Karena setiap luka atau bahagia, pasti akan mengecampurkan hati.
Happy reading
Diva tertegun atas perlakuan Sevan kepadanya, detak jantungnya seolah tidak bisa di berhenti berdetak. Ciuman pipi yang Sevan layangkan, membuat jantung Diva berdegup sangat kencang.
Sevan menjauhkan wajahnya, kembali melihat hamparan kota yang menjadi saksi bisu atas apa yang mereka lakukan hari ini, Sevan tersenyum lebar.
"Harusnya kakak gak boleh gitu," ucap Diva kepada Sevan.
Sevan mengangkat satu alisnya.
"Kenapa? Di sini juga gak ada siapa-siapa," jawab Sevan santai.
Diva menatap Sevan geram, ia sudah melanggar aturan dari sang Bunda.
"Kata Bunda, gak boleh cium-ciuman," Ucap Diva dengan pipi merah merona.
Sevan berdecih pelan.
"Lagian cuman di pipi, gak usah panik elah," ucap Sevan memalas.
"Tapi kan tetep aja, kakak udah cium aku!" jawab Diva marah, berdiri dari duduknya, moodnya rusak seketika baru saja ingin menikmati indahnya hamparan kota, namun belum beberapa puluh menit Sevan sudah merusaknya.
"Mau kemana lo!!" Teriak Sevan, saat melihat Diva lari ke bawah tangga.
Diva menulikan pendengarannya, berduaan dengan Sevan bukan hal baik baginya. Saat kakinya berpijak di tangga paling bawah, Diva bertemu dengan Samudra yang mungkin akan naik ke atas rooftop, begitupun kedua sahabat Sevan yang ikut di belakang Samudra
"Udah selesai Bidadari," ucap Aksa mendekati Diva.
Sedetik kemudian Diva langsung pergi begitu saja, tanpa menghiraukan tatapan ketiganya.
"Gak beres!" ucap Ciko kepada keduanya yang masih melihat Diva pergi.
"Ke atas!!" Intruksi Samudra yang langsung di angguki keduanya.
Diva berjalan terburu-buru di koridor, dirinya sangat kesal atas perlakuan Sevan kepadanya, main nyosor aja! Diva tidak bisa marah, ia hanya memendam kekesalan yang ia rasakan.
Saat ini tujuannya adalah taman belakang sekolah, tidak mungkin dirinya balik ke kelas, bisa-bisa ia di hukum karena tidak mengikuti pembelajaran pertama.
Tas yang Diva kenakan masih bertenggar di punggungnya, mungkin kali ini ia akan bolos, dan pulang saat jam istirahat tiba.
Ia menumpahkan kekesalannya dengan menggigit bibir bawah dengan wajah memerah.
Pikiranta melayang kepada Sevan, sangat berengsek, Diva bahkan kaget setengah mati, baru kali ini ia di perlakukan tidak baik.
Diva mengeluarkan novel yang ia beli kemarin, dirinya dengan tenang membuka selembar demi selembar untuk merendamkan emosi yang kian berkoar merajalela.
Seseorang yang daritadi memperhatikannya hanya tersenyum.
Ternyata dia pergi bukan untuk ke mana-mana hanya taman belakang yang masih bisa Sevan lihat dari atas rooftop.
"Woy Van, lo apain bidadari gue," teriak Aksa mengalihkan pandangannya kepada teman-temannya itu.
Ciko dan Samudra mendekati Sevan dan menduduki diri mereka masing-masing di sisinya.
Sevan tidak peduli, ia masih mengenggam kotak itu, dan melihat ke arah bawah yang menampakan seseorang sedang membaca buku.
Ardiva, gadis itu yang belum menerima cintanya, dan menjadi sebuah teka-teki hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIVA [COMPLETED]
Teen Fiction#4 Need [13 Maret 2020] #3 Need [9 Juli 2020] #3 Need [6 Agustus 2020] Sebuah Teka-teki dan Cinta datang menguak segala kemungkinan. Ancaman dan ancaman datang tidak henti, Sevan Aditama cowok misterius yang tidak mudah di luluhkan, most wanted SMA...