Hayoung sedang menyelesaikan pekerjaannya yang memeriksa laporan yang masuk kedalam email-nya. Sudah hampir dua jam ia terjebak didalam ruang pribadinya, dan Hayoung bersyukur pekerjaannya hampir selesai.
Merasa lelah, Hayoung berhenti sejenak , merentangkan tangannya ke udara . Tangannya memijat pundaknya yang sangat pegal karena terlalu lalu lama duduk.
" Tuan muda, ayo makan dulu "
" Tidak mauuuuuu ! Hoon tidak suka sayur !!! "
Hayoung terkekeh mendengar suara ribut dari luar ruangan. Pintu yang tidak tertutup dengan rapat, membuat Hayoung dengan jelas mendengar suara Jihoon .
Hayoung sudah menebak apa yang terjadi, pasti putranya menolak makan sayur lagi. Hayoung sudah ingin beranjak melihat Jihoon, tapi anak kecil itu telah masuk kedalam ruangannya.
" Mommy !!! "
Hayoung tersenyum lebar, merentangkan tangannya, menyambut Jihoon dan menggendong putranya.
" Ma-Maaf nyonya menganggu anda "
" Tidak masalah. Apa yang terjadi ? "
" Tuan muda tidak ingin makan , saya sudah mencoba untuk membujuk tuan muda "
Hayoung kembali terkekeh, " Untuk ini biar aku saja yang ambil alih. Gomawo telah menjaga Jihoon , kau bisa beristirahat "
" Ne, terimakasih nyonya "
Lawan bicara Hayoung adalah pengasuh baru Jihoon. Hampir satu bulan lebih di korea, Hayoung memutuskan untuk mempekerjakan baby sitter . Apalagi melihat pekerjannya yang banyak, membuat Hayoung kesulitan mengurus Ji-hoon.
" Hei, kenapa tidak mau makan ? "
" Hoon tidak suka dengan nasinya " bocah laki-laki itu memajukan bibirnya , cemberut mengingat nasi yang diberikan.
" Tidak boleh menolak makanan "
" Tapi Hoon tidak suka sayur . Sayur rasanya pahit "
Hayoung tertawa kecil, ia mendudukkan putranya di atas meja kerjanya.
" Mau dengar mommy ? "
Bocah kecil itu mengangguk.
" Sayur walaupun pahit tapi banyak manfaatnya. Membuat tubuh menjadi sehat, pintar dan kuat . Jihoon mau jadi pintar dan sehatkan ? "
Jihoon mengangguk pelan.
Hayoung tersenyum lebar, " Kalau begitu harus rajin makan sayur "
" Tapi sayur tidak enak , mommy "
Jihoon memeluk leher ibunya, wajahnya cemberut dengan mata yang berair.Hayoung mengusap punggung puteranya. Jihoon paling tidak suka dipaksa, dan Hayoung harus memberi tahu putranya dengan pelan.
" Baiklah, dengarkan mommy "
Jihoon melepaskan pelukannya, ia menatap sang ibu yang tersenyum padanya.
" Mulai hari ini Hoon belajar makan sayur ya ? Memangnya Hoon mau lihat mommy sedih kalau Hoon sakit ? "
Anak laki-laki itu menggeleng.
" Kalau begitu Hoon mau belajar makan sayur ? "
Anak laki-laki itu terdiam , terlihat sedang berfikir.
" Hoon tidak mau lihat mommy sedih. Hoon mau makan sayur "
Hayoung terkekeh pelan, ia mencium kedua pipi putranya.
