The first selfishness

1.9K 130 68
                                    

Pagi ini Fanny terlihat lebih segar. Pipinya yang terlihat agak berisi bersemu merah muda. Begitu cantik berpadu dengan manik mata emerald beningnya dan bibir dengan senyum manisnya. Rambutnya yang tampak berkilau diterpa sang mentari pagi, membuat berpasang mata menatapi wanita yang melenggok sangat cantik berpeluk tangan kokoh suaminya.

" Kenapa mata mata jahat itu menatapi Istriku?" Ketus Maxwell yang seakan tidak rela wanita tercintanya dikagumi banyak orang.

" Karena aku cantik." Ujar Fanny tenang. Maxwell mendengus.

" Ingat Nyonya Moretti, kau milikku." Ketus Maxwell lagi sambil merengkuh pinggang Fanny gemas.

" Aku tidak pernah menyangkal itu, Tuan." Timpal Fanny yang langsung mendapatkan ciuman dibibirnya, setelah dengan cepat Maxwell menghadapkan tubuh Istrinya ke hadapannya.

Lalu berpasang mata itu beralih, setelah melihat Maxwell tidak hanya mencium tapi melumat lama bibir wanitanya. Seolah mengabarkan pada semua, bahwa wanita cantik itu hanya miliknya. Maxwell kemudian menentangkan tatapan, berkeliling menatap sekitar. Tatapan tajam yang seakan siap membunuh siapa pun. Fanny menunduk sambil mengulum senyum mendapatkan dan melihat perlakuan Suaminya itu.

" Mereka tidak tahu, siapa aku ini. Aku bahkan siap mati untuk mempertahankan milikku ini." Umpat Maxwell sambil merengkuh tubuh Istrinya. Fanny mengusap lembut punggung Suaminya lalu dengan berjinjit menyampaikan bibirnya ke bibir lelaki yang sedang kesal itu.

" Kau Komandan galak tercintaku. Suami tampanku. Lelaki keras kepala pujaanku." Lembut suara Fanny terdengar, membuat bibir Maxwell mengembangkan senyumnya.

Kemudian mereka melangkah memasuki Taman Lemur yang merupakan sebuah kawasan kebun raya atau cagar alam yang berjarak sekitar 22 km dari Antananarivo. Sebenarnya jarak yang cukup jauh dari penginapan tapi untuk menuju ke tempat wisata ini, sudah tersedia shuttle bus dari Antananarivo yang dapat dipesan untuk perjalanan ke Taman Lemur ini.

" Di taman ini, dapat menemukan 7 jenis lemur yang hidup secara bebas. Selain itu, di sini juga terdapat 70 lebih spesies tanaman endemik Madagascar." Ucap pemandu wisata sambil menatap Fanny yang terlihat berbinar senang. Maxwell berdecak kesal.

" Taman Lemur ini diresmikan pada tahun 2000 oleh Laurent Amouric dan  Maxime Allorge." Ucap pemandu itu lagi sambil kembali menatap Fanny.

" Selain lemur, mereka juga merawat beberapa jenis reptile disini. Seperti kura-kura, bunglon, dan juga iguana."

Maxwell cepat menarik Istrinya itu, meninggalkan si pemandu wisata yang jadi terbengong menatapnya. Maxwell kesal melihat pemandu itu, yang terus saja tersenyum genit ke arah Istrinya. Fanny jadi menahan tawanya, melihat Suaminya yang tak henti menggerutu dengan kesal.

" Inginnya aku mencolok mata bulatnya yang jelek itu. Seenaknya memandangi Istriku atau sekalian saja aku congkel keluar, biar tidak bisa melihat lagi."

" Kesal sekali aku, melihat dia seolah mencari peehatianmu. Menatapimu seakan kau hanya berjalan sendirian. Seandainya saja aku boleh menembak kepalanya itu. Membuat isi kepalanya itu berhamburan keluar."

Fanny segera memeluk tubuh besar Suaminya yang sedang kesal itu dari samping. Merebahkan dengan manja kepalanya di lengan kokohnya. Seolah ingin meredam rasa amarah yang ada di diri Suaminya itu.

" Maxwell, sayang. Aku rasa cukup aku melihat Lemur hari ini. Ayolah sekarang kita ke Piraten museum. Aku ingin sekali melihat museum yang menyimpan artefak bersejarah serta dokumen penting tentang sejarah perompak di Madagascar." Ucap Fanny dengan suara manja sambil menarik tangan Maxwell keluar dari Taman Lemur.

" Ini adalah museum bajak laut pertama dan menjadi satu-satunya museum bajak laut di Madagascar." Ucap Fanny lagi masih dengan suara manjanya. Wanita itu seakan tahu bagaimana caranya membuat hati Suaminya yang sedang kesal kembali baik dan tenang.

Maxwell menatap gemas Fanny yang terlihat manja. Dengan cepat Maxwell melumat bibir Istrinya. Menyecapnya, meredakan amarahnya.

" Kau sangat menyebalkan Fanny. Sangat menyebalkan. Kau seakan penawar rasa marahku. Pengobat rinduku dan penuntas gairahku. You're everything to me, baby." Bisik Maxwell dengan suara frustasi. Fanny tersenyum mendengar ungkapan hati Suaminya. Lalu dengan tanpa beban mencium pipi lelaki itu.

" Kali ini tidak ada lagi pemandu." Gumam Maxwell seakan ancaman. Fanny hanya tersenyum menanggapi Suaminya itu.

My War Girl ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang