TGS|21

2.4K 215 23
                                    

Suasana kali ini terasa begitu menegangkan. Sebelumnya para tamu merasa semuanya bahagia dan nampak menikmati pesta yang diselenggarakan. Namun ternyata kejadian tak terduga menyentakkan akal waras mereka, pada akhirnya mereka malah memilih pergi karena merasa ketakutan.

Trio telah mengacaukan rencana bahagia yang telah ia susun rapi dari jauh-jauh hari. Perbuatan tak terkendalinya membuat geger. Mereka yang menganggap Trio adalah laki-laki baik bak manusia idaman. Sirna sudah, karena sebenarnya, dibalik itu semua, Trio memiliki sisi lain yang dikatakan jauh dari perbuatan manusia normal.

"Mba disini aja, kami semua bakal pastikan Nara baik-baik saja hm. Anak Mama jangan khawatir ya." Indar mengelus kepala Dina, berusaha menenangkan putrinya yang nampak shok.

Kepala Dina mengangguk saja, pandangannya benar-benar begitu kosong. Saat tak lama, semuanya, masuk ke dalam mobil meninggalkannya mematung ditempat.

"Masuk yuk." Ibnu merangkul Dina, astaga Ibnu sangat tidak tega saat merasa tubuh Dina berubah bak es, menggigil dingin.

"A-aku disini aja, Bang. Boleh ya, temani Dina..." lirih Dina parau dan sukses membuat Ibnu merasa sangat iba. Ibnu mengalah.

Pandangan Ibnu beralih pada sosok yang beberapa lalu telah mengagetkan semuanya. "Kamu masuk saja, tunggu polisi datang didalam," ucap Ibnu kasar. Dina sempat melirik Trio, laki-laki itu tampak marah, terbukti dengan kedua tangannya yang saling terkepal kuat pada masing-masing tubuhnya.

"Ini bukan kesalahan aku sepenuhnya!" kata Trio terlontar begitu saja.

"LALU! DENGAN MENCEKIK ORANG BEGITU SAJA BUKAN KESALAHAN KAMU. KURANG WARAS MEMANG!" Ibnu berteriak keras, dia sudah tidak bisa lagi membendung kemarahannya.

Bugh!

"Mas!" jerit Dina saat tiba-tiba entah datang dari arah mana, Krisna memukul Trio telak. Namun anehnya, dia tidak tumbang sama sekali.

Dina mendekat, berusaha melerai. "Udah! Jangan kaya gini hiks, Mas-ku ngga pernah berbuat kasar, hiks." Tangis Dina akhirnya pecah juga. Ini terlalu mengagetkan, masalah seolah datang satu persatu. Entah ada rencana apa dibalik semuanya, sang pencipta memang sudah mengaturnya sedemikian rupa dan Dina mau tidak mau harus menerimanya.

Pukulan, tendangan hingga tamparan, terus Krisna lakukan. Dina tidak kuasa memisahkan keduanya, Ibnu malah tampak diam membiarkan.

Trio bahkan tidak membalas, dia pasrah menerimanya.

Dina sedih, semua jadi kacau balau. Entah pemikiran dari mana, saat semuanya lengah, Dina mengambil batu besar disekitarnya.

"Kalo kalian ngga berhenti, aku bakal pukul batu ini ke diri aku sendiri," ancam Dina tidak main-main, tangannya sudah siap melayang tepat di atas kepalanya sebelum batu itu terenggut paksa.

"Kamu gila! Hah!" teriaknya marah penuh emosi, Dina semakin terisak. Trio memeluknya, luka yang dia dapatkan terus saja menetes deras, darahnya bahkan sudah mengenai pucuk kepala Dina.

Lalu, Dina yang pada dasarnya takut darah sudah tidak kuat lagi menahan peningnya. Akhirnya, seperti sudah semesitnya, keduanya ambruk secara bersamaan.

Pada saat itulah, Krisna dan Ibnu sadar. Krisna menatap tangannya nanar, Ibnu berlari menjangkau kedua pasangan bak sehidup semati itu. Lalu apa bedanya Krisna dengan Trio, mereka berdua sama-sama rela melukai seseorang demi Dina dan Sya-nya.

°•°•°•°•°•°

Tehitung, rumah sakit ini menampung 3 orang sekaligus pada satu acara secara bersamaan. Dokter yang menaganinya meringis, merasa ngeri juga. Pikirnya, acara apa yang mereka lakukan hingga berakhir di rumah sakit.

Trio Get, SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang