The first pretension

1.7K 122 25
                                    

Ngidam sebenarnya tidak ada dalam istilah kedokteran. Keadaan itu ada di kepala Ibu hamil dan merupakan salah satu hasil dari perubahan dari hormon saat hamil. Bahkan beberapa ahli mengatakan ngidam adalah bentuk penghindaran dan juga perlindungan dari makanan. Kata kata Siobhan Dolan, MD, direktur medis March of Dimes Birth Defects Foundation. Seakan terus berputar di pikiran Fanny.

" Menurut Dolan. Ngidam itu sebagai bentuk penghindaran dan juga pelindungan terhadap makanan. Ini terjadi karena ketika hamil keluarga atau ibu hamil akan cenderung takut jika mengonsumsi makanan tertentu yang mungkin akan berakibat pada perkembangan janinnya." Ucap Fanny sambil menatap Maxwell yang duduk sambil memangku kaki Istrinya itu. Tangannya memijit perlahan betis mulusnya.

" Akhirnya dibuatlah sebuah konsep di pemikiran yang berpengaruh pada keyakinan ibu untuk mengalihkan ketakutan itu dengan mengonsumsi makanan lain yang dianggap lebih aman, begitu?" Tanya Maxwell sambil menatap Fanny yang menganggukan kepalanya berkali kali.

" Dengan kata lain, tubuh Ibu hamil mengirimkan sinyal tentang apa yang dibutuhkan dan otak atau hasratnya itu akan berputar secara alami ke sesuatu yang menurutnya enak dan kadang hal itu bisa jadi aneh." Ucap Fanny sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Maxwell yang langsung saja merengkuhnya.

" Seperti aku saat ini yang mengidam kentang goreng pakai mayo. Mungkin itu adalah seruan tubuhku bahwa dia sedang butuh potassium atau vitamin A." Ucap Fanny lagi dengan senyuman manjanya. Maxwell berdecak sambil mencium pipinya.

" Tapi kenapa kau butuh itu?"

Maxwell mencubit pelan pipi yang barusan saja diciumnya. Pipi yang kini lebih berisi dan selalu bersemu merah.

" Ibu hamil cenderung menginginkan dan membutuhkan sesuatu dalam jumlah yang tinggi dan banyak. Dengan sesuatu yang mereka toleransi bisa dimakan," Jawab Fanny tenang.

" Baiklah Nyonya Moretti, aku akan meminta Shaw untuk membelikanmu kentang goreng pakai mayo. Sebanyak apa yang kau mau, baby."

Maxwell berucap ketus dan segera saja beranjak dari duduknya. Fanny tersenyum puas menatapnya. Tapi sebelum lelaki itu sampai di depan pintu. Fanny berteriak.

" Sayang, aku mau cokelat almond juga dan aku tidak mau Shaw yang membelinya. Aku mau kita yang pergi."

Maxwell langsung memutar tubuhnya dan menatap Istrinya yang dengan ringan dan bibir mengulas senyum berjalan ke arahnya. Maxwell menghela napasnya.

" Tapi di luar hujan deras, sayangku. Cintaku. Wanita cantikku." Ucap Maxwell penuh penekanan disetiap katanya. Fanny tertawa tanpa dosa.

" Aku juga ingin hujan hujanan." Ucapnya singkat. Maxwell berdecak lalu menggelengkan kepalanya.

" Nanti kau kedinginan." Cegah Maxwell yang jadi sedikit tidak tega melihat wajah memohon Istrinya.

" Tapi ada kau yang akan memelukku dan membuatku selalu hangat." Fanny merajuk. Membuat Maxwell gemas. Lelaki itu mencium bibir yang kini mengerucut lucu itu.

" Tapi janji jangan sakit ya." Maxwell menatap Fanny yang mengangguk dengan tangan memukul lengan Suaminya itu.

" Aku ini dokter, Maxwell." Tegasnya.

" Apa dokter tidak bisa sakit, baby?" Maxwell menatap Fanny dan kembali mencium bibirnya yang kembali akan bersuara.

" Ayo pergi. Di mobil ada jas hujan dan kau harus memakainya." Ucap Maxwell sambil menaut jemari Fanny, menuju mobil.

" Kita akan berjalan di tengah hujan deras asal aku memakai jas hujan ini?" Tanya Fanny dengan nada riang begitu Maxwell menyerahkan jas hujan kehadapannya. Maxwell segera mengangguk.

" Nanti saja dipakainya jika sudah mau turun." Cegah Maxwell yang melihat Fanny akan memakai jas hujannya. Wanita itu mengangguk patuh.

" Untung kau hanya meminta kentang goreng dan berjalan jalan di bawah hujan. Bagaimana jika kau meminta pasir pantai dan berjalan jalan di aspal basah." Gerutu Maxwell sambil menyetir. Fanny tertawa pelan.

" Ehm, aku sebenarnya sangat ingin sekali menaruh sabun pembersih tangan yang berwarna pink itu di atas cheeseburger. Sepertinya enak sekali. Saat ini aku mulai memikirkan untuk melakukannya."

Maxwell langsung melotot menatap Fanny. Dengan tegas lelaki itu juga menggeleng.

" No, baby. Jangan pernah berpikiran seperti itu." Suara Maxwell yang bernada tinggi membuat Fanny tergelak. Dia menatap Suaminya itu lalu disela gelaknya dia berucap dengan nada nakal.

" Just kidding, baby. Just kidding."

Maxwell merengkuh tubuh yang bergetar karena tawa itu. Menciumi dengan gemas sisi kepalanya.

" Don't kidding me like that, baby."


My War Girl ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang