Mungkin sebagian orang jika ingin sendiri mereka akan pergi ke taman,rooftop, atau apalah yang sepi dan jarang dikunjungi. Itu tidak bagi Rani. Kantin adalah satu satunya tempat yang membuatnya tenang. Tenang fikiran dan tenang perut.
Pop ice rasa Taro dipadu dengan 3 bungkus indomie ayam geprek. Pas sekali, cuacanya yang panas, moodnya juga sedang buruk ditambah mi yang lumayan pedas membuat suasana hatinya menjadi membaik.
"Hhhhhh mendingan" katanya.
Biasanya disaat moodnya sedang memburuk seperti ini teman temannya akan membuat moodnya membaik, dengan mengajaknya bermain atau membolos ke warung sebelah. Tapi mungkin sekarang semuanya akan terlihat lebih canggung karena kejadian tadi pagi.
Bicara tentang tadi pagi, semua yang keluar dari mulut Rani spontan saja. Semuanya ia lakukan agar tidak memperburuk keadaan. Bahagia? Omong kosong. Justru ia akan semakin sakit melihat percintaan sahabat dengan 'gebetannya' dari kelas 10.
Pov Rani.
Gatau juga, rasanya nyesel banget ngebacot gaguna kaya tadi. Semuanya nano nano banget, demi sahabat sendiri, gw relain si Putra. Yaallah kalo nginget nginget rasanya mau banting sendal jepit.
Biar gw kasih tau lebih jauh tentang Sherly.
Kaila Sherly Sifabella. Cantik? Jelas. Dia putih, mulus, giginya rapi, bibirnya warna pink, badannya modelable, senyumnya memikat banget. Apalagi kalo ketawa, yaallah itu kalo gw cowok juga demen sama dia.
Sherly itu bener bener sahabat gw dari gatau kapan, seinget gw itu duluuuuu banget dia kerumah sama ibuknya nganterin makanan. Kata bunda sih Sherly pindahan dari Korea. Gasalah lagi sih mukanya aja udah kaya artis artis korea. Siapa namanya? Yang nyanyi solo solo itu, jeni red velvet? Bodoamat anjir gw gademen sama korea.Si sherly ini juga anak orang kaya. Ya sebelas dua belas lah sama dewi, cuma bedanya kalo dewi itu modelan anak yang bodoamat sama barang, jadi selagi dia masih mampu beli barang barang itu, mau kalian ambil juga dia bodoamat. Nah si Sherly ini modelan anak yang bakal ngasih sesuatu ke orang itu kalau emang penting dan mepet. Tapi ngasihnya ga nanggung nanggung. Sekali kasih juga bisa selusin dua lusin.
Sherly ini juga anaknya baikkkkkk banget, hampir rutin setiap bulan dia pergi ke panti asuhan buat ngasih barang barang ke anak panti, anak panti juga selalu seneng kalo dijenguk sama si Sherly. Gimana ga seneng orang kalo ngasih barang semuanya baru mana bermerek lagi.
Pernah sekali dia ngado gw satu jam tangan gucci yang setelah gw cek harganya itu bisa buat gw idup setaun. Bayangin aja, satu biji jam tangan, yang fungsinya cuma ngecek jan doang harganya bisa semahal itu. Dan sampe sekarang masih gw simpen di lemari, ga, jam tangan itu gaboleh gw pake karena kalo tau tau itu jam rusak, gw yakin ngebenerinnya bisa ngabisin duit jajan gw berbulan bulan.
.
.
.
.
.Pov author.
Selalu gini, lagi enak enaknya makan sambil ngebayangin main bareng di Malaysia sama boboiboy, ada aja yang ngusik ketenangan Rani. Udah tau mood Rani kali ini dalam mode "senggol bacok". Apalagi yang sekarang menemuinya si tetangga sebelah, pak tua Dimas. Wuahhh Rani pengen banget nyolok itu matanya, untung dia masih waras dan gamau di penjara, jadi ya dia cuma sekedar mukul mukul badan Dimas berharap semua kekesalan yang dia simpan sejak tadi menjadi sedikit menghilang.
Dimas yang mendapat serangan mendadak niatnya mau menghindar, tapi melihat keadaan Rani yang kacau ditambah suasana hati temannya ini sedang buruk, dia merelakan tubuh indah dan berototnya itu untuk samsak dadakan bagi Rani. 'gapapalah sekali kali ngremukin badan, udah lama juga ga berantem' batinnya.
"Kenapa gw tolol banget sih urusan cinta. Gw bego, bodoh. Udah tau si serli suka sama Putra kenapa gw lancang banget ngerusak hubungan mereka. Gw jahat dim, gw jahat" Runtuh sudah benteng pertahanan Rani. Cairan bening yang sedari tadi ia tahan kuat kuat akhirnya berhasil keluar dari mata indah Rani. Melihat dimas, memori Rani seakan terputar kembali dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
Bahu ternyaman setelah bapak dan saudara kandungnya. Dimas Surya Pratama. Teman, sahabat, tetangga, musuh, saudara, kakak, semua ada dalam diri Dimas. Rani bahkan dulu juga sempat berfikir kenapa bukan Dimas saja yang mengisi hatinya? Jelas jelas peran Dimas dalam hidupnya sudah lebih dari seorang sahabat ke Rani. Tapi sekali lagi ini urusan cinta. Siapa yang mau menolak takdir? Dunia ini sudah ada yang mengatur. Hidup, mati,uang, dan cinta. Kita sebagai manusia hanya mengikuti skenario yang Tuhan berikan. Mau menghindar seperti apapun kita tetap tidak bisa. Tuhan maha tau, Tuhan maha melihat dan Tuhan maha adil.
Semuanya sudah adil, semuanya sudah dibagi sesuai proposi masing masing. Dan sekarang Rani tau apa yang harus ia lakukan. Mundur dan membiarkan cinta itu berlaku adil seperti yang seharusnya takdir lakukan.
.
.
.
.
."Stop nangis dalam 2 menit, gw traktir makan di geprek as salam" Rayu Dimas. Dia tau sekali Rani tidak akan pernah terpisahkan oleh Ayam Geprek. Apalagi dia menawarkan di kedai Geprek yang menurutnya paling enak dari seluruh kedai geprek yang pernah dia jamah di kotanya. Apalagi as salam sudah bercabang cabang sampai keluar kota, bisa bayangin sendiri gimana enaknya?
2 menit? Bahkan setelah Dimas merayu seperti itu Rani langsung melepas pelukannya, membuang ingus dan membersihkan sisanya di baju dimas. Setelah itu dia berhenti menangis. Hebat sekali, 20 menit dia menangis, mengumpat dirinya sendiri bahkan dia juga memukul sadis dada temannya ini, tapi hanya karena sogokan ayam geprek 15ribu+es teh dan sepiring nasi dia langsung diam. Dimas jadi berfikir yang aneh aneh tentang Rani, gimana kalo dia diculik dengan embel embel mau ditraktir ayam geprek. Naujubilah deh
"Geprek doang nih? Lesehan 88 dong sekalian hehe"
Wes dike i ati jek njaluk sewiwi.
"Gantinya lo bersihin kamar gw sama kabel ps yang udah belibet"
"Deal!"
.
.
.
.
.Semuanya benar benar keluar dari rencana, setelah habis 2porsi ayam geprek, 2 porsi ayam bakar madu yang ukuran paling besar, 3 esteh dari belasan kerupuk Rani masih mau pergi ke kedai dapur nenek. Kedai yang sangat terkenal dengan sotonya. Dimas juga sudah menolak mentah mentah tawaran dari Rani, gimana bisa perut kecil Rani bisa muat begitu banyak porsi makanan yang seharusnya itu menjadi porsi seorang kuli bangunan. Bahkan Dimas yang sebesar itu porsi makannya tidak segila Rani. Yang benar saja, bisa bisa dia menghilangkan abs kesayangannya jika meniru perbuatan Rani tadi.
Tapi karena embel embel "Seminggu deh seminggu gw bawain bekel. Dimasakin Bunda, boleh rikues deh. Terserah" Mau tidak mau ya dia harus menerima tawaran ini, toh dia sendiri juga enggan rasanya jika menolak masakan dari bunda. Rasanya itu lo, persis masakan restoran bintang lima.
.
.
.
.
."Assalammualaikum Bunda"
Setelah mengisi perut karetnya, jam 3 sore dia baru pulang tapi dari janjinya tadi dia harus membersihkan kamar tetangganya dulu baru dia diijinkan untuk pulang ke rumahnya. Rani kira kamar Dimas tidak seberantakan yang Rani pikirkan. Tapi ternyata pemikirannya itu melenceng jauh dari apa yang dia lihat sekarang. Handuk, snack, jins,kaos,selimut,gelas, bahkan kardu bekas pizza masih bersarang di kamarnya. Kabel ps milik Dimas juga ternyata merumitkan. Kelilit sana sini, kegabung, ketali. Merepotnya sekali.
1 jam lebih dia membersihkan kekacauan kamar tetangganya ini, dan saat sampai di rumah dia mendapati Bundanya yang sedang memasak masakan kesukaannya. Ceker goreng.
"Asique makan la-"
"Eh, kok lo ada disini?"
.
.
.
.
.VOMENT ADALAH MENING!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-Abu(END)
HumorYang humornya dollar gausah baca tq. . . . . . Dia itu candu banget, setiap pelajaran MTK buku belakang gw selalu isinya nama dia. Namanya Yudistira Putra Adyatma. Si ketua basket yang bikin seantero sekolahan muji muji dia karena tampan. Ga salah...