ANGKASA 10

1.7K 74 0
                                    

Jangan lupa tambahin cerita ini ke library ataupun reading list kalian ya!

___

SUDAH REVISI




Angkasa memasuki rumah dengan sangat terburu-buru kemudian langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Nafasnya berdegup sangat kencang ketika akan memutar knop pintu berwarna hitam yang membawanya masuk kedalam.

"Maaf, Ann."

Hanya itu kalimat yang mampu terucap dari bibirnya tatkala pintu hitam tersebut terbuka. Yang tanpa dia sangka Anna sudah berdiri tepat di hadapannya dengan raut wajah kecewa. Namun bukan ekspresi marah yang Angkasa dapat, melainkan senyum lebar gadis itu. Senyuman merekah yang menyiratkan sebuah keputus asaan.

"It's oke, Bang. Lagian aku sepenuhnya sadar diri kok kalau di hubungan ini cuman aku yang cinta sama Abang nggak ada timbal balik. Seperti yang Abang bilang tempo hari, aku nggak seharusnya berharap apapun."

Damn!

Angkasa merasa kalau dadanya seperti sedang dihantam oleh beban ratusan kilogram. Sesak. Sesak sekali saat menyaksikan sepasang bola mata Anna menyorotnya penuh luka. Bahkan untuk sekedar berkata pun lidah Angkasa terasa kelu.

"Memang cuman aku kan yang menginginkan pernikahan ini?" Kata Anna lagi di iringi dengan kekehan.

"Ann." Angkasa melangkah maju mendekati Anna.

Tapi setiap satu langkah Angkasa maju, maka gadis itu dua langkah mundur darinya.

"Maaf."

See? Angkasa yang begitu bodoh hanya bisa mengulang kata itu. Kata basi yang tidak ada zatnya lagi.

Anna tidak menjawab. Tapi tiba-tiba gadis itu berjalan mendekati Angkasa. "Ayok." Ajaknya sambil menggandeng tangan Angkasa membuat sang empu bingung.

"Udah lewat tengah malam, Ann. Butiknya pasti tutup." Cicit Angkasa membuat Anna kembali menatapnya. Kali ini dengan jarak yang sangat dekat.

"Aku tau." Jawab Anna. "Aku mau ajak Abang ketemu sama Mami Papi."

Angkasa menahan gerakkan Anna yang ingin melangkah.

"Abang mau minta maaf kan?" Sela Anna cepat sekali, bahkan sebelum Angkasa mengeluarkan suaranya.

"Ayo kita minta maaf bareng-bareng sama keluarga Abang."

"Ann..." Angkasa memutar sedikit tubuh Anna agar menghadapnya. "Yang salah itu gue, lo nggak perlu ikutan minta maaf." Kata Angkasa seraya mengusap bahu Anna lembut.

Cewek dengan dress pendek berwarna hitam itu menepis lembut kedua tangan Angkasa yang bertengger di bahunya. "Ayo kita minta maaf karena nggak bisa nurutin keinginan mereka untuk menikah besok pagi."

"Ann." Panggil Angkasa bernada memohon.

"Apa?" Jawab Anna pelan. "Aku nggak mau menikah sama orang yang bahkan aku sendiri nggak tau perasaannya untuk siapa. Aku berhak kan, Bang, memilih laki-laki mana yang pantas untuk jadi pendampingku seumur hidup? Aku cuman mau menikah satu sekali untuk selamanya. Karena pernikahan itu bukan mainan, dia sakral. Aku nggak akan menikah sama orang yang nggak mau menikah sama aku, Bang. Aku nggak mau menikah sama orang yang bahkan belum selesai sama masa lalunya." Cecar Anna dengan nafas memburu dan mata berkaca-kaca.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang