13

1K 134 27
                                    










Hayoung sedang menyelesaikan pekerjaannya yang memeriksa laporan yang masuk kedalam email-nya. Sudah hampir dua jam ia terjebak didalam ruang pribadinya, dan Hayoung bersyukur pekerjaannya hampir selesai.

Merasa lelah, Hayoung berhenti sejenak , merentangkan tangannya ke udara . Tangannya memijat pundaknya yang sangat pegal karena terlalu lalu lama duduk.

" Tuan muda, ayo makan dulu "

" Tidak mauuuuuu ! Hoon tidak suka sayur !!! "

Hayoung terkekeh mendengar suara ribut dari luar ruangan. Pintu yang tidak tertutup dengan rapat, membuat Hayoung dengan jelas mendengar suara Jihoon .

Hayoung sudah menebak apa yang terjadi, pasti putranya menolak makan sayur lagi. Hayoung sudah ingin beranjak melihat Jihoon, tapi anak kecil itu telah masuk kedalam ruangannya.

" Mommy !!! "

Hayoung tersenyum lebar, merentangkan tangannya, menyambut Jihoon dan menggendong putranya.

" Ma-Maaf nyonya menganggu anda "

" Tidak masalah. Apa yang terjadi ? "

" Tuan muda tidak ingin makan , saya sudah mencoba untuk membujuk tuan muda "

Hayoung kembali terkekeh, " Untuk ini biar aku saja yang ambil alih. Gomawo telah menjaga Jihoon , kau bisa beristirahat "

" Ne, terimakasih nyonya "

Lawan bicara Hayoung adalah pengasuh baru Jihoon. Hampir satu bulan lebih di korea, Hayoung memutuskan untuk mempekerjakan baby sitter . Apalagi melihat pekerjannya yang banyak, membuat Hayoung kesulitan mengurus Ji-hoon.

" Hei, kenapa tidak mau makan ? "

" Hoon tidak suka dengan nasinya " bocah laki-laki itu memajukan bibirnya , cemberut mengingat nasi yang diberikan.

" Tidak boleh menolak makanan "

" Tapi Hoon tidak suka sayur . Sayur rasanya pahit "

Hayoung tertawa kecil, ia mendudukkan putranya di atas meja kerjanya.

" Mau dengar mommy ? "

Bocah kecil itu mengangguk. 

" Sayur walaupun pahit tapi banyak manfaatnya. Membuat tubuh menjadi sehat, pintar dan kuat . Jihoon mau jadi pintar dan sehatkan ? "

Jihoon mengangguk pelan.

Hayoung tersenyum lebar, " Kalau begitu harus rajin makan sayur "

" Tapi sayur tidak enak , mommy "
Jihoon memeluk leher ibunya, wajahnya cemberut dengan mata yang berair.

Hayoung mengusap punggung puteranya. Jihoon paling tidak suka dipaksa, dan Hayoung harus memberi tahu putranya dengan pelan.

" Baiklah, dengarkan mommy "

Jihoon melepaskan pelukannya, ia menatap sang ibu yang tersenyum padanya.

" Mulai hari ini Hoon belajar makan sayur ya ? Memangnya Hoon mau lihat mommy sedih kalau Hoon sakit ? "

Anak laki-laki itu menggeleng.

" Kalau begitu Hoon mau belajar makan sayur ? "

Anak laki-laki itu terdiam , terlihat sedang berfikir.

" Hoon tidak mau lihat mommy sedih.  Hoon mau makan sayur "

Hayoung terkekeh pelan, ia mencium kedua pipi putranya.

Destiny ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang