Happy reading
"Tapi kenapa kak, bukannya kemarin kamu bicara kalo aku jatuh Cinta sama kakak bakalan ngasih tahu aku siapa Nadia," ujar Diva memandang Sevan lekat.
"Secepat itu, lo bohongin gue Va, semua yang lo omongin bohong jatuh Cinta gak bisa secepat yang lo mau, maupun itu obsesi lo buat bisa pecahin siapa Nadia,"
"Apa yang harus aku lakuin, aku takut kak, Diva pengen kaya dulu lagi," Jawab Diva menatap lekat manik hitam Sevan.
"Setelah ini apa yang lo ucapin akan jadi kenyataan dan gue mohon sama lo, gue nembak Lo sekarang tanpa jawabpun Lo harus jadi milik gue,"
Diva hanya diam, jika ia milik Sevan apakah sekarang mereka pacaran, tidak ada rasa apapun di antara mereka.
"Ki-ta pacaran," Tanya Diva hati-hati.
"Iya," Jawab Sevan dengan senyuman," tapi maaf, gue belum jatuh Cinta sama lo sepenuhnya dan begitupun lo sebaliknya,"
Tidak apa setidaknya ia memiliki peluang untuk bisa memecahkan teka-teki ini.
Diva tersenyum senang, setidaknya hasilnya tidak mengecewakan.
"Bekal nya habis, makasih sendwich nya. Enak." Ucap Sevan mengacak rambut Diva gemas.
Pipi Divapun tidak kalah gemas karena mengeluarkan rona merahnya.
Sevan, laki-laki penuh misterius ini bisa membuatnya terjerumus dalam masalah sekaligus kebahagiaan. Entah rasa apa yang sekarang menggerogoti relung hatinya, setelah sekian lamanya Diva baru bisa menerima laki-laki lagi untuk menjadi pacarnya.
Di sisi lain di tempat persembunyian seseorang sedang mengepalkan tangannya.
"Sialan!"
🍀🍀🍀
Di dalam kelas, Livi dan Laras hanya diam tanpa bicara, mereka masih menunggu Diva di sana.
Ciko yang sendari tadi memainkan game sambil meremas tangan Livi gemas, seolah tidak ada yang bisa mengambilnya.
"Ko lepas," ucap Livi sambil menarik tangannya.
"Diem beb, aku lagi main games,"
"Yaudah main, jangan pegang tangan gue Mulu,"
"Diem..."
Laras yang merasa dirinya jomblo akut, menepuk tanganya ke udara seolah ada nyamuk yang lewat.
"Kenapa Ras?" tanya Livi.
Laras melihat Livi dengan cengiran, "ini ada nyamuk jomblo, Astagfirullah... Ganggu," ujarnya menepuk angin.
Aksa tertawa terpingkal, dan Samudra hanya tersenyum tipis.
"Yang jomblo sama abang aja sini!" Teriak Aksa menyindir Laras.
"Gak sudi Sa, lo playboy tingkat akut," tolak Laras mengundang tawa ketiganya.
Di kelas dua belas juga tidak kalah sepinya dengan kelas lain, tidak ada murid hanya ada geng Sevan saja yang sedang lesehan menikmati ruangan milik seorang diri.
"Tumben belum ke kantin," tanya Livi kepada Ciko.
"Gak tahu, lagi mager," jawabnya acuh, Livi hanya menarik nafasnya.
Setelah lima belas menit berlalu, Diva datang dengan Sevan yang menapikan senyum kecilnya.
"Ayo gece, gue laper," pekik Laras langsung keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIVA [COMPLETED]
Teen Fiction#4 Need [13 Maret 2020] #3 Need [9 Juli 2020] #3 Need [6 Agustus 2020] Sebuah Teka-teki dan Cinta datang menguak segala kemungkinan. Ancaman dan ancaman datang tidak henti, Sevan Aditama cowok misterius yang tidak mudah di luluhkan, most wanted SMA...