8-KEMBALI LAGI

379 46 35
                                    

3 bulan setelah acara sekolah selesai, semuanya kembali seperti semula. Ya seperti dulu,kembali lagi. Farel yang sibuk dengan kegiatan osisnya, Putra yang sibuk dengan jadwal latihan basketnya karena setiap hari mereka latihan untuk perwakilan sekolah dalam ajang lomba bola basket tingkat nasional lusa nanti. Dimas yang sekarang menjabat sebagai ketua photography pun juga sama sibuknya karena ada beberapa anak muridnya yang perlu berlajar lebih dalam hal memotret. Sedangkan 2 teman Rani, Dewi dan Adel akhir akhir ini sering meninggalkan kelas karena proposal yang salah terus menerus. Mengingat mereka berdua ini menjabat sebagai sekretaris di osis. Sherly juga seperti itu, dia kira menjabat sebagai bendahara di osis itu gampang, tapi nyatanya dia harus bolak balik dari kelas satu ke kelas yang lainnya hanya untuk menagih uang kas. Karena setiap rapat kata Sherly semuanya tidak ada yang mau membayar, rasanya Sherly ingin memundurkan diri saja dari osis.

Rani? Dia diam saja di kelas. Tidak ada kegiatan apapun selain belajar dan pergi ke kantin. Untuk saat ini belum ada lomba drumband di kotanya, ya dia justru senang karena tidak latihan dan tidak capek tentunya. Emang jiwa rebahannya ini udah mendarah daging, jadi bingung kalo mau ikut kegiatan susah banget ninggalin rebahannya itu. Seakan akan si kasur bilang "kamu pilih aku apa dia?!" Hemmmmm......

Dulu, Rani sempet disuruh jadi osis karena bakat dia dalam bidang kreatifitas dan bertanggung jawabnya itu sempat membuat kagum kepala sekolah. Tapi Rani nolak ajakan tersebut dengan alasan dia gamau quality time bareng keluarga bakal kepotong karena tibatiba ada rapat dadakan. Bahkan percaya diri banget Rani bilang kalo dia gamau jadi pembantu sekolah.

Murit barbar:)
.
.
.
.
.

"Oke, karena waktunya istirahat jadi kita lanjut di pertemuan berikutnya, siap-siap untuk Rani karena 2minggu lagi osn akan dilaksanakan. Tetap jadi kebanggakan sekolah oke?"

"Iya pak"

"Lo pada kekantin kaga?" Tanya Rani kepada tiga temannya, tapi ketiganya samasama menggelengkan kepalanya karena alasan sibuk dengan osis.

"Lo sendiri dulu aja Ran, kita mau rapat osis dulu, bentar lagi kan basket tanding jadi kita mau bahas soal itu" ucap Sherly sebagai perwakilan mereka bertiga.

"Oh oke, semangattttt" kata Rani sambil mengepalkan tangannya dengan senyum manis di wajah bulatnya. Benar benar manis.

Gabisa dipungkiri lagi, osis memang salah satu organisasi yang memang selalu sibuk setiap harinya. Apalagi akhir akhir ini sedang ada beberapa kegiatan dan lomba, seperti basket yang akan diadakan lusa nanti. Dan itu juga diadakan di sekolah mereka, Rani bisa memaklumi semua alasan temannya. Rani tau sekali betapa sibuknya mereka, Rani nggamau maksa. Buat apa? Daripada pertemanan mereka hancur cuma garagara kaya gini doang? Mending Rani ngalah.

Rani berjalan santai meninggalkan kelas dan segera menuju kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Masa bodoh dengan temannya yang sibuk, Rani tadi hanya mengajak mereka. Mau mereka mau ataupun tidak rani akan tetap pergi ke kantin. Ya dia benar benar lapar.

Kelas Rani itu kelas yang paling jauh dari kantin. Tempatnya ada di pojok sendiri deket lab bahasa. Jadi dia harus melewati semua kelas kalau ingin mengambil jalan pintas, dan Rani yang ingin berjalan jalan terlebih dahulu mengambil arah yang agak jauh untuk sampai ke kantin. Dia harus melewati beberapa ruang guru, aula, dan semua kelas baru akan sampai di kantin. Akan tetapi baru sampai aula Rani sudah mendapat satu teman mengobrol. Dimas.

"Kaga rapat osis lo dim?"

"Rapat? Gaada rapat Ran, lagian tadi pagi buta juga udah rapat, masa rapat mulu mau bahas apaan juga?"

Rani mengangguk anggukkan kepalanya paham, tidak ada terkejutnya sama sekali. Ya Rani sudah mulai terbiasa dengan ini. Beberapa kali dia mengajak ketiga temannya ini untuk sekedar pergi ke taman sekolahan atau mencari udara di rooftop. Tapi mereka selalu menolaknya dengan alasan masih sibuk dengan organisasinya. Akan tetapi yang terjadi justru berbanding terbalik, saat Rani ingin pergi ke taman, justru ia melihat ketiga temannya tersebut di kelas sebelah sedang mengobrol bahkan bercanda. Tidak ada buku atau laptop yang menjadi alasan rapat.
.
.
.
.
.

Putih Abu-Abu(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang