Prolog

7.7K 312 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Seorang lelaki terlihat keluar dari dalam taksi, dan ia telah disambut oleh banyak wartawan yang memberondonginya dengan berbagai macam pertanyaan. Ia tak memperdulikan para wartawan tersebut yang berusaha menanyainya, ia hanya terus berjalan dengan langkh lesu. Kedua matanya membengkak karena terus menangis, tubuh yang dibalut dengan coat berwarna coklat itu tampak terlihat kurus. Terlihat jelas bahwa pemuda lelaki tersebut sangat tertekan dengan kehidupannya.

"Apa yang terjadi sesungguhnya?"

"Apa kau benar-benar ingin mengambil kembali hak asuh putramu?"

"kenapa kau memberikan anakmu kepada orang lain, jika pada akhirnya kau memilih untuk mengambilnya kembali?"

"Apakah kau berselingkuh?"

"Tolong beri kami jawaban!"

Ia tak lagi peduli dengan pertanyaan-pertanyaan itu, ia terus berjalan sembari menatap gedung pengadilan di depannya. Lalu arah matanya bergulir ke samping dan menemukan suaminya yang berdiri di bawah pohon, menatapnya dengan iba dan khawatir. Mereka saling menatap satu sama lain untuk saling berkomunikasi melalui tatap mata itu. Ia menarik kedua sudut bibirnya secara perlahan, kala dirinya melihat sosok lelaki yang ia cintainya menyunggingkan senyuman untuknya. Seketika rasa ragu dan takut di dalam benaknyaa hilang, merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan dari sang pujaan hatinya.

Ia memutus kontak mata terlebih dahulu dan melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam gedung pengadilan tersebut. Senyuman diwajahnya tak pernah luntur, walau terlihat hanya senyuman tipis namun ada kelegaan yang tersemat di dalam senyumannya itu. Ia ingin hari ini cepat berakhir dan masalahnya cepat terselesaikan.

Sedangkan di luar gedung tepatnya di tempat parkir, seorang lelaki lainnya menatap kepergian pemuda tersebut dengan senyum miris dan juga tatapannya tak pernah lepas mengamati punggung ringkih itu. Ia menatap setiap pergerakan dari lelaki manis itu di balik kursi kemudi.

"Kau pria baik dan pengertian, melihatmu rasanya aku tidak sanggup. Mengingat berapa banyak dosa yang aku perbuat terhadapmu." Gumamnya dengan lirih dan penuh penyesalan.

Sedangkan di dalam gedung pengadilan, acarapun dimulai. Seorang lelaki dengan coat hitam yang membungkus tubuhnya, berdiri dengan tegak di depan pemuda lainnya yang hanya menatap tanpa ekspresi.

"Aku akan bertanya kepada penggugat untuk terakhir kalinya." Ujar Pemuda bercoat hitam itu sembari menatap tajam kearah pemuda bercoat coklat. "Apa kau menyesal? Telah menyerahkan anak mu padaku?" tanyanya kembali.

Last Promise [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang