Jangan lupa tambahin cerita ini ke library atau pun reading list kalian ya..
SUDAH REVISI
Tadinya Angkasa ingin mengajak Anna untuk mandi bersama. Tapi rencananya yang itu sudah gagal karena Anna dengan keras menolak dan masuk kedalam kamar mandi mendahului Angkasa kemudian menguncinya dari dalam.
Angkasa kesal? Tentu saja. Tapi dia tetap tenang karena masih punya banyak rencana cadangan.
Angkasa menyemprotkan parfum khas dirinya ke seluruh penjuru kamar. Terutama diatas ranjang. Tidak lupa Angkasa juga menurunkan suhu AC menjadi sangat dingin lalu menyembunyikan remotnya ditempat yang tidak akan bisa Anna jangkau. Cowok itu juga menutup seluruh tirai tanpa celah sedikitpun. Mematikan lampu yang paling terang menyisakan dua cahaya lampu yang tidak terlalu terang, tapi tidak temaram juga. Cahaya yang pas sekali menurut Angkasa untuk momen seperti ini. Tidak lupa Angkasa mengunci pintu dan menyembunyikan acces card-nya.
Sembari menunggu Anna selesai mandi, Angkasa mencoba untuk memilih beberapa lagu yang akan dia dengarkan bersama Anna nanti. Cowok itu juga mempersiapkan sebuah hadiah kecil untuk istrinya di dalam sebuah kotak putih.
Cukup lama menunggu akhirnya Anna keluar dengan rambut basah dan sudah memakai dress tidur bertali kecil yang pendeknya satu jengkal diatas lutut. Warna dress itu soft pink sangat cocok dengan kulit Anna yang seputih salju. Warna-warna pastel seperti itu akan membuat Anna semakin bersinar.
Cukup lama Angkasa menatap Anna dengan segala ekspresi kagumnya. Entah berapa lama lagi Angkasa betah mengunci tatapannya pada Anna jika saja gadis itu tidak menegurnya.
"Kedip dulu kalau nggak kedip nanti matanya copot!" Canda Anna begitu saja kemudian berjalan melewati Angkasa yang sedang garuk-garuk kepala padahal tidak gatal.
Angkasa berjalan mendekati Anna yang kini sedang fokus mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. "Udah lah. Abang gantian mandi sana biar seger." Titah Anna yang tidak mendapat jawaban apapun dari mulut cowok itu.
Angksa malah semakin mendekat dan melingkarkan kedua tangannya di leher Anna. "Wangi banget sih jadi pengen cium-cium terus." Angkasa menempelkan hidungnya ke leher Anna membuat gadis itu geli.
"Abang apasih nempel-nempel gini." Racau Anna sambil berusaha menjauhkan tangan Angkasa yang ternyata tidak berhasil. "Awas dulu abangnya aku mau keringin rambut masih basah ini." Ucap Anna belum menyerah.
Angkasa menurut, dia melepaskan tangannya dari leher gadis itu kemudian mengambil alih hairdryer dari tangan Anna. "Biar aku bantu."
Anna diam. Membiarkan Angkasa membantunya mengeringkan rambut meskipun sebenarnya gadis itu sudah hampir pingsan karena perlakuan Angkasa yang semakin kesini semakin jago flirting. Degub jantung Anna menggila apalagi saat Angkasa dengan sengaja menggelitik telinganya. Anna tidak sepolos itu! Dia sangat paham akan tujuan dari semua tingkah laku Angkasa.
"Baju abang jadi ikutan basah. Agak jauhan dikit coba" Anna mendorong sedikit tubuh Angkasa kebelakang.
Angkasa tersenyum kecil dan kembali mendekatkan tubuhnya ke Anna. "Biarin aja. Aku juga belum mandi kok. Lagin udah terlanjur basah juga jadi sekalian aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Teen Fiction//ON GOING\\ Angkasa yang sama sekali tidak ingin berurusan dengan makhluk ribet bernama perempuan mendadak dibuat ketar-ketir oleh kepindahan tunangannya yang berasal dari korea selatan dan akan menetap di Indonesia. Bahkan kabarnya, gadis itu akan...