32

1.1K 75 0
                                    

Dulu aku takut pada mu, tapi kenapa sekarang aku bisa senyaman ini ke kamu.

-Ardiva-


Happy reading

Diva mengerenyitkan keningnya, cahaya matahari menerobos di celah jendela kamar yang masih tertutup itu dan beranjak dari tempat tidurnya. Diva membuka pintu kamarnya, sayup-sayup mendengar suara bising di bawah, dengan cekatan Diva mempercepat langkah menuruni setiap undakan tangga yang langsung membawanya ke lantai bawah. Sedetik kemudian saat di tangga terakhir Diva membulatkan matanya.

"Kalian gak sekolah!?" tanya Diva membuat semuanya memperhatikan Diva yang masih memakai baju tidur terkejut.

"Sekolah? Lo mimpi, ini hari Minggu kali" ujar Laras yang tidak jauh dari meja makan bersama Dafa, semua orang terkekeh geli melihat Diva yang masih menggunakan baju tidur.

"Gak ada niatan mandi, atau mau di mandiin" ucap suara dari arah pintu belakang membuat Diva mendelik tajam.

"Kak Sevan Ada di sini juga?!"

"Kakak kamu ngundang kita,"

"Acara apa kak?" tanya Diva kepada Dafa yang sedang menyiapkan makanan bersama Laras di meja makan.

"Resep baru, buat lestoran yang Ayah bikin di Bali, jadi testernya mereka," ucapnya membuat Diva mengagguk.

"Kenapa gak bilang"

"Kamu tidur tadi malam," ucapnya membuat semua orang tertawa lagi
Diva mengerucutkan bibirnya

"gak ada yang lucu!!" ucapnya membuat semua orang kembali tertawa.

"Ada kok yang lucu," ujar Sevan mencapit hidung Diva yang langsung di tepis sang empunya.

"Apa?" tanyanya heran.

"Kenapa belum mandi, ini juga rambut udah kaya singa"

"Mulut kamu," Serga Diva.

"Jadi..?" Diva mengangkat sebelah alisnya,"mau mandi sendiri atau aku mandiin, "ucapnya membuat Diva menegang dan langsung berlari ke kamarnya untuk melakukan ritualnya mandinya.

🍀🍀🍀

Di meja makan terdapat beberapa makanan yang Dafa masak, Diva yang dari tadi sudah keluar kamarpun langsung mendudukan bokongnya di sofa bersama Laras dan Livi.

"Ras, kamu udah sembuh," ucap Diva kepada Laras.

"Udah," ucapnya tersenyum.

"Ada yang di rasa gak sekarang, kalo ada Diva pijitin," ucapnya membuat Laras menggeleng pelan.

"Kakak Lo baik juga ya Va?" ucap Laras membuat Diva mengagguk.

"Mau makan," ucapnya membuat Livi mengagguk.

"Diva nawarin gue bukan Lo!" sewot Laras ketika Livi merespon ucapan Diva.

"Gapapa kali," ucap Livi malas.

"Yaudah kita ke meja makan, gabung sama lain,""

Saat sampai di meja makan Aksa yang tadinya mengoceh terdiam mengatupkan mulutnya, "kenapa nih anak" ujar Livi bertanya kepada Ciko.

"Biasa, barusan dia nelpon ceweknya malah di bentak njir" ucap Ciko membuat Aksa mendengus kasar.

"Bidadari!" ucap Aksa membuat ketiga perempuan di sana melihatnya, bagaimana tidak jika Aksa menyebut bidadari di hadapan semua cewek pasti akan menengok semua.

"Bukan Elo sama Elo, tapi bidadari Diva yang lagi nyendokin es krim kemulutnya," ucap Aksa membuat Sevan mendekat yang tadinya berada jauh di sisi Diva.

ARDIVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang