11

1.7K 132 0
                                    

"Menahan untuk tetap tegar"


Happy reading



Sevan yang di tanya seperti itu gelagapan sendiri, dirinya tidak tahu harus apa, niatnya hanya ingin mengerjai supaya kapok atas kejadian tadi Diva mengacuhkannya. Sevan anak yang tidak bisa di acuhkan bahkan dirinya benci jika seseorang itu so jual mahal atas dirinya.

Tidak seperti yang di harapkan, menurutnya ketika motor yang di kendarai Sevan mengebut dan menyelip sana sini semua cewek akan berteriak dan mencari kesempatan dalam kesempitan untuk terus menerus memeluk Sevan, namun beda dengan cewek yang ada di sampingnya ini, dia tidak berteriak hanya menunduk mengeratkan pegangannya pada jaket yang Sevan kenakan dan menagis seperti anak TK pikir Sevan cewek ini sama dengan cewek kebanyakan.

"Gue mau aja, kenapa emang, keberatan!" tanya Sevan ketus.

"Aku kaget kirain beneran mau nganterin aku pulang, aku mau pulang kak... Ngantuk," jawabnya polos.

Sevan yang melihat mata Indah itu tiba-tiba terhipnotis saat bertemu pandang dengan mata gadis polos itu.

"Siapa lo nyuruh gue anterin lo balik," serga Sevan tersadar dari lamunannya tadi.

"Kakak yang ngajak aku pulang bareng, kenapa gak mau lanjutin pulang, lagian setengah jalan lagi," ucapnya polos.

"Yaudah lo mau gue kebut-kebutan kaya tadi!" Getak Sevan kepada Diva.

Diva terdiam bukannya tadi Sevan mengajaknya pulang kenapa dia mengancam seperti itu, Diva menyesali ketika dia tidak pulang bersama kedua sahabatnya seharusnya dia menolak ajakan Sevan.

"Aku pulang kalo kamu gak mau nganterin aku, yaudah gak maksa," ucap Diva sedikit kesal dengan menyampirkan ransel ke punggungnya.

"Lo mau sendiri, gak takut di ikutin orang lagi?" tanya Sevan menaikan satu alisnya.

Diva yang sudah berdiri langsung terdiam kaku, benar kata Sevan Diva masih was-was dengan keadaan dirinya, namun jika dia pulang dengan Sevan nyawanya juga jadi ancaman.

"Aku mesen babang ojek aja, daripada nyawa aku melayang," ucap Diva mengeluarkan hapenya.

"Yaudah sono lo balik, kesel gue liat muka lo," ujar Sevan mendelik sekaligus mengusir Diva.

"Diva balik bareng gue!!"Teriak Samudra langsung menghampiri Diva, dan Sevan yang tadinya duduk santai langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Kak Samudra?" ucap Diva tersenyum kikuk.

"Va lo pulang sama gue," ucapnya kepada Diva

"Gak bisa dia pulang sama gue!" Bentak Sevan membuat Diva dan Samudra langsung menatap tajam.

Ciko, Aksa menghampiri ketiganya.

"Jadi gak nih ke markas, malah nongkrong di sini," ucap Ciko mendelik Diva tidak suka.

Diva yang di tatap seperti itu nyalinya menciut.

"Aku pulang!!" Ucap Diva membalikan badannya menuju trotoar.

Sevan yang melihat Diva ingin pergi langsung mencekal sebelah tangan Diva.

"Lo mau pulang kan, bareng sama gue!" Ujar Sevan yang membuat Diva bingung

"Tadi katanya gak mau nganterin pulang, kenapa labil sih jadi cowok,"

Sevan yang malas berbasa-basi dengan cewek menghiraukan ucapan itu, dan menatap sahabatnya yang sudah berada di hadapannya ini.

ARDIVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang