17. "Papa"

11.1K 995 16
                                    

13.47wib
























































Jangan lupa vote nya ya.. komen juga😚





























Pagi ini Mingyu dateng ke rumah Ray, sebenernya setiap hari memang Mingyu selalu ke rumah Ray sih. Dia cuman pengen mastiin aja kalo Ray baik-baik aja.

Mingyu sebenernya bisa aja sih nelepon Ray, tapi teleponnya selalu aja gak diangkat sama Ray. Mingyu sih merasa wajar aja, mungkin Ray emang bener-bener butuh waktu buat sendiri.

Mingyu masuk ke kamar Ray, dan ngeliat calonnya itu masih kayak hari-hari sebelumnya, tetep mandang jendela kamarnya.

Mingyu menghela nafas pelan terus deketin badannya ke arah Ray, dia duduk disebelah Ray, jarak mereka deket banget.

"Jangan kayak gini terus, aku sakit liat kamu kayak gini." Kata Mingyu sambil elus pipi Ray yang mulai tirus.

Ray noleh ke Mingyu, dan merhatiin Mingyu intens.

Mingyu selalu ngasih perhatian-perhatian lebih ke Ray, Mingyu selalu nyamperin Ray sebelum dia pergi kerja, bahkan Mingyu udah ada di rumahnya di pagi buta.

Mingyu memang selalu khawatirin keadaan Ray, itu yang bisa Ray simpulin dari penglihatannya.

"Kita jalan-jalan yuk. Kamu gak bosen apa terus-terusan didalem kamar?" Ajak Mingyu.

"Aku capek." Jawab Ray terus ngalihin pandangannya dari Mingyu.

"Katanya kalo lagi hamil harus banyak gerak, sekali-kali lah kamu gerak, aku temenin." Mingyu narik tangan Ray pelan.

"Ih Mingyu aku gak mau, kok maksa sih." Kata Ray tapi nggak di perduliin Mingyu.

Mingyu tetep ajak Ray keluar rumah, gausah jauh-jauh cukup ditaman deket rumah Ray aja.

"Mah.. aku sama Ray keluar sebentar ya.." pamit Mingyu ke Mama yang ada di dapur.

"Oh iya, Ray nya dijagain ya Gyu.." kata Mama.

Setelah Mingyu mengiyakan kata Mama, lantas Mingyu menggenggam tangan Ray, Ray pun yang udah pasrah jadi gak bisa nolak.

"Kita jalan kaki aja ya.. aku denger kalo lagi hamil bagusnya jalan kaki." Kata Mingyu.

"Terserah kamu lah." Kata Ray yang sekarang sudah menyamakan langkah kakinya sama kaki Mingyu.

Mereka pun jalan kaki berdua sambil gandengan tangan, Mingyu sekali-kali melirik Ray, dia ngeliat ekspresi perempuan itu yang gak ada bedanya pas ada di rumah.

Mingyu menghela nafas kasar, dan itu buat Ray ngeliat ke arah Mingyu.

"Kenapa?" Tanya Ray bingung, gak biasa-biasanya Mingyu menghela nafas se gusar itu.

"Aku gak suka liat kamu yang tanpa ekspresi gini, aku tau kamu trauma atau shock tapi aku gak bisa kalo terus-terusan ngeliat kamu kayak gini."

Mingyu menghentikan langkahnya dan diikuti Ray, Mingyu menghadap ke arah Ray dan megang bahu sempit perempuan itu.

"Denger, hidup kamu tetep berjalan ke depan, gak seharusnya kamu selalu liat ke belakang, anggap semua kejadian yang kamu alami itu gak pernah terjadi, dan anak ini, anak ini anak kita." Mingyu menundukkan badannya dan menempatkan kepalanya tepat diperut Ray.

ᴋᴀꜱᴀʀ | ᴊᴜɴɢ ᴊᴀᴇʜʏᴜɴ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang