ANGKASA 19

1.4K 51 3
                                    

jJangan lupa tambahin cerita ini ke library atau pun reading list kalian ya
.
SUDAH REVISI





Angkasa dan Anna sampai di Maldives sekitar jam sepuluh pagi. Untungnya Wann sudah lebih dulu mengirimkan mereka beberapa asisten dan bodyguard ke pulau ini jadi Angkasa tidak keteteran mengurus istri kecilnya yang sejak awal mereka sampai sudah meminta banyak hal. Dimulai dari lilin aromaterapi, headphone yang harus berwarna lilac, kamera, pakaian aneh dan masih banyak lagi permintaan lain yang terucap dengan gampangnya dari bibir manis Anna membuat Angkasa kelelahan. Tapi herannya Angkasa sama sekali tidak bisa menolaknya, entah karena tidak tega atau karena ingin membayar rasa bersalahnya.

Saat ini keduanya sedang makan di sebuah resort kelas atas yang sudah di booking oleh Wann untuk satu bulan kedepan sebagai bentuk cintanya kepada anak dan menantunya. Wann ingin Angkasa dan Anna benar-benar menikmati bulan madu mereka tanpa boleh di ganggu oleh urusan apapun. Dengan harapan keduanya bisa saling mengenal lebih dekat dan bisa saling mencintai.

"Udah kenyang?" Tanya Angkasa begitu melihat Anna mendorong piring makanannya menjauh dengan wajah yang cemberut.

Anna mengangguk pelan kemudian menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangan.

Angkasa yang posisi duduknya begitu dekat dengan Anna mengusap rambut gadis itu yang Panjang dan berwarna sedikit coklat. "Masih ngantuk?" Anna menggeleng.

Ya jelas saja tidak ngantuk gadis itu sudah tidur sekitar enam jam sejak sore tadi bahkan sampai melewatkan makan malam. Mungkin disebabkan saat siang tadi Anna sempat meminum obat karena terus mengeluh sakit kepala. Jadilah efek obat itu membuat Anna tertidur lama dengan begitu pulas. Saking pulasnya Anna pasti tidak sadar kalau Angkasa sering menciumi wajah cantiknya saat dia tertidur. Ya, mau bagaimana lagi Angkasa gemas dan juga cowok itu merasa hampa karena seharusnya ini menjadi waktu emas untuk dia bisa flirting, cuddle, dan melakukan hal-hal romantis lain Bersama Anna. Tapi realitanya dia malah ditinggal tidur berjam-jam.

"Terus kenapa? Masih pusing? Masih ngga enak badan?" Lembut Angkasa sembari meneggakkan kepala Anna.

Anna menggeleng, masih enggan berbicara sepatah katapun sejak bangun tidur. Angkasa maklum karena sepertinya nyawa Anna belum terkumpul semua. "Terus kenapa hm?" Angkasa menarik Anna kedalam pelukkannya, mengusap bahu istrinya yang terasa sangat halus. Dia juga menghirup aroma tubuh Anna dalam-dalam. Aroma yang akan menjadi favourite untuknya.

"Kamu kenapa? Bosen?" Angkasa melonggarkan pelukkannya agar bisa menatap wajah Anna.

"Aku sebenernya pengen ngomong sesuatu sama abang." Jawab Anna tanpa melihat Angkasa. Gadis itu memilin-milin singlet putih yang saat ini dikenakan Angkasa.

"Yaudah ngomong aja, Ann. Mau ngomong apa?"

Anna menatap Angkasa sebentar lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Angkasa yang peka langsung memberikan instruksi lewat mata kepada asistennya agar semua pelayan dan bodyguard meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

"Sekarang tinggal kita berdua disini. Kamu mau ngomong apa?"

Anna menatap kedua mata Angkasa dalam diam. "I love you"

Angkasa sempat diam beberapa detik sebelum menerbitkan seulas senyum lebar. "Cuman mau ngomong itu aja?"

Sudah bisa dipastikan kalau tanggapan Angkasa akan membuat wajah Anna semakin mendung. "Um.. pasti buat abang itu nggak pentingkan?" Anna terkekeh kecil sambil menundukkan kepala.

Anna beranjak dari kursi karena tidak mendapat respon apapun dari Angkasa, gadis itu berniat untuk Kembali ke kamar melanjutkan tidurnya walaupun sudah pasti dia tidak akan bisa tidur lagi setelah tidur panjangnya tadi. Tapi baru beberapa kali melangkah Angkasa datang mendekat dan langsung merengkuh pinggangnya membuat Anna sedikit terkejut. "Ngagetin__mmphh"

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang