ANGKASA 04

2.6K 98 0
                                    

Jangan lupa tambahin cerita ini ke library atau pun reading list kalian ya.
Enjoy!
____

<<< SUDAH REVISI >>>

Sekarang ini adalah malam minggu. Malam yang cukup menyenangkan bagi mayoritas umat di muka bumi. Selain apel dengan pacar atau gebetan, malam minggu juga sering di habiskan bersama keluarga bagi sebagian kalangan. Berbeda dengan Angkasa yang justru terlihat tidak tertarik dengan hal-hal semacam itu. Menurutnya, malam minggu dan malam-malam lainnya itu sama saja. Tidak ada yang istimewa di malam minggu seorang Angkasa, cowok itu tetap fokus menatap laptop, sibuk mengerjakan skripsinya.

Satu hal tersembunyi dari diri Angkasa adalah sifatnya yang ambisius. Sifat yang sama sekali tidak pernah ingin ia perlihatkan kepada siapa pun. Belum genap dua bulan dia memulai untuk melakukan penelitian dan mengerjakan skripsinya, dan malam ini dia sudah hampir selesai. Benar-benar luar biasa.

Namun bukan tanpa alasan Angkasa bekerja sekeras itu, tentu saja ada tekanan dari sang Papi yang mengharuskan dirinya mendapat gelar Sarjana pertamanya sebelum tahun ini berakhir. Kalau sampai Angkasa tidak mampu, bisa-bisa hak waris atas perusahaan keluarganya dicabut dan di alihkan kepada saudara perempuannya. Yang benar saja, Angkasa akan dikalahkan oleh seorang perempuan?

Ini bukan hanya soal harta, tapi juga harga diri.

"Abang"

Satu panggilan itu berhasil membuyarkan fokus Angkasa seratus persen.

Cowok itu melepas kasar kacamata bacanya lalu menatap sang pemilik suara dengan kedua mata yang membola.

"Lo nggak bisa ya ketuk pintu dulu?" Tanya cowok itu dengan wajah jengkel.

"U-udah kok. Berkali-kali Ana ketuk pintu tapi abang nggak kasih respon. Ana kira Abang udah tidur makanya Ana masuk." Jelas Anna dengan wajah polos.

"Lo tau kan kalau tindakkan lo ini lancang?"

Anna mengangguk.

"Lo lancang!" Ulang Angkasa sinis.

"Maaf ya, Bang. Ana nggak bermaksud."

Gadis itu tertunduk lesu.

"Jangan mentang-mentang lo tunangan gue terus lo merasa bebas gitu buat masuk ke privat room gue? Nggak, An. Please respect privasi gue, Bisa kan? Gue benci sama orang yang nggak sopan kaya lo gitu!"

"Maaf"

"Lo harus tau diri, An. Gue nggak suka sama lo! Jadi jangan bikin rasa nggak suka gue ini berubah jadi kebencian! Nanti lo sendiri yang sakit. Lo harus selalu inget posisi lo sekarang!"

Anna menarik nafas dalam-dalam. Mencoba untuk tidak menelan kalimat pahit dari Angkasa yang tadi diucapkan dengan nada tinggi.

"Maaf, Abang. Sekali lagi Ana minta maaf. Ana sama sekali nggak punya maksud untuk lancang dan menganggu privasi abang. Ana cuman mau anterin makanan buat Abang. Kata Tante Nabila, Abang selalu lupa makan kalau lagi ngerjain skripsi."

Ana meletakkan sebuah nampan diatas meja belajar Angkasa. Diatasnya tersaji anggur, pisang, apel dan mangga yang sudah siap untuk di makan, serta segelas susu putih hangat, sepotong roti bakar mentega dan juga air mineral.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang