak ada dari mereka yang melihat Jihoon. Akhirnya Sehun memutuskan untuk mendatangi kantor polisi, melaporkan kehilangan Jihoon.
Hayoung bersandar pada kepala kursi dengan tatapan kosong dan air mata yang tidak berhenti mengalir. Bibirnya tidak berhenti memanggil nama putranya. Hayoung sangat takut terjadi hal buruk pada Jihoon.
" Youngi "
Itu Jenny, ia telah mendengar kabar tantang Jihoon, dan bergegas menemui sahabatnya.
" Jihoon___hilang "
" Aku tahu "
Hayoung memeluk Jenny, menumpahkan tangisnya yang terdengar pilu dan menyakitkan . Jenny pun tidak bisa menahan air matanya, ia sama dengan Hayoung yang sangat cemas tentang hilangnya Jihoon.
Sehun dan Kai telah datang, keduanya bersama Jenny ke kantor polisi. Mata Sehun berair, bohong ia tidak merasa kehilangan juga, Jihoon sudah sangat dekat dengannya.
" Kenapa bisa seperti ini? Kau belum menceritakan apa yang terjadi "
Kai berbicara , tanpa mengalihkan pandangan dari dua wanita yang masih berpelukan itu." Jihoon bermain dengan Vivi ditanam belakang, aku dan Hayoung mengobrol dan setelahnya seperti itu lah "
Kai mengepalkan tangannya,melihat Hayoung yang menangis seperti ini mengingatkannya pada masa itu, masa dimana Hayoung dalam keterpurukan .
" Biarkan Jenny yang menenangkan Hayoung "
Sehun mengangguk, ia mengikuti Kai menuju halaman belakang.
" Kau melihat tadi? bagaimana Hayoung menangis ? "
" Humm . Wae ? "
" Hayoung terlihat seperti saat itu. Saat masa kelam dan membuatnya hampir bunuh diri "
Terkejut ? Sehun akui itu, tapi ia tetap mempertahakan ekspresi wajah tenangnya.
" Ibu mu , aku berterimakasih padanya. Andai ia tidak ada , mungkin hingga saat ini kita tidak lagi melihat Hayoung. "
" Hayoung melarang aku mengetahui apa yang terjadi tujuh tahun lalu "
" Itu wajar, karena dulu kau juga tidak perduli kan "
Lagi perkataan yang membuat Sehun seperti mendapatkan karma atas perbuatannya .
" Kai, aku___"
" Dengar Sehun, aku mengatakan ini bukan untuk bermain-main. Dulu, kita masih remaja , dan labil. Aku dan kau sama-sama egois dan ingin mendapatkan Nayeon. Mungkin dulu tanpa sadar, kau telah mencintai Hayoung , tapi menampiknya karena Nayeon adalah cinta pertama mu. Tentukan hati mu . Kalau kau mencintai Hayoung bahagiakan dia, apa yang terjadi padanya tujuh tahun lalu tidak penting , yang harus kau ingat, selama itu Hayoung tidak baik-baik saja. Kehilangan orang tua, korban pemerkosaan dan hamil diluar nikah, Hayoung masih bertahan . Jangan egois, disini memang harus ada yang tersakiti. Kalau kau mencintai Hayoung aku akan membiarkan mu mendekatinya, kalau tidak , dari sekarang menjauhlah . Jangan sakiti Hayoung untuk ke dua kalinya "
Sehun terdiam menatap Kai yang berbicara dengannya . Pria itu menatapnya dengan tatapan serius yang tidak biasanya. Sehun bisa melihat kesungguhan dari ucapan Kai. Ia sangat melindungi Hayoung.