Prolog

6.5K 333 46
                                    

Fanny menerima dengan rasa yang tak terkira. Tidak dapat dilukiskan. Surat tugas pertamanya sebagai dokter, setelah sekian tahun belajar. Melalui tahapan perkuliahan, mengikuti kuliah pakar, tutorial, skill lab, praktikum, dan ujian. Selanjutnya untuk meraih titel dokter harus melalui program profesi atau istilahnya menjadi seorang koas. Tahapan koas ini dilaksanakan di Rumah sakit.

Fanny mengaplikasian semua ilmu kedokterannya kepada pasien yang sebenarnya yang telah dipelajarinya selama program perkuliahan kedokteran. Dalam program koas, dia sebagai calon dokter sudah bertindak sebagai dokter. Namun masih di bawah pengawasan pembimbingnya pada rumah sakit pendidikan terkait.

Selama hampir dua tahun Fanny di Rumah sakit itu, disanalah Fanny bertemu Armandio Lucas. Seorang dokter pembimbing yang tampan.

Fanny selalu teringat sikap manisnya setiap kali dia membantunya dan semua orang menyadari akan hal itu. Walaupun Fanny terkadang sedikit bertanya dengan sikap Armand yang terlihat begitu dekat dengan siapa pun.

" Gadis cantik, tolong bantu aku sebentar."

Itu panggilan Armand untuk Fanny dan selalu diucapkan dengan lembut dan bibir mengulas senyum. Siapa yang tidak merasa tersanjung karenanya.

Setelah menyelesaikan program profesi atau koas, Fanny harus melalui tahap yudisium sebagai tanda sah mengenakan titel dokter. Walaupun sudah melalui yudisium, namun dia tidak bisa langsung bebas untuk melaksanakan praktek. Dia terlebih dahulu harus mengikuti ujian kompetensi sebagai dokter. Sebagai standarisasi bahwa dia bisa menjadi dokter yang setara dengan yang lain.

" Aku akan membantumu mengurus surat tanda registrasi, gadis cantik. Asalkan kau bersedia untuk jadi kekasihku." Ucap Armand dengan senyum dan mengedipkan sebelah matanya.

Fanny tersenyum menatapnya lalu anggukan kepalanya terjadi begitu saja tanpa dia sadari. Armand tertawa sambil membawa tubuhnya ke dalam pelukannya. Bahagia. Entahlah, yang gadis itu rasakan hanya rasa suka yang tak terkira. Mendapatkan perhatian dari dokter tampan yang disukai banyak orang. Apalagi dia memintanya untuk menjadi kekasihnya. Gadis itu jadi tertawa senang.

" Bagaimana surat izin prakteknya, sudah keluar?" Tanya Armand sore harinya, setelah Fanny mendapatkan surat tugas itu siang hari tadi.

Mereka bertemu di Coffee shop dekat Rumah sakit tempat lelaki itu bertugas. Fanny mengangguk ringan dengan wajah kurang suka. Armand sangat menyadari itu.

" Ada apa, bukankah ini yang kau tunggu tunggu selama ini, gadis cantik. Mendapatkan surat izin praktek internship?" Tanyanya sambil mengusap pipi Fanny lembut.

" Ya, tapi tidak juga harus di Barak Militer." Ucap gadis itu terlihat sedih. Armand tersenyum menanggapinya.

" Hanya satu tahun, sayangku." Ucap Armand sambil menatap gadis cantik di hadapannya.

" Apa kau akan sering berkunjung?" Tanya Fanny kemudian setelah agak lama gadis itu termenung. Gadis itu membayangkan Barak Militer yang pasti dipenuhi banyak lelaki yang selalu berkeringat dan bertampang kaku. Gadis itu menggedikkan bahunya.

Armand menatap gadisnya dengan senyum lembut. Kepalanya segera mengangguk pasti. Memberikan bulir ketenangan untuk gadis yang menjadi kekasihnya itu.

" Aku akan mengunjungimu sesering mungkin. Aku berjanji." Ucap Armand. Matanya menatap Fanny dengan binar lucu. Fanny tersenyum. Dia percaya.

" Gadis cantik, aku tidak bisa mengantarmu. Aku harus kembali ke Rumah sakit." Ucap Armand tenang.

" Aku bawa mobil." Ucap Fanny cepat.

" Baiklah. Pulanglah. Istirahat ya gadis cantik." Ucap Armand dengan penuh perhatian.

Fanny mengangguk. Gadis itu  kemudian bangkit dari kursinya lalu siap melangkah, ketika Armand menarik tangannya lalu menariknya ke dalam pelukannya.

" Hati hati ya." Ucap Armand di telinga gadis itu yang mengangguki ucapannya.

Armand menatap kepergian Fanny dengan senyum. Lelaki itu tidak langsung pergi tapi kembali mendudukkan dirinya. Seorang wanita cantik berjalan gemulai menghampirinya dengan tangan terentang.

" Gadis cantikku." Ucap Armand sambil memeluk wanita itu. Ciuman ringannya mendarat di bibir wanita yang terlihat senang menyambutnya.

Armand tidak pernah tahu bahwa kelakuannya itu diperhatikan oleh Fanny yang kembali ke tempat itu karena kunci mobilnya tertinggal.

" Maaf, aku hanya akan mengambil kunci mobilku." Ucap Fanny sambil berlalu setelah menyambar cepat kunci mobilnya. Armand terhenyak menatapnya. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

*Aku buat cerita ini karena ada request dari momRisyadanrina

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen ya..thank you... I Love All of You...❤❤

My War Girl ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang