Bukan salah mu!
Happy reading
"Kak Leon?"
"Ada apa?" tanya Diva langsung berdiri dari duduknya begitupun Sevan yang dari tadi memperhatikan Leon yang menatap kekasihnya dengan senyuman yang sulit di artikan.
"Aku mau ngomong sama kamu," ucap Leon membuat Sevan berdiri dan menarik kerah baju Leon, Diva yang berada di hadapan Leon refleks melepaskan cengkraman Sevan dari kerah Leon.
"Kamu kenapa sih kak!" ucap Diva kepada Sevan, Sevan menghela nafas mundur satu langkah untuk memberikan kesempatan mereka berdua mengobrol.
Emosinya saat melihat Leon berdekatan dengan kekasihnya, dan untuk apa dia ada di sini.
"Ada apa kak?" tanyanya lagi.
"Aku mau ngomong sesuatu yang penting, tapi bukan di sini?" ujarnya membuat Sevan menatap tajam.
"Ngomong-ngomong aja kali gak usah lebay mau bawa kabur pacar orang," ucap Sevan penuh penekanan, Diva rasa suasana makin tidak enak auranya sangat berbeda. Leon menyeringai samar.
"Gue gak nanya sama Lo!"
"Tap—"
"Udah!" potong Diva membuat keduanya diam.
"Pulang sekolah di halaman belakang. Gimana?" tanya Diva kepada Leon
"Oke, aku tunggu" ujarnya lalu meninggalkan kantin. Kini tinggal Sevan dan Diva berdiri menunggu kelanjutan keduanya yang ingin melontarkan kata, "kakak gak mau makan?" tanya Diva membuat Sevan menghela nafas kasar.
"Gak mood!" Diva tersenyum kecil dan menarik tangan Sevan untuk duduk kembali.
"Sayang banget baksonya, kalo gak di makan," ucap Diva menyodorkan semangkok bakso yang di bawa Sevan tadi.
Sevan tetap dengan pendiriannya matanya menyiratkan ketidak sukaan terhadap penawaran Diva tadi kepada Leon, untuk bertemu di halaman belakang.
"Mau makan, atau mau marah sama aku sekarang," tidak di pungkiri Divapun merasa bersalah, Sevan yang hanya diam tidak menanggapi Diva membuat Diva melihat Livi dan Ciko sedang memperhatikannya, Aksa yang kini duduk di bangku Glad bersama geng Mimi membuat Diva menghela nafas pasrah.
"Yaudah kalo kamu gak mau makan, aku juga gak bakalan makan," ucap Diva langsung menyingkirkan baksonya yang akan ia makan.
Sevan yang melihat Diva seperti itu mengangkat tangannya untuk mengambil garpu dan menusuk bakso lalu memakan makanannya kembali, Diva yang melihat itu tersenyum kecil dan mengambil kembali baksonya, tidak sulit membujuk Sevan untuk tidak marah kepadanya.
"Aku makan bakso bukan berarti gak marah sama kamu!" ucapnya membuat Diva menelan ludahnya sendiri, Sevan memang paling bisa jika soal ancam mengancam.
"Yaudah yang penting kamu makan," jawab Diva membuat Ciko geram ketika makannya sedikit terganggu.
"Lo berdua bisa makan damai gak sih!" tegur Ciko membuat Diva langsung melahap baksonya, Sevan yang mendapat teguran mengangkat satu alisnya untuk memperingati Ciko supaya tidak mengganggunya. Ciko yang mendapat tatapan itu menyengir lebar.
"Yang, makan lagi oke," ucap Livi yang sedang dalam mode manja.
Diva yang mendengar Livi berbicara, hanya tersenyum maklum.
"Samudra kemana?" tanya Sevan setelah menyadari Samudra tidak berkumpul dengannya.
"Gak tahu, katanya ketoilet tapi gak balik-balik" ucap Ciko.
Mereka semua sudah menyelesaikan makan siangnya di kantin, waktu istirahat pun masih lama berdering Ciko dan Livi memilih bermain game yang berada di tangan Ciko sambil memeluk Livi dari belakang, Diva yang merasa tidak di perhatikan oleh kekasihnya merasa iri kepada pasangan di depan, Diva mengedarkan pandangannya melihat Aksa menghampiri bangkunya dengan wajah kusut.
"Kenapa Lo Sa?" tanya Ciko membuat Aksa berdecih.
"Jangan tanya gue," ujarnya membuat Sevan dan Diva terheran.
"Kenapa kak?" tanya Diva membuat Aksa tersenyum.
"Gak papa kok bidadari," ucapnya dengan tersenyum lebar, membuat Sevan menatap tajam kepada dirinya.
"Piss Bos, gue move on kok." ucapnya membuat Ciko dan Livi terkikik geli.
"Aku mau ke kelas," ujar Diva berdiri membuat Sevan refleks memegang tangan Diva.
"Aku mau ngomong," ucapnya membuat Diva mengagguk.
🍀🍀🍀
Kini keduanya sedang berada di lorong kelas, "kakak kenapa diem Mulu dari tadi sih!" kesal Diva membuat Sevan melihat ke arahnya.
"Kenapa?"
"Aneh, kakak dari tadi diem Mulu Diva kan cape liatnya."
"Cape segala, kan gak maraton,"
"Yak kan, cape dalam artian lain gitu," ucapnya membuat Sevan tersenyum.
"Jangan jatuh cinta sama orang lain!" ucap Sevan memasukan tangannya ke saku celana dan membuat Diva melihat Sevan dengan tatapan bertanya.
"Kenapa?"
"Karena hati kamu udah aku segel jadi milik aku," ujarnya membuat Diva terkikik geli.
"Kardus di segel,"
"Gak percaya, coba liat sekarang di mata kamu ada siapa," ucapnya membuat Diva berhenti dan menghadap ke arah Sevan, meneliti setiap wajahnya termasuk objek yang di tuju tadi oleh Sevan.
"Kamu," ucap Diva melihat manik mata Sevan.
"Itu artinya kamu udah di laser dan otomatis aku segel jadi milik aku. Selamanya," tegasnya membuat Diva mengagguk, mereka berdua berjalan kembali.
"Kalo nanti ada seseorang yang mau rebut aku, terus posisinya aku masih belum jatuh cinta sama kamu, kamu mau ngapain?" tanya Diva membuat Sevan menghela nafas.
"Yang penting kamu milik aku, dan kamu gak bakalan bisa jatuh cinta sama orang lain, selain aku," ucapnya membuat Diva tersenyum kaku.
"Gimana caranya aku bisa dapetin informasi soal Kak Nadia?" tanyanya membuat Sevan menepuk bahu Diva lembut dan menghentikan langkahnya kembali.
"Kamu pasti bisa, kuncinya Nadia segalanya bagi aku, segalanya untuk kita dan segalanya untuk kakak kamu," ucapnya membuat Diva pusing.
"Kata kuncinya bagus, Diva suka!" ujarnya langsung menutup mata sebentar dan membuka lagi.
"Nadia itu dulu pacar aku, saat masuk SMA aku sama dia udah merencanakan tunangan, namun na'as kejadian satu tahun yang lalu membuatnya kehilangan nyawa gara-gara aku," ucapnya membuat Diva tercengang.
"Kenapa kakak nyalahin diri sendiri?"
"Gue yang salah di sini, semua salah gue"
Diva menggeleng tidak setuju, "apa ada sesuatu yang membuat kakak yakin kalo kakak salah?" tanya Diva penuh penekanan.
"Aku bunuh Nadia!"
Diva mundur dua langkah, pikirannya berkecamuk belum mengerti apa yang di maksud Sevan.
Yeee update lagi akhirnya...
Jangan lupa Vote, coment dan follow akun wattpad aku, supaya aku semangat nulisnya oke
See love you all
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIVA [COMPLETED]
Teen Fiction#4 Need [13 Maret 2020] #3 Need [9 Juli 2020] #3 Need [6 Agustus 2020] Sebuah Teka-teki dan Cinta datang menguak segala kemungkinan. Ancaman dan ancaman datang tidak henti, Sevan Aditama cowok misterius yang tidak mudah di luluhkan, most wanted SMA...