TGS|11

3.1K 287 21
                                    

Sebal! Dina ngga menyangka kedua orang tuanya menerima lamaran Trio, memang belum sah-sekali, karena menurut Dina harus ada pertukaran cincin yang melingkar diantara keduanya. Eh! Kenapa Dina jadi berharap banget gini!

Okay! Dina udah ngga kuasa lagi, menolak pun percuma karena tampaknya, keluarganya senang anak putri satu-satunya diseriusin anak orang. Yang bagi keluargnya Trio itu udah ganteng, baik, sopan, berpendidikan dan mapannya ngga karuan. Pake komplit pokoknya.

Iya beliau-beliau belum tau sifat dan perilaku Trio yang sebenarnya diluar ekspetasi itu. Trio yang sekarang tuh anehnya bangetan, tempramental dan pengekangnya nget-ngetan! Bangetan maksudnya.

Sekarang, tinggal menunggu pengesahan itu terjadi. Maksudnya pertunangan resmi yang akan dihadiri beberapa tamu termasuk teman dan guru satu sekolahan Dina. Gila! Trio memang udah ngga waras, dia niat pake banget bikin Dina malu kayaknya. Ingin teriak, Dina belum siap!

Dua minggu lagi, Menunggu kelulusan Dina, Trio secara resmi akan memamerkan Dina kepada semua orang. Ini loh, Dina si cewek biasa aja bakal tunangan sama Trio, yang gantengnya luar biasa, yang menurut orang-orang Trio tuh perfect. Kurang apa lagi? Menurut Dina mah kurang waras iya!

"Kamu sedih, kita tunangan." Dari pengucapannya udah terdengar sangat sinis dan menyindir. Dina benci Trio! Dia selalu bisa mendapatkan apa yang dia mau.

Dina bahkan malas menanggapi, dia tetap bungkam meratapi nasibnya dengan duduk bersila diatas ranjang. Dina tau, Trio ada diambang pintu kamarnya sana.

Terdengar suara derap langkah kaki mendekat, Dina tetap pada posisinya yang diam menunduk, tadinya, karena detik berikutnya Dina merasakan dagunya diangkat. Tidak kasar namun terasa mantap, matanya langsung tertuju pada netra tajam bak elang milik Trio.

"Aku tanya, kamu nyesel kalau seandainya kita jadi tunangan." Trio mulai kembali, menekan Dina dengan perkataannya. Jujur Dina sudah takut dibeginiin.

"Ka-kamu gila! Trio!" bentak Dina, terdengar sangat gemetaran. Trio tau, mental Dina mulai terganggu, takut. Dina memang harus takut padanya. Ini semua baik untuk mempertahankannya tetap disamping Trio.

Trio memiringkan kepalanya, "Kamu membentakku, sayang."

Dina menggeleng, tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca. Dia merasa terintimidasi dengan Trio yang begini.

"Aku ngga mau sama kamu! Kamu lupa, kamu udah ada Nara! Dia sempurna buat kamu Trio! Kenapa kamu mau mainin aku lagi, hiks. Cukup, batalkan pertunangan ini Trio. Aku ngga mau tersakiti." Suara Dina melemah diakhir kalimat, Dina tanpa sadar menangis, apa salah Dina pada Trio hingga membuat Trio, tega mempermainkan Dina begini.

Dina betah pada lamunannya tentang kenapa, mengapa dan ada apa pada Trio. Sampai suara pintu terkunci membuat Dina kembali sadar. Dia sana, di pintu yang sudah tertutup rapat itu, Trio telah menguncinya.

Ekspersi dan tingkah laki-laki itu memang sulit sekali Dina tebak. Dia kadang tenang seperti saat ini, tetapi seperti ombak yang menenangkan pula airnya  bisa menyeret si mangsa, jauh ke dasar lautan sana.

Trio kembali mendekat, kali ini bersama seringaian, menjadikan Dina gemetaran dibuatnya. Ini bukan Trio! Pikir Dina begitu.

"Ya, terserah kamu mau berpikiran buruk tentangku, Sya. Aku memang begini, 3 tahun pacaran membuatku terus menutup diri. Aku berusaha menjadi normal padahal kenyataannya, memang benar apa yang otakmu pikirkan. Aku buruk, aku bukan manusia sempurna yang mereka semua pikir dan katakan. Maka dari itu, kamu aku terus pertahankan. Karena apa Sya?"

Trio Get, SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang